Bupati Bantaeng Dorong Petani Produksi Pangan Organik
loading...
A
A
A
BANTAENG - Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mendorong para petani di Kabupaten Bantaeng untuk memproduksi pangan organik.
Hal itu diungkapkan Ilham Azikin saat berkunjung di Kawasan Perkebunan Kelompok Wanita Tani (KWT) Batu Sisi, di Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Rabu (30/6/2021) lalu. Pada kunjungan ini, Ilham Azikin memantau proses penanaman pangan organik oleh petani-petani wanita.
Diketahui, produk-produk pertanian organik jauh lebih sehat dikonsumsi dibandingkan produk-produk pertanian non-organik yang kemungkinan telah tercemar oleh residu pestisida dan herbisida.
Meski jika dibandingkan dengan biaya, produksi pangan organik memang cenderung lebih mahal. "Dari sisi produksi, tentu produksi pertanian alami lebih mahal dibanding dengan hasil pertanian kimia," jelas dia.
Ilham berharap, KWT ini bisa segera melakukan sertifikasi pertanian organik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pasar hasil produksi pertanian ini. "Kita harapannya label pertanian organik ini bisa melekat di Bantaeng," katanya.
Ketua KWT Batu Sisi, Irda mengatakan, KWT ini sudah ada sejak 2015 lalu. Tahun ini, KWT baru mendapat bantuan dari pemerintah untuk pengembangan tanaman pekarangan.
"Kita baru mendapat bantuan tahun ini. Bantuan ini kita gunakan dengan baik untuk pengembangan potensi pertanian oleh kelompok wanita," jelas dia.
Dia mengatakan, sejauh ini, sudah ada banyak pertanian alami yang dikembangkan. Bahkan, KWT ini sudah mulai mengembangan pembenihan seperti mangga. Semua proses pertanian ini dilakukan secara alami tanpa menggunakan pupuk kimia.
Hal itu diungkapkan Ilham Azikin saat berkunjung di Kawasan Perkebunan Kelompok Wanita Tani (KWT) Batu Sisi, di Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Rabu (30/6/2021) lalu. Pada kunjungan ini, Ilham Azikin memantau proses penanaman pangan organik oleh petani-petani wanita.
Diketahui, produk-produk pertanian organik jauh lebih sehat dikonsumsi dibandingkan produk-produk pertanian non-organik yang kemungkinan telah tercemar oleh residu pestisida dan herbisida.
Meski jika dibandingkan dengan biaya, produksi pangan organik memang cenderung lebih mahal. "Dari sisi produksi, tentu produksi pertanian alami lebih mahal dibanding dengan hasil pertanian kimia," jelas dia.
Ilham berharap, KWT ini bisa segera melakukan sertifikasi pertanian organik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pasar hasil produksi pertanian ini. "Kita harapannya label pertanian organik ini bisa melekat di Bantaeng," katanya.
Ketua KWT Batu Sisi, Irda mengatakan, KWT ini sudah ada sejak 2015 lalu. Tahun ini, KWT baru mendapat bantuan dari pemerintah untuk pengembangan tanaman pekarangan.
"Kita baru mendapat bantuan tahun ini. Bantuan ini kita gunakan dengan baik untuk pengembangan potensi pertanian oleh kelompok wanita," jelas dia.
Dia mengatakan, sejauh ini, sudah ada banyak pertanian alami yang dikembangkan. Bahkan, KWT ini sudah mulai mengembangan pembenihan seperti mangga. Semua proses pertanian ini dilakukan secara alami tanpa menggunakan pupuk kimia.
(agn)