Mengharukan, Ibunda Pengantin Pria Ungkap Percakapan Terakhir Anaknya Sebelum Loncat dari Lantai 7
loading...
A
A
A
MANADO - Peristiwa Gerald Farlen Suatan (30) seorang calon pengantin pria yang ditemukan tewas usai melompat dari lantai 7 sebuah hotel berbintang di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado , Provinsi Sulawesi Utara ( Sulut ), Jumat (28/5/2021) lalu masih menyisakan misteri.
Masyarakat banyak yang bertanya-tanya dan menerka-nerka penyebab sampai calon pengantin yang akrab disapa Alen berbuat senekat itu, padahal tinggal beberapa jam lagi pemberkatan nikahnya akan digelar.
Ada yang mengkaitkan dengan masalah keluarga yang terlambat datang, bahkan ada juga yang mengkaitkan dengan cerita horor dimana hotel yang menjadi lokasi kejadian dahulunya merupakan bekas rumah sakit sehingga banyak berkembang cerita-cerita mistis.
Namun, dalam sebuah video yang beredar di media sosial, tampak terlihat Ibu Alen menangis di samping jenazah almarhum putranya. Sang ibu mengungkapkan pembicaraan terakhirnya dengan Alen dimana anaknya bertanya tentang beberapa keluarganya yang belum juga datang padahal pernikahan akan segera dilangsungkan. "Kita bilang so di perjalanan (saya bilang sudah dalam perjalanan)," ujar ibu Alen dalam video tersebut.
Namun sepertinya Alen tidak percaya dengan kata-kata dari ibunya itu. Alen kembali mempertanyakan keluarganya yang belum datang sementara keluarga dari mempelai perempuan sudah datang.
"Ma, so dari tadi satu jam lalu bilang dalam perjalanan, sampe skarang belum sampe-sampe, parampuang pe orangtua so ada, kita malu ma kita pe keluarga nyanda ada cuma mama (Ma sudah dari tadi satu jam lalu bilang dalam perjalanan, sampai sekarang belum sampai-sampai, keluarga perempuan sudah sudah ada, saya malu Ma, keluarga saya tidak ada hanya Mama," tuturnya.
Usai mengucapkan hal itu, Alen kemudian langsung masuk ke dalam kamar. Beberapa menit kemudian dia mendapat kabar kalau Alen sudah jatuh.
"Masa ngana mo ambil keputusan bagini cuma ngana malo deng kecewa Alen. Sekarang ngana pe pertanyaan mama mo jawab Alen, ngana cuma malo dan kecewa dorang terlambat datang Alen. Ngana harusnya berpikir Alen, ngana inga kasiang ngana masih ada ade Alen. (Mengapa kamu ambil keputusan begini cuma karena malu dan kecewa Alen. Sekarang pertanyaan kamu Mama jawab Alen, kamu cuma malu dan kecewa mereka terlambat datang Alen. Kamu seharusnya berpikir Alen, kamu harusnya ingat kasihan kalau kamu masih punya adik Alen)," tangis sang ibu di samping peti mati anaknya.
Sementara untuk cerita mistisnya, diketahui lokasi hotel berbintang tersebut dahulunya merupakan sebuah rumah sakit. Bermula pada tahun 1936, saat itu pemerintah Belanda mendirikan Koningen Wilhelmina Ziekenheuis (KWZ) di lokasi Gunung Wenang, Manado. Lalu, pada saat bala tentara Jepang datang dan menduduki Manarou, RS ini kemudian berganti nama menjadi Kaigun Byoo-in.
Setelah Indonesia merdeka, namanya kemudian berganti menjadi RS Gunung Wenang Manado. Pada 9 Februari 1995, RS ini kemudian pindah ke lokasi yang lebih memadai dan lebih luas di daerah Malalayang Manado atau yang sekarang bernama RSUP Prof. dr. R.D. Kandou. Setelah lama terlantar, pada tahun 2008 dilokasi itu kemudian didirikan sebuah hotel mewah berbintang 5.
Sementara, Kapolsek Wenang AKP Emilda Sonu saat dikonfirmasi oleh MNC Portal Indonesia (MPI) terkait motif dari kejadian tersebut enggan memberikan komentar lebih. "Motif intern keluarga. Karena ini intern keluarga, alangkah baiknya langsung bicara dengan keluarga," kata AKP Emilda Sonu kepada MPI, Senin (31/5/2021).
Diketahui peristiwa Alen menjadi viral usai ditemukan tewas melompat dari kamar 710 lantai tujuh hotel tersebut. Dari keterangan UGD RS. Siloam bahwa saat korban dibawa ke Rumah Sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan mengalami luka robek di bagian kepala sebelah kiri, luka pada bagian dada dan mengalami patah tulang di bagian bahu kiri.
