Maaf-maafan Melalui Virtual, Tradisi Baru Hari Lebaran
loading...
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Momentum Hari Raya Idul Fitri tahun ini hampir di seluruh dunia, tidak terkecuali di Kota Lubuklinggau, terasa benar-benar berbeda. Tidak ada pelaksanaan Salat Ied di lapangan dan masjid. Tiada pula tradisi silaturahmi ke rumah sanak saudara, dan handai tolan.
Kondisi ini dikarenakan pandemi COVID-19 atau virus corona. Warga memilih untuk berdiam diri di rumah, mengikuti anjuran pemerintah, terutama larangan mudik. Bersilaturahmi pun terpaksa dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi smartphone, mulai dari melalui whattshapp, aplikasi metting zoom, tanpa bertatap muka langsung. (Baca juga:Hari Pertama Lebaran, Suasana Jalan Kota Lubuklinggau Lengang)
Seperti dilakukan keluarga besar Akhmad Nizar, warga Kota Palembang. “Iya, kami dari kemarin sekeluarga besar melakukan video call dengan keluarga di Palembang, Tanjung Enim, Jakarta, Bandung, Lombok bahkan saudara yang di Doha Qatar. Biasanya tiap Lebaran, bisa kumpul di rumah orang tua di daerah Tanjung Enim. Tapi karena sekarang sedang ada Corona, kita tidak open house. Silaturahmi via video call saja,” ucapnya, Senin (25/05/2020).
Elvin Bhakti, satu dari keluarga besar Akhmad Nizar, Idul Fitri kali ini memang terasa berbeda. Nuansa Lebaran tetap ada. Seperti makanan khas Lebaran, yakni ketupat, opor ayam, sayur buncis, kue-kue, dan lainnya. Namun, rumah terasa sepi lantaran tidak ada yang datang bersilaturahmi, hanya ada keluarga terdekat di Palembang saja.
“Kami juga kemari melaksanakan ibadah sholat Ied di rumah bersama keluarga yang ada, dan memang tidak ada tamu yang berkunjung, bisa memaklumi. Soalnya saat ini sedang pandemi Corona,” ucapnya. (Baca juga:Warga Muratara Rayakan Lebaran di Tengah Banjir dan COVID-19)
Hal yang sama juga diakui Hari Ardiansyah, warga Kota Lubuklinggau. Tradisi bermaaf-maafan secara virtual menggunakan aplikasi video call WhatsApp dan metting zoom ini dilakukan sejak bulan Ramadhan, hingga lebaran. Hari mengakui, dirinya menghubungi orangtua dan saudara sekadar menanyakan kondisi dan keadaan selama masa pandemik corona ini.
“Tahun ini bersilaturahmi secara virtual. Tidak bisa pulang ke rumah orangtua yang berada di Provinsi Bangka Belitung untuk bermaaf-maafan secara langsung, melainkan lewat aplikasi saja. Soalnya ada larangan mudik,” ucap Hari yang juga seorang polisi yang berdinas di Polres Lubuklinggau.
Terlebih, kata dia, sebagai anggota Polri, dirinya tetap menjalankan tugas seperti biasa dan tidak ada libur. Apalagi, pemerintah sebelumnya telah memberikan imbauan, agar masyarakat tidak bersilaturahmi dengan tatap muka secara langsung.
Kondisi ini dikarenakan pandemi COVID-19 atau virus corona. Warga memilih untuk berdiam diri di rumah, mengikuti anjuran pemerintah, terutama larangan mudik. Bersilaturahmi pun terpaksa dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi smartphone, mulai dari melalui whattshapp, aplikasi metting zoom, tanpa bertatap muka langsung. (Baca juga:Hari Pertama Lebaran, Suasana Jalan Kota Lubuklinggau Lengang)
Seperti dilakukan keluarga besar Akhmad Nizar, warga Kota Palembang. “Iya, kami dari kemarin sekeluarga besar melakukan video call dengan keluarga di Palembang, Tanjung Enim, Jakarta, Bandung, Lombok bahkan saudara yang di Doha Qatar. Biasanya tiap Lebaran, bisa kumpul di rumah orang tua di daerah Tanjung Enim. Tapi karena sekarang sedang ada Corona, kita tidak open house. Silaturahmi via video call saja,” ucapnya, Senin (25/05/2020).
Elvin Bhakti, satu dari keluarga besar Akhmad Nizar, Idul Fitri kali ini memang terasa berbeda. Nuansa Lebaran tetap ada. Seperti makanan khas Lebaran, yakni ketupat, opor ayam, sayur buncis, kue-kue, dan lainnya. Namun, rumah terasa sepi lantaran tidak ada yang datang bersilaturahmi, hanya ada keluarga terdekat di Palembang saja.
“Kami juga kemari melaksanakan ibadah sholat Ied di rumah bersama keluarga yang ada, dan memang tidak ada tamu yang berkunjung, bisa memaklumi. Soalnya saat ini sedang pandemi Corona,” ucapnya. (Baca juga:Warga Muratara Rayakan Lebaran di Tengah Banjir dan COVID-19)
Hal yang sama juga diakui Hari Ardiansyah, warga Kota Lubuklinggau. Tradisi bermaaf-maafan secara virtual menggunakan aplikasi video call WhatsApp dan metting zoom ini dilakukan sejak bulan Ramadhan, hingga lebaran. Hari mengakui, dirinya menghubungi orangtua dan saudara sekadar menanyakan kondisi dan keadaan selama masa pandemik corona ini.
“Tahun ini bersilaturahmi secara virtual. Tidak bisa pulang ke rumah orangtua yang berada di Provinsi Bangka Belitung untuk bermaaf-maafan secara langsung, melainkan lewat aplikasi saja. Soalnya ada larangan mudik,” ucap Hari yang juga seorang polisi yang berdinas di Polres Lubuklinggau.
Terlebih, kata dia, sebagai anggota Polri, dirinya tetap menjalankan tugas seperti biasa dan tidak ada libur. Apalagi, pemerintah sebelumnya telah memberikan imbauan, agar masyarakat tidak bersilaturahmi dengan tatap muka secara langsung.
(don)