Santap Ikan Bakar dan Sambal, 160 Santri Pondok Pesantren Al I'tishom Keracunan

Jum'at, 14 Mei 2021 - 21:20 WIB
loading...
Santap Ikan Bakar dan...
Sebanyak 160 santri di Pondok Pesantren Al Itishom Padukuhan Banaran, Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, keracunan makanan. Foto/iNews TV/Kismaya Wibowo
A A A
GUNUNGKIDUL - Ratusan santri di Pondok Pesantren Al I'tishom Padukuhan Banaran, Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, keracunan makanan . Mereka keracunan setelah menyantab sajinan makanan untuk buka puasa bersama menjelang malam takbiran.



Para santri makan ikan bakar dan sambal yang dipesan pihak pondok pesantren di salah satu restoran di Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Usai menyantap makanan tersebut, malam harinya mereka mulai merasakan sakit perut, diare , sampai muntah-muntah.



Pimpinan Pondok Pesantren Al I'tishom, Syaid Samsulhuda menyebutkan, santri yang mengalami diare dan muntah-muntah ini berlanjut hingga pagi hari menjelang pelaksanaan Salat Idul Fitri.



"Jumlahnya terus bertambah setelah Salat Idul Fitri. Yang kondisinya parah, kami bawa ke rumah sakit. Ada sekitar 40 santri yang dibawa ke rumah sakit. Totalnya ada sekitar 160 santri yang mengalami diare dan muntah ," tuturnya.

Hingga Kamis (13/5/2021) malam, masih ada satu santri yang harus dirawat intensif di rumah sakit, karena mengalami dehidrasi . Sementara santri lainnya kondisinya sudah membaik, dan pulang ke pondok pesantren.



Makanan berupa ikan bakar tersebut, dipesan untuk sajian buka puasa penutup puasa ramadhan, jumlahnya ada sebanyak 480 480 bungkus untuk santri dan wali santri yang ada di pesantren tersebut.

Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, bersama kepolisian langsung menyelidiki kasus dugaan keracunan tersebut. Petugas mengambil sisa makanan yang masih disimpan oleh pengelola pondok pesantren, untuk kepentingan penyelidikan dan pemeriksaan di laboratorium.



Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Sunaryo mengatakan, indikasinya memang keracunan makanan , karena makanan yang dikonsumsi sama, dan merasakan gejala yang sama usai menyantap makanan tersebut.

"Kami mengambil sampel makanan untuk diteliti di laboratorium, untuk mencari bahan makanan apa yang mengandung racun , serta mengetahui jenis racunnya . Saat ini sudah tidak ada kasus baru," tuturnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3002 seconds (0.1#10.140)