Alen melompat dengan masih menggunakan baju pengantin lengkap, padahal tinggal beberapa jam lagi dia akan melangsungkan ibadah peneguhan dan pemberkatan nikah sekira pukul 14.00 Wita dan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan di Resto Rumah Alam sekira pukul 16.30 Wita.
Masyarakat banyak yang bertanya-tanya dan menerka-nerka penyebab sampai calon pengantin yang akrab disapa Alen berbuat senekat itu, padahal tinggal beberapa jam lagi pemberkatan nikahnya akan digelar.
Ada yang mengkaitkan dengan masalah keluarga yang terlambat datang, bahkan ada juga yang mengkaitkan dengan cerita horor dimana hotel yang menjadi lokasi kejadian dahulunya merupakan bekas rumah sakit sehingga banyak berkembang cerita-cerita mistis.
Namun, dalam sebuah video yang beredar di media sosial, tampak terlihat Ibu Alen menangis di samping jenazah almarhum putranya. Sang ibu mengungkapkan pembicaraan terakhirnya dengan Alen dimana anaknya bertanya tentang beberapa keluarganya yang belum juga datang padahal pernikahan akan segera dilangsungkan. "Kita bilang so di perjalanan (saya bilang sudah dalam perjalanan)," ujar ibu Alen dalam video tersebut.
Baca Juga
Namun sepertinya Alen tidak percaya dengan kata-kata dari ibunya itu. Alen kembali mempertanyakan keluarganya yang belum datang sementara keluarga dari mempelai perempuan sudah datang.
"Ma, so dari tadi satu jam lalu bilang dalam perjalanan, sampe skarang belum sampe-sampe, parampuang pe orangtua so ada, kita malu ma kita pe keluarga nyanda ada cuma mama (Ma sudah dari tadi satu jam lalu bilang dalam perjalanan, sampai sekarang belum sampai-sampai, keluarga perempuan sudah sudah ada, saya malu Ma, keluarga saya tidak ada hanya Mama," tuturnya.
Usai mengucapkan hal itu, Alen kemudian langsung masuk ke dalam kamar. Beberapa menit kemudian dia mendapat kabar kalau Alen sudah jatuh.
"Masa ngana mo ambil keputusan bagini cuma ngana malo deng kecewa Alen. Sekarang ngana pe pertanyaan mama mo jawab Alen, ngana cuma malo dan kecewa dorang terlambat datang Alen. Ngana harusnya berpikir Alen, ngana inga kasiang ngana masih ada ade Alen. (Mengapa kamu ambil keputusan begini cuma karena malu dan kecewa Alen. Sekarang pertanyaan kamu Mama jawab Alen, kamu cuma malu dan kecewa mereka terlambat datang Alen. Kamu seharusnya berpikir Alen, kamu harusnya ingat kasihan kalau kamu masih punya adik Alen)," tangis sang ibu di samping peti mati anaknya.
Baca Juga
Sementara untuk cerita mistisnya, diketahui lokasi hotel berbintang tersebut dahulunya merupakan sebuah rumah sakit. Bermula pada tahun 1936, saat itu pemerintah Belanda mendirikan Koningen Wilhelmina Ziekenheuis (KWZ) di lokasi Gunung Wenang, Manado. Lalu, pada saat bala tentara Jepang datang dan menduduki Manarou, RS ini kemudian berganti nama menjadi Kaigun Byoo-in.
Setelah Indonesia merdeka, namanya kemudian berganti menjadi RS Gunung Wenang Manado. Pada 9 Februari 1995, RS ini kemudian pindah ke lokasi yang lebih memadai dan lebih luas di daerah Malalayang Manado atau yang sekarang bernama RSUP Prof. dr. R.D. Kandou. Setelah lama terlantar, pada tahun 2008 dilokasi itu kemudian didirikan sebuah hotel mewah berbintang 5.
Sementara, Kapolsek Wenang AKP Emilda Sonu saat dikonfirmasi oleh MNC Portal Indonesia (MPI) terkait motif dari kejadian tersebut enggan memberikan komentar lebih. "Motif intern keluarga. Karena ini intern keluarga, alangkah baiknya langsung bicara dengan keluarga," kata AKP Emilda Sonu kepada MPI, Senin (31/5/2021).
Baca Juga
Diketahui peristiwa Alen menjadi viral usai ditemukan tewas melompat dari kamar 710 lantai tujuh hotel tersebut. Dari keterangan UGD RS. Siloam bahwa saat korban dibawa ke Rumah Sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan mengalami luka robek di bagian kepala sebelah kiri, luka pada bagian dada dan mengalami patah tulang di bagian bahu kiri.
Alen melompat dengan masih menggunakan baju pengantin lengkap, padahal tinggal beberapa jam lagi dia akan melangsungkan ibadah peneguhan dan pemberkatan nikah sekira pukul 14.00 Wita dan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan di Resto Rumah Alam sekira pukul 16.30 Wita.
(nic)