Corona Menggila, Bali pun Merana

Senin, 25 Mei 2020 - 15:56 WIB
loading...
Corona Menggila, Bali...
Kondisi kawasan Pantai Kuta Bali yang sepi dari kunjungan. Sejak pandemi corona, kunjungan wisatawan ke Bali anjlok hingga 95%. FOTO/SINDOnews/Miftahul Chusna
A A A
DENPASAR - “Peringatan. Untuk menghentikan penyebaran pandemi COVID-19, Pantai Kuta Ditutup untuk Umum". Tulisan di spanduk itu masih terbentang di pintu masuk Pantai Kuta, Bali, Senin (25/5/2020).

Tak satupun wisatawan terlihat mengunjungi pantai yang menjadi ikon pariwisata tersebut. Padahal biasanya pada libur lebaran, pantai berpasir putih itu dibanjiri wisatawan dari berbagai daerah.

Kemacetan yang setiap hari mewarnai jalanan di Kuta, kini tidak terlihat lagi alias begitu lengang. Hampir seluruh hotel, restoran, tempat hiburan, dan toko oleh-oleh pun tutup. (Baca juga: DPRD Bubarkan Tempat Isolasi Khusus Pemudik, Bupati Pangandaran: Saya Kecewa!)

Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista mengatakan, kondisi itu sudah terjadi sejak Maret lalu. "Ribuan warga kami kehilangan pekerjaan," ungkapnya.

Wasista mengakui, mayoritas warganya hidup dari pariwisata. Mereka baik sebagai pekerja formal di hotel, vila, restoran, biro perjalanan, maupun bekerja nonformal mulai usaha sewa kendaraan, pedagang, pengrajin, tukang ojek, tukang tato, pemijat di pantai, hingga instruktur selancar.

Menurut dia, ada 1.168 pedagang yang harus kehilangan mata pencaharian sejak Pasar Seni Kuta ditutup pada 21 Maret lalu. Dengan tujuan menekan penyebaran COVID-19, tidak ada lagi wisatawan membeli oleh-oleh di pasar itu.

Dinas Pariwisata Bali mencatat kunjungan wisatawan mancanegara hingga April 2020 telah anjlok hingga 95%. Saat ini, kunjungan wisatawan hanya berkisar 500 orang per hari dari 10.500 sampai 11.000 orang per hari di waktu normal.

Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali mencatat sudah 67.773 pekerja formal yang terdampak COVID-19. Terdiri dari 65.594 orang dirumahkan dan 2.189 orang di-PHK. Jumlah itu tentu belum termasuk pekerja informal.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengakui, dampak COVID-19 benar-benar mengguncang sektor pariwisata di Bali. "Jika dilihat dari masa tinggal wisatawan di Bali, maka kerugian pariwisata di masa pandemi ini sekitar Rp 9,7 triliun setiap bulan," katanya.
(nbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1872 seconds (0.1#10.140)