AGH Sanusi Baco Wafat, Sulsel Kehilangan Ulama Kharismatik
loading...
A
A
A
"Kita sangat kehilangan sosok guru yang luar biasa yang senantiasa mengajarkan kita kedamaian dan saling hormat menghormati. Beliau juga adalah sosok guru bangsa yang selalu mengajak kita hidup rukun," kata Ustaz Nur Maulana, dalam sambutannya di area pemakaman.
Sosok Anregurutta dimata keponakannya, Mardiah yang juga selaku pengurus Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, merupakan sosok yang sederhana dan kharismatik. Hampir seluruh hidupnya telah dibaktikan untuk agama dan Organisasi NU.
Bahkan untuk mengembangkan NU di Sulsel, KH Sanusi Baco bersama tokoh di Soreang mendirikan pondok pesantren bagi kaum Nahdiyyin. Dia memilih mendirikan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum di Maros, mengingat dia berasal dari Maros, serta banyaknya keluarga yang menetap di Maros yang dianggap bisa mengabdi di Pesantren.
"Atas dasar itulah, maka tahun 1998 pondok Pesantren Nadhlatul Ulum didirikan. Awalnya lokasi ini adalah area persawahan, namun dibebaskan untuk dibanguni pondok pesantren. Awal pembangunan pesantren ini hanya memiliki dua gedung. Namun seiring waktu, akhirnya bangunannya bertambah banyak. Awalnya Abah ingin berdakwah lewat NU. Makanya didirikanlah pesantren ini. Dan sampai sejauh ini, Pesantren Nahdlatul Ulum mulai berkembang dan dikenal masyarakat," jelasnya.
Diketahui, Anregurutta KH Sanusi Baco Lc merupakan salah satu ulama kondang di Sulsel. Semasa hidup, almarhum menghabiskan waktunya dengan berdakwah ke berbagai wilayah. Ketauladanannya bahkan telah dikisahkan di dalam buku berjudul 'Setia di Jalan Dakwah' karya Firdaus Muhammad.
Semasa hidupnya, KH Sanusi Baco juga memiliki peranan penting di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). KH Sanusi Baco pernah menjabat sebagai Mustasyar PBNU hingga sebagai Rais Syuriah PWNU Sulsel.
Sosok Anregurutta dimata keponakannya, Mardiah yang juga selaku pengurus Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, merupakan sosok yang sederhana dan kharismatik. Hampir seluruh hidupnya telah dibaktikan untuk agama dan Organisasi NU.
Bahkan untuk mengembangkan NU di Sulsel, KH Sanusi Baco bersama tokoh di Soreang mendirikan pondok pesantren bagi kaum Nahdiyyin. Dia memilih mendirikan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum di Maros, mengingat dia berasal dari Maros, serta banyaknya keluarga yang menetap di Maros yang dianggap bisa mengabdi di Pesantren.
"Atas dasar itulah, maka tahun 1998 pondok Pesantren Nadhlatul Ulum didirikan. Awalnya lokasi ini adalah area persawahan, namun dibebaskan untuk dibanguni pondok pesantren. Awal pembangunan pesantren ini hanya memiliki dua gedung. Namun seiring waktu, akhirnya bangunannya bertambah banyak. Awalnya Abah ingin berdakwah lewat NU. Makanya didirikanlah pesantren ini. Dan sampai sejauh ini, Pesantren Nahdlatul Ulum mulai berkembang dan dikenal masyarakat," jelasnya.
Diketahui, Anregurutta KH Sanusi Baco Lc merupakan salah satu ulama kondang di Sulsel. Semasa hidup, almarhum menghabiskan waktunya dengan berdakwah ke berbagai wilayah. Ketauladanannya bahkan telah dikisahkan di dalam buku berjudul 'Setia di Jalan Dakwah' karya Firdaus Muhammad.
Semasa hidupnya, KH Sanusi Baco juga memiliki peranan penting di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). KH Sanusi Baco pernah menjabat sebagai Mustasyar PBNU hingga sebagai Rais Syuriah PWNU Sulsel.
(agn)