Antisipasi Bullying, Waspada Tindak Kekerasan oleh Anak

Senin, 20 April 2020 - 11:05 WIB
loading...
Antisipasi Bullying,...
Tak dapat dimungkiri tindak kekerasan yang dilakukan anak maupun remaja nyata adanya. Bisakah orang tua mendeteksi dan mencegah gangguan psikologis pada buah hati? Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Tak dapat dimungkiri tindak kekerasan yang dilakukan anak maupun remaja nyata adanya. Bisakah orang tua mendeteksi dan mencegah gangguan psikologis pada buah hati?

Bullying merupakan salah satu contoh tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak. Kasus bullying terjadi baik di perkotaan hingga pelosok desa. Cukup banyak kasus perundungan dilakukan anak maupun remaja.

Korbannya tak jarang sampai mengalami cidera berat, seperti yang terjadi pada siswa SMP di Malang beberapa waktu silam. Namun, yang paling mengejutkan banyak orang adalah kasus pembunuhan anak balita yang dilakukan oleh seorang siswi sekolah menengah pertama yang masih berusia 15 tahun di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Berdasarkan keterangan polisi, si pelaku melakukan pembunuhan karena terinspirasi film horor favoritnya, Chucky dan Slenderman. Dari kacamata psikiater, dr. Fransiska Kaligis, Sp.KJ(K), menjelaskan, ada bermacam-macam motif kekerasan bahkan kekejian seperti pembunuhan yang dilakukan anak.

Diperlukan pemeriksaan komprehensif untuk mencari tahu bagaimana mekanisme seorang anak bisa melakukan kejahatan sadistik dengan sengaja. Karena ada banyak faktor kompleks yang bisa mempengaruhi psikologis seorang anak, sehingga memicunya perilaku sadistik.

Aspek pertama, menurut dr. Fransiska, adalah biologis, bisa berupa faktor bawaan atau genetik. “Apakah ada karakter atau sifat-sifat yang berhubungan dengan agresifitas dan masalah psikologis anak tersebut yang sifatnya bawaan,” jelas Fransiska dari rilis yang dikirimkan Guesehat.

Selain faktor biologis, ada pula faktor psikologis, yakni meliputi kepribadian, yang dipengaruhi oleh perkembangan emosi seorang anak sejak kecil hingga usia remaja. Terakhir, faktor lingkungan, yang mencakup pengaruh dari luar, misalnya keluarga, sekolah, atau adanya peristiwa trauma pada sang anak. Menurutnya, paparan film, video, ataupun bacaan itu juga termasuk ke dalam faktor lingkungan yang berperan cukup besar.

Belum Tentu Gangguan Psikologis

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pembunuhan oleh remaja ataupun anak tidak selalu pasti disebabkan oleh gangguan psikologis atau gangguan perkembangan emosi. Hal ini ditegaskan oleh Psikolog Klinis Theresia Michelle Alessandra, M.Psi.

“Belum tentu gangguan psikologis menjadi faktor utama seorang anak melakukan pembunuhan. Perlu pemeriksaan yang hati-hati dan teliti terhadap masalah yang dimiliki anak, faktor risiko, dan faktor pendukung baginya,” jelas Theresia.

Usia remaja memang identik dengan perkembangan emosi yang berada pada fase pencarian jati diri. Dengan demikian, lingkungan yang negatif akan sangat berisiko dalam perkembangan remaja, misalnya tayangan di media yang mengandung pornografi, kekerasan, dan lainnya. Theresia menjabarkan bahwa perilaku bisa muncul berdasarkan pengamatan, baik secara langsung ataupun tidak langsung, misalnya melalui media (tontonan atau bacaan).

Nah, untuk anak-anak yang proses berpikirnya masih sulit untuk membedakan fantasi dan realita, akan lebih rentan dan lebih mudah terpengaruh hal-hal yang ditampilkan di media. “Namun, remaja dan orang dewasa muda sekalipun yang kemampuan membedakan fantasi dan realitanya sudah berkembang lebih baik juga tetap dapat terpengaruh pada kekerasan yang ditampilkan,” ungkap Theresia. (Sri Noviarni)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Ivan Sugianto Divonis...
Ivan Sugianto Divonis 9 Bulan Penjara Terkait Kasus Bullying Siswa SMK Gloria 2
Ivan Sugianto Dituntut...
Ivan Sugianto Dituntut 10 Bulan Penjara dalam Kasus Perundungan Siswa SMK Gloria 2 Surabaya
PN Tangerang Kabulkan...
PN Tangerang Kabulkan Praperadilan Korban Kriminalisasi, Pengacara FR Apresiasi Hakim
Persekusi di Garut Bentuk...
Persekusi di Garut Bentuk Ekspresi Keagamaan Berlebihan
Sahroni Soroti Pemukulan...
Sahroni Soroti Pemukulan di Turnamen Basket Siswa Bogor: Jangan Lindungi Pelaku!
Penanganan Kasus Dinilai...
Penanganan Kasus Dinilai Berat Sebelah, Kakek di Cengkareng Surati Kajati Jakarta
Kronologi Bullying Empat...
Kronologi Bullying Empat Remaja Perempuan di Malang yang Bikin Heboh
Aksi Bullying 3 Remaja...
Aksi Bullying 3 Remaja Perempuan Gegerkan Kabupaten Malang
Kapolda Babel Irjen...
Kapolda Babel Irjen Pol Hendro Pandowo Jenguk Korban Bullying di RS Siaga Raya
Rekomendasi
Sundulan Fadly Alberto...
Sundulan Fadly Alberto Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul 2-0 atas Yaman
Gol Indah Zahaby Gholy...
Gol Indah Zahaby Gholy Buka Keunggulan Timnas Indonesia U-17 atas Yaman
72.000 Kendaraan Pemudik...
72.000 Kendaraan Pemudik Belum Kembali ke Pulau Jawa
Berita Terkini
Besok ASN Pemprov Jakarta...
Besok ASN Pemprov Jakarta Diizinkan WFA dan FWH
3 jam yang lalu
Situasi Terkini Jalur...
Situasi Terkini Jalur Gentong Tasikmalaya di Hari Terakhir Cuti Bersama
6 jam yang lalu
Jalur Nagreg Masih Padat...
Jalur Nagreg Masih Padat di Hari Terakhir Cuti Bersama, Sudah 10 Kali One Way
6 jam yang lalu
Arus Balik Lebaran,...
Arus Balik Lebaran, Volume Kendaraan di Tol Japek KM 71-62 Arah Jakarta Padat
6 jam yang lalu
Identitas Mayat Pria...
Identitas Mayat Pria Terikat Mengapung di Kali Anyar Solo Terungkap
7 jam yang lalu
Libur Lebaran Selesai,...
Libur Lebaran Selesai, Ganjil-Genap di Jakarta Kembali Berlaku Besok
7 jam yang lalu
Infografis
Antisipasi NATO, Putin...
Antisipasi NATO, Putin Panggil 160.000 Pemuda untuk Wajib Militer
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved