Ridwan Kamil Sebut Jabar Provinsi Paling Rawan di Tengah Darurat COVID-19

Kamis, 17 Juni 2021 - 19:00 WIB
loading...
Ridwan Kamil Sebut Jabar...
Gubernur Jabar saat menjadi pembicara dalam Webinar bertema Kebijakan Pemerintah Daerah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi COVID-19 yang digelar BPK RI, Kamis (17/7/2021). Foto/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut, Jabar sebagai provinsi paling rawan di Indonesia dalam penanganan pandemi COVID-19.

Hal itu mengemuka dalam kegiatan Webinar bertema "Kebijakan Pemerintah Daerah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi COVID-19" yang digelar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI), Kamis (17/7/2021).

Sebagai salah satu pembicara, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menuturkan bahwa dalam konteks kedaruratan akibat pandemi COVID-19, Jabar memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi mengingat jumlah penduduk yang harus diselamatkan sangat besar.

Baca juga: Hujan Es dan Angin Kencang Melanda Kawasan Bandung

"Jabar itu adalah provinsi dengan penduduk terbesar, 50 juta manusia. Sehingga, dalam konteks kedaruratan, provinsi kami ini paling rawan karena nyawa yang harus diselamatkan mencapai 50 juta orang," ungkapnya.

Untuk menekan tingkat kerawanan tersebut, lanjut Kang Emil, pihaknya menetapkan lima prinsip utama dalam mengendalikan pendemi, yakni proaktif, transparans, ilmiah, inovasi, dan kolaborasi.

"Semangat kolaborasi menjadi yang terpenting. Semangat kolaborasi dilakukan melalui konsep pentahelix ABCGM yang melibatkan akademisi, bisnis, komunitas, government, dan media," katanya.

Agar upaya pengendalian COVID-19 berjalan optimal, pihaknya juga berupaya menggencarkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Kang Emil mengatakan, pelibatan TNI/Polri dalam program vaksinasi yang saat ini tengah berjalan sangat tepat.

"Pola vaksinasi yang dilakukan bersama TNI Polri itu akan dijadikan golden standar dalam pemenuhan kebutuhan vaksinasi massal," ucapnya.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, selama penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, kondisi penanganan COVID-19 di wilayahnya relatif baik. Namun, kondisi tersebut kemudian terdisrupsi oleh libur panjang Lebaran 2021 sebagai kondisi yang terulang saat pengendalian COVID-19 terdisrupsi libur Natal dan Tahun Baru 2021.

"(Tingkat keterisian rumah sakit) kita sempat 80 persen di Januari 2021, lalu menurun 63 (persen), 50, 40, dan sempat paling rendah 29 persen saat solat Idul Fitri. Tapi, 14 hari setelah yang namanya Idul Fitri mengalami lompatan, sekarang di 60 persen bahkan di beberapa daerah di atas 80 persen," paparnya.

Baca juga: Kapolri-Panglima TNI Optimistis Target 1 Juta Vaksinasi per Hari Tercapai Juli 2021

Dia menilai, PPKM mikro sangat tepat diterapkan jika tidak terdisrupsi kegiatan masyarakat. Oleh karenanya, kata dia, Pemprov Jabar merekomendasikan peniadaan libur panjang Idul Adha 2021 mendatang.

"Kita merekomendasi ke pemerintah pusat agar libur panjang Idul Adha ditiadakan, sehingga keterkendalian PPKM mikro yang sudah teruji bisa kita lanjutkan," katanya.

Kang Emil juga mengakui, pandemi COVID-19 juga telah mendisrupsi sektor ekonomi Jabar. Oleh karenanya, pihaknya juga melakukan kajian-kajian untuk memastikan pemulihan ekonomi bisa dilaksanakan dengan baik.

"Nah, kondisi Jabar hari ini kami memang sama dengan di beberapa tempat, mengalami tekanan di (kapasitas) rumah sakit," imbuhnya.

Dia pun memaparkan strateginya dalam upaya pemulihan ekonomi. Pemprov Jabar, kata Kang Emil, telah menyiapkan tujuh strategi reorientasi ekonomi, agar Jabar bisa tetap survive di tengah pandemi dan berkembang pesat setelah pandemi berakhir.

Pertama, kata Kang Emil, pihaknya sedang menyiapkan Jabar sebagai pusat investasi Asean menyusul adanya bedol desa investasi dari Tiongkok. Kedua, menyiapkan Jabar menjadi provinsi swasembada dan swadaya demi terwujudnya kedaulatan pangan.

"Ketiga, kami akan meningkatkan infrastruktur kesehatan. Nah, infrastruktur kesehatan ini akan menjadi orientasi baru karena kita ternyata masih jauh dari memadai dalam merespons disrupsi kesehatan seperti covid," katanya.

Strategi keempat, lanjut Kang Emil, pihaknya akan fokus mengembangkan revolusi Industri 4.0. Selain itu, mengembangkan ekonomi digital dengan hadirnya digitaliasi di seluruh sektor kehidupan di Jabar sebagai startegi kelimanya.

"Strategi keenam, kita ada green economy seperti program pengganti baru bara dari sampah perkotaan hingga penggunaan mobil listrik dan terakhir kami akan fokus ke ekonomi lokal dan regional dan tidak akan terlalu fokus pada ekonomi internasional," benernya.

Menurutnya, tren ekonomi Jabar kini mulai menunjukkan perkembangan yang positif yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas ekspor dan investasi di Jabar.

Bahkan, kata Kang Emil, ekspor Jabar kini berada di peringkat teratas secara nasional dengan volume ekspor mencapai 16 persen dari total volume ekspor nasional. Selain itu, aktivitas investasi di Jabar pun sampai saat ini menjadi yang terbesar secara nasional.

"Kita sudah mendekati positif dimana pertumbuhan ekonomi yang sempat tertekan di triwulan II 2020 yang mencapai minus 5,91 persen, sekarang di triwulan I 2021 sampai Maret 2021 tercatat minus 0,83 persen. Kalau kita melihat tren, insya Allah kita sudah masuk ke zona positif," jelasnya.

"Mesin ekonomi ini sudah kembali hidup. Kemudian, indeks keyakinan konsumen juga sudah meningkat dan belanja pemerintah terus kita tingkatkan sebagai stimulasi penguatan ekonomi," lanjut Kang Emil.

Dalam kesempatan itu, Kang Emil kembali menekankan bahwa penerapan PPKM mikro sangat berhasil alam upaya mengendalikan COVID-19 selama tidak didisrupsi oleh libur panjang.

"Satu komando juga menjadi penting, jangan sampai mengendalikan covid dengan multiintruksi, satu komando ini menjadi upaya pengendalian lebih baik," tandas Kang Emil seraya berharap, tekanan COVID-19 pasca-Lebaran 2021 dapat segera dikendalikan.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1273 seconds (0.1#10.140)