Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo Dipuji seperti Jokowi di Kedung Banteng
loading...
A
A
A
BANYUMAS - Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Garda Relawan Indonesia Semesta (GARIS) yakni relawan pendukung Ganjar Pranowo, melakukan konsolidasi di Kedung Banteng, Banyumas , Jateng.
Baca juga: Disindir Kebelet Nyapres, Ganjar Pamer Makan Mi Instant "Satu Kurang Dua Kebanyakan"
Dalam pertemuan berkemas halal bihalal tersebut, nama Ganjar Pranowo dilimpahi pujian. Dalam menjalankan kepemimpinannya Gubernur Ganjar dinilai memiliki banyak kesamaan dengan Presiden Jokowi.
Baca juga: Menyayat Hati, Curhat Pengantin Perempuan yang Pasangannya Tewas Loncat dari Lantai 7 Hotel
Bekerja nyata, turun ke lapangan, sekaligus mendengarkan aspirasi serta keluhan rakyat secara langsung. "Saya ini orang Jawa Timur, tapi mengagumi tokoh dari Jawa tengah, yaitu Pak Gubernur Ganjar Pranowo dan Pak Jokowi selaku Presiden Indonesia. Beliau tokoh yang bekerja nyata dan langsung turun ke lapangan, dan mendengarkan aspirasi serta keluhan rakyat secara langsung. Kita harus ikuti jejak beliau," ujar Wakil Sekretaris Umum GARIS, Anang Sugiyarto di sela-sela acara.
Pertemuan yang dikemas halal bihalal itu berlangsung Minggu (30/5/2021). Karena situasi pandemi COVID-19, peserta yang terlibat berjumlah terbatas. Protokoler kesehatan diberlakukan secara ketat. Ketua Umum GARIS Gatotkoco Suroso hadir di acara. Juga sejumlah fungsioaris, di antaranya Steve Yuno Akay Sekretaris umum, serta Sri Kaswati Bendahara umum.
Koordinator Relawan GARIS Banyumas, Farih Nur Dwi Prasetyo menyebut, Banyumas adalah salah satu daerah yang potensial di Jawa tengah.
Untuk mengkreasinya diperlukan banyak sentuhan tangan. "Kita banyak kearifan lokal namun masih banyak yang belum paham bagaimana cara untuk membuat menjadi populer," ungkapnya.
Wakil Ketua Umum GARIS, Wisnu Wardhana menambahkan, gotong royong dan niat adalah modal paling utama untuk membangkitkan kreatif berbasis kearifan lokal. Bagi Wisnu gotong adalah ruh budaya kita yang mengandung kearifan lokal itu sendiri.
Menurut Bendahara Umum GARIS Sri Kaswati, pertanian yang meninggalkan pupuk kimia adalah salah satu bentuk kearifan lokal yang perlu digalakkan lagi. Kepedulian terhadap pupuk organik harus terus dibangkitkan.
Kehadiran GARIS bertujuan membantu menjawab berbagai keluhan yang muncul di masyarakat. "Intinya kita akan hadir disaat masyarakat butuh pendamping, program pemerintah. Presiden Joko Widodo harus kita kawal agar tepat sasaran, bantu masyarakat dengan terjun ke lapangan langsung," kata Sri Kaswati.
Sekretaris umum GARIS Steve Yono menambahkan, nilai luhur yang terkait budaya atau kuliner lokal adalah inovasi yang tidak ternilai. Untuk bisa didengar, diketahui sekaligus diterima wisatawan domestik maupun mancanegara, harus bersinergi dengan tekhnologi.
Dihubungi Sindonews.com Senin (31/5/2021), Ketua Umum GARIS Gatotkoco Suroso menegaskan, fokus GARIS saat ini pada pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Para relawan berusaha membantu pelaksanaan program pemerintah di masyarakat.
Penulis novel Jokowi si Tukang Kayu asal Boyolali tersebut juga mengatakan belum berfikir soal Pemilihan Presiden 2024. "Apalagi saat pandemi ini kita boleh bekerja untuk mencari nafkah namun harus selalu mengedepankan peraturan pemerintah dan Protokoler kesehatan yang ketat, tolong taati peraturan pemerintah agar Kita terhindar dari Covid dan pandemi segera berlalu," ujar Gatotkoco.
Baca juga: Disindir Kebelet Nyapres, Ganjar Pamer Makan Mi Instant "Satu Kurang Dua Kebanyakan"
Dalam pertemuan berkemas halal bihalal tersebut, nama Ganjar Pranowo dilimpahi pujian. Dalam menjalankan kepemimpinannya Gubernur Ganjar dinilai memiliki banyak kesamaan dengan Presiden Jokowi.
Baca juga: Menyayat Hati, Curhat Pengantin Perempuan yang Pasangannya Tewas Loncat dari Lantai 7 Hotel
Bekerja nyata, turun ke lapangan, sekaligus mendengarkan aspirasi serta keluhan rakyat secara langsung. "Saya ini orang Jawa Timur, tapi mengagumi tokoh dari Jawa tengah, yaitu Pak Gubernur Ganjar Pranowo dan Pak Jokowi selaku Presiden Indonesia. Beliau tokoh yang bekerja nyata dan langsung turun ke lapangan, dan mendengarkan aspirasi serta keluhan rakyat secara langsung. Kita harus ikuti jejak beliau," ujar Wakil Sekretaris Umum GARIS, Anang Sugiyarto di sela-sela acara.
Pertemuan yang dikemas halal bihalal itu berlangsung Minggu (30/5/2021). Karena situasi pandemi COVID-19, peserta yang terlibat berjumlah terbatas. Protokoler kesehatan diberlakukan secara ketat. Ketua Umum GARIS Gatotkoco Suroso hadir di acara. Juga sejumlah fungsioaris, di antaranya Steve Yuno Akay Sekretaris umum, serta Sri Kaswati Bendahara umum.
Koordinator Relawan GARIS Banyumas, Farih Nur Dwi Prasetyo menyebut, Banyumas adalah salah satu daerah yang potensial di Jawa tengah.
Untuk mengkreasinya diperlukan banyak sentuhan tangan. "Kita banyak kearifan lokal namun masih banyak yang belum paham bagaimana cara untuk membuat menjadi populer," ungkapnya.
Wakil Ketua Umum GARIS, Wisnu Wardhana menambahkan, gotong royong dan niat adalah modal paling utama untuk membangkitkan kreatif berbasis kearifan lokal. Bagi Wisnu gotong adalah ruh budaya kita yang mengandung kearifan lokal itu sendiri.
Menurut Bendahara Umum GARIS Sri Kaswati, pertanian yang meninggalkan pupuk kimia adalah salah satu bentuk kearifan lokal yang perlu digalakkan lagi. Kepedulian terhadap pupuk organik harus terus dibangkitkan.
Kehadiran GARIS bertujuan membantu menjawab berbagai keluhan yang muncul di masyarakat. "Intinya kita akan hadir disaat masyarakat butuh pendamping, program pemerintah. Presiden Joko Widodo harus kita kawal agar tepat sasaran, bantu masyarakat dengan terjun ke lapangan langsung," kata Sri Kaswati.
Sekretaris umum GARIS Steve Yono menambahkan, nilai luhur yang terkait budaya atau kuliner lokal adalah inovasi yang tidak ternilai. Untuk bisa didengar, diketahui sekaligus diterima wisatawan domestik maupun mancanegara, harus bersinergi dengan tekhnologi.
Dihubungi Sindonews.com Senin (31/5/2021), Ketua Umum GARIS Gatotkoco Suroso menegaskan, fokus GARIS saat ini pada pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Para relawan berusaha membantu pelaksanaan program pemerintah di masyarakat.
Penulis novel Jokowi si Tukang Kayu asal Boyolali tersebut juga mengatakan belum berfikir soal Pemilihan Presiden 2024. "Apalagi saat pandemi ini kita boleh bekerja untuk mencari nafkah namun harus selalu mengedepankan peraturan pemerintah dan Protokoler kesehatan yang ketat, tolong taati peraturan pemerintah agar Kita terhindar dari Covid dan pandemi segera berlalu," ujar Gatotkoco.
(shf)