Menkop Teten Minta Pelaku UKM Bali Jangan Lagi Tunggu Datangnya Turis
loading...
A
A
A
DENPASAR - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meminta pelaku UKM di Bali harus mulai bisa merubah pola pikir, di mana dalam situasi pandemi sekarang ini tidak mungkin lagi menjual produknya dengan menunggu datangnya wisatawan.
Baca juga: Teten Ogah Jadi Follower, Sebut Bisnis Tanaman Hias Bisa Jadi Kekuatan
"Ide besarnya, bagaimana dalam situasi pandemi, (produk UKM) Bali mengunjungi dunia lewat aplikasi digital," kata Teten di kampus STMIK Primakara Denpasar, Selasa (8/5/2021).
Baca juga: Memilukan, Anak Menangis Histeris Melihat Ibunya Terlindas Truk di Pantura Tuban
Dia mengingatkan pelaku UKM bahwa perilaku konsumen dalam situasi pandemi telah berubah, di mana semua melakukan pembelian secara online. Hal itu harus dilihat pelaku UKM sebagai peluang.
Sejak pandemi awal tahun lalu, Teten menyebut terjadi peningkatan penjualan produk UKM untuk sektor makanan dan minuman hingga 26%. Peningkatan juga dialami produk UKM untuk pemeliharaan kesehatan, seperti masker dan hand sanitizer.
Teten juga menyebut tingginya peluang keuntungan produk UKM ke depan. "Kalau melihat 2025, sampai 1.800 triliun di dalam negeri. Jika kita tidak siap go digital, ini akan diambil alih produk luar," tandasnya.
Teten juga mengapresiasi STMIK Primakara yang banyak menciptkan aplikasi digital dan digunakan para pelaku UKM di Bali. "Ini keren dan hebat. Bisa menjadi semacam plug and play yang memberikan peluang anak-anak muda untuk mengembangkan idenya," ujarnya.
Ketua STMIK Primakara Made Artana dalam kesempatan sama mengatakan lembaganya sudah banyak memberikan dukungan penuh penguatan ekonomi kreatif dalam dua hal, yaitu enumbuhan wirausaha/startup baru/UMKM baru di bidang ekonomi kreatif dan penguatan pendampingan digitalisasi UMKM.
Terbaru, STMIK Primakara dipercaya Pemkot Denpasar sebagai mitra penyelenggara Pandemic Incubation Program (PIP) pertama di tahun 2020 dan yang kedua di tahun 2021. "PIP ini merupakan program workshop, stimulus modal usaha dan pendampingan untuk mencetak pelaku UMKM baru di masa pandemi COVID-19," kata Artana.
Baca juga: Teten Ogah Jadi Follower, Sebut Bisnis Tanaman Hias Bisa Jadi Kekuatan
"Ide besarnya, bagaimana dalam situasi pandemi, (produk UKM) Bali mengunjungi dunia lewat aplikasi digital," kata Teten di kampus STMIK Primakara Denpasar, Selasa (8/5/2021).
Baca juga: Memilukan, Anak Menangis Histeris Melihat Ibunya Terlindas Truk di Pantura Tuban
Dia mengingatkan pelaku UKM bahwa perilaku konsumen dalam situasi pandemi telah berubah, di mana semua melakukan pembelian secara online. Hal itu harus dilihat pelaku UKM sebagai peluang.
Sejak pandemi awal tahun lalu, Teten menyebut terjadi peningkatan penjualan produk UKM untuk sektor makanan dan minuman hingga 26%. Peningkatan juga dialami produk UKM untuk pemeliharaan kesehatan, seperti masker dan hand sanitizer.
Teten juga menyebut tingginya peluang keuntungan produk UKM ke depan. "Kalau melihat 2025, sampai 1.800 triliun di dalam negeri. Jika kita tidak siap go digital, ini akan diambil alih produk luar," tandasnya.
Teten juga mengapresiasi STMIK Primakara yang banyak menciptkan aplikasi digital dan digunakan para pelaku UKM di Bali. "Ini keren dan hebat. Bisa menjadi semacam plug and play yang memberikan peluang anak-anak muda untuk mengembangkan idenya," ujarnya.
Ketua STMIK Primakara Made Artana dalam kesempatan sama mengatakan lembaganya sudah banyak memberikan dukungan penuh penguatan ekonomi kreatif dalam dua hal, yaitu enumbuhan wirausaha/startup baru/UMKM baru di bidang ekonomi kreatif dan penguatan pendampingan digitalisasi UMKM.
Terbaru, STMIK Primakara dipercaya Pemkot Denpasar sebagai mitra penyelenggara Pandemic Incubation Program (PIP) pertama di tahun 2020 dan yang kedua di tahun 2021. "PIP ini merupakan program workshop, stimulus modal usaha dan pendampingan untuk mencetak pelaku UMKM baru di masa pandemi COVID-19," kata Artana.
(shf)