Kaya Mendadak, Kini 30 Miliarder asal Kawungsari Kuningan Terpapar COVID-19
loading...
A
A
A
KUNINGAN - Masih ingat dengan warga Desa Kawungsari , Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan , Jawa Barat yang kaya mendadak dan jadi miliader dari hasil pembebasan lahan proyek waduk.
Baca juga: Menyedihkan, Warga Desa Miliarder Kuningan Tak Bisa Gelar Salat Idul Fitri
Kini, desa miliader itu masuk zona merah COVID-19 . Sehingga tidak melaksanakan salat Idul Fitri. Padahal, Hari Raya Idul Fitri tahun ini merupakan lebaran terakhir, karena dalam waktu beberapa bulan ke depan akan direndam air Waduk Kuningan.
Baca juga: Kawungsari Kuningan Jadi Desa Miliarder, Ini Kegembiraan Warga yang Borong Elektronik, Mobil dan Motor
"Ada sekitar 30 orang yang terpapar virus COVID-19 sebelumnya hanya 21 orang, itu naik," kata Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Kusto, Kamis (13/5/2021).
Sebanyak 30 orang yang terpapar COVID-19 itu, kata Kusto, saat ini tengah menjalani isolasi mandiri. Kusto pun mengaku tidak tahu dari mana warganya bisa terpapar COVID-19.
"Kita gak tahu ya, sedang ditracing. Karena kita tahu aktivitas warga Desa Kawungsari belakangan ini banyak kegiatan," ungkapnya.
Satgas COVID-19, sejauh ini sudah bergerak untuk melacak, dari mana warganya bisa terpapar COVID-19. "Sudah, sudah ada bantuan, hanya saja masih didata," jelasnya.
Kusto pun mengaku, dirinya juga saat ini tengah menjalani isolasi mandiri. Sebelumnya, dirinya juga terpapar COVID-19.
"Aya (ada) indikasi terpapar COVID-19. Untuk sementara kami tidak bisa bertemu langsung dengan pihak luar, hampura pisan (maaf banget)," ujarnya.
Berdasarkan rencana, Desa "Miliarder" Kawungsari dalam beberapa bulan ini akan dipindahkan ke tempat relokasi di wilayah Desa Sukarapih, Kecamatan Cibeureum, Kuningan Jawa Barat.
Pemindahan warga Kawungsari ini akibat pembangunan Waduk Kuningan, yang rencananya pada Bulan Agustus akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara, perkembangan pembangunan perumahan tersebut, belum sepenuhnya rampung. Pantauan MNC Portal Indonesia (MPI), rumah warga Kawungsari belum sepenuhnya jadi terutama infrastruk jalan, air dan lampu penerangan.
Padahal, dalam dua bulan terakhir kawasan Desa Kawungsari harus sudah kosong dan warganya tentu berpindah dan melakukan aktivitas seperti pada umumnya.
Diketahui upaya pemerintah dalam menyukseskan program pembangunan Waduk Kuningan terus dilakukan. Hal itu terutama mengenai pembangunan rumah warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan Jawa Barat, sebagai tempat tinggal warga terdampak tersebut.
Demikian hal itu dikatakan Sekda Kuningan Dian Rahmat Yanuar saat mendapangi kunjungan kerja Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Khalawi Abdul Hamid.
Dalam kegiatan, Dian mengaku sekaligus melakukan peninjauan progres pembangunan rumah khusus berlokasi di Desa Sukarapih, Kecamatan Cibeurem, yang terdampak dari pembangunan Bendungan Kuningan.
“Saat kami meninjau lokasi pembangunan rumah terdampak pembangunan Bendungan Kuningan. Dengan progress pembangunan 419 rumah sudah mencapai 70 %. Adapun 25 unit rumah khusus sampel sudah selesai,” kata Dian belum lama ini.
Menghadapi Bulan Juni mendatang, kata Dian mengaku bahwa pembangunan rumah sudah selesai 100 %. Hal itu menyusul akan terjadinya digenangan sebagaioperasi perdana Bendungan Kuningan ini.
“Pemkab Kuningan dan masyarakat terdampak menyambut relokasi ini dengan gembira. Semoga dengan bantuan dari Pemerintah ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Total rumah yang dibangun sebanyak 444 unit untuk lahan yang disiapkan 7,2 ha. Warga yang direlokasi ini 80 % berasal dari Desa Kawungsari dan sisanya Randusari dan Sukarapih,” ujarnya.
Lokasi Bendungan Kuningan di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum otomatis menjadi sumber daya air bagi Kabupaten Kuningan dan akan menjadi sumber irigasi hingga seluas 3.000 hektar.
“Lokasi Bendungan bukan hanya sebagai bendungan yang bisa menampung air saja, namun bisa dimanfaatkan sebagai irigasi serta sebagai obyek wisata karena kondisi alam disini luar biasa indahnya,” ungkapnya.
Lihat Juga: Ribuan Umat Muslim di Perbatasan Indonesia Timor Leste Salat Id Usung Toleransi Beragama
Baca juga: Menyedihkan, Warga Desa Miliarder Kuningan Tak Bisa Gelar Salat Idul Fitri
Kini, desa miliader itu masuk zona merah COVID-19 . Sehingga tidak melaksanakan salat Idul Fitri. Padahal, Hari Raya Idul Fitri tahun ini merupakan lebaran terakhir, karena dalam waktu beberapa bulan ke depan akan direndam air Waduk Kuningan.
Baca juga: Kawungsari Kuningan Jadi Desa Miliarder, Ini Kegembiraan Warga yang Borong Elektronik, Mobil dan Motor
"Ada sekitar 30 orang yang terpapar virus COVID-19 sebelumnya hanya 21 orang, itu naik," kata Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Kusto, Kamis (13/5/2021).
Sebanyak 30 orang yang terpapar COVID-19 itu, kata Kusto, saat ini tengah menjalani isolasi mandiri. Kusto pun mengaku tidak tahu dari mana warganya bisa terpapar COVID-19.
"Kita gak tahu ya, sedang ditracing. Karena kita tahu aktivitas warga Desa Kawungsari belakangan ini banyak kegiatan," ungkapnya.
Satgas COVID-19, sejauh ini sudah bergerak untuk melacak, dari mana warganya bisa terpapar COVID-19. "Sudah, sudah ada bantuan, hanya saja masih didata," jelasnya.
Kusto pun mengaku, dirinya juga saat ini tengah menjalani isolasi mandiri. Sebelumnya, dirinya juga terpapar COVID-19.
"Aya (ada) indikasi terpapar COVID-19. Untuk sementara kami tidak bisa bertemu langsung dengan pihak luar, hampura pisan (maaf banget)," ujarnya.
Berdasarkan rencana, Desa "Miliarder" Kawungsari dalam beberapa bulan ini akan dipindahkan ke tempat relokasi di wilayah Desa Sukarapih, Kecamatan Cibeureum, Kuningan Jawa Barat.
Pemindahan warga Kawungsari ini akibat pembangunan Waduk Kuningan, yang rencananya pada Bulan Agustus akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sementara, perkembangan pembangunan perumahan tersebut, