Ridwan Kamil Sebut Jabar Provinsi Paling Rawan di Tengah Darurat COVID-19
loading...
A
A
A
"Strategi keenam, kita ada green economy seperti program pengganti baru bara dari sampah perkotaan hingga penggunaan mobil listrik dan terakhir kami akan fokus ke ekonomi lokal dan regional dan tidak akan terlalu fokus pada ekonomi internasional," benernya.
Menurutnya, tren ekonomi Jabar kini mulai menunjukkan perkembangan yang positif yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas ekspor dan investasi di Jabar.
Bahkan, kata Kang Emil, ekspor Jabar kini berada di peringkat teratas secara nasional dengan volume ekspor mencapai 16 persen dari total volume ekspor nasional. Selain itu, aktivitas investasi di Jabar pun sampai saat ini menjadi yang terbesar secara nasional.
"Kita sudah mendekati positif dimana pertumbuhan ekonomi yang sempat tertekan di triwulan II 2020 yang mencapai minus 5,91 persen, sekarang di triwulan I 2021 sampai Maret 2021 tercatat minus 0,83 persen. Kalau kita melihat tren, insya Allah kita sudah masuk ke zona positif," jelasnya.
"Mesin ekonomi ini sudah kembali hidup. Kemudian, indeks keyakinan konsumen juga sudah meningkat dan belanja pemerintah terus kita tingkatkan sebagai stimulasi penguatan ekonomi," lanjut Kang Emil.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil kembali menekankan bahwa penerapan PPKM mikro sangat berhasil alam upaya mengendalikan COVID-19 selama tidak didisrupsi oleh libur panjang.
"Satu komando juga menjadi penting, jangan sampai mengendalikan covid dengan multiintruksi, satu komando ini menjadi upaya pengendalian lebih baik," tandas Kang Emil seraya berharap, tekanan COVID-19 pasca-Lebaran 2021 dapat segera dikendalikan.
Menurutnya, tren ekonomi Jabar kini mulai menunjukkan perkembangan yang positif yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas ekspor dan investasi di Jabar.
Bahkan, kata Kang Emil, ekspor Jabar kini berada di peringkat teratas secara nasional dengan volume ekspor mencapai 16 persen dari total volume ekspor nasional. Selain itu, aktivitas investasi di Jabar pun sampai saat ini menjadi yang terbesar secara nasional.
"Kita sudah mendekati positif dimana pertumbuhan ekonomi yang sempat tertekan di triwulan II 2020 yang mencapai minus 5,91 persen, sekarang di triwulan I 2021 sampai Maret 2021 tercatat minus 0,83 persen. Kalau kita melihat tren, insya Allah kita sudah masuk ke zona positif," jelasnya.
"Mesin ekonomi ini sudah kembali hidup. Kemudian, indeks keyakinan konsumen juga sudah meningkat dan belanja pemerintah terus kita tingkatkan sebagai stimulasi penguatan ekonomi," lanjut Kang Emil.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil kembali menekankan bahwa penerapan PPKM mikro sangat berhasil alam upaya mengendalikan COVID-19 selama tidak didisrupsi oleh libur panjang.
"Satu komando juga menjadi penting, jangan sampai mengendalikan covid dengan multiintruksi, satu komando ini menjadi upaya pengendalian lebih baik," tandas Kang Emil seraya berharap, tekanan COVID-19 pasca-Lebaran 2021 dapat segera dikendalikan.
(msd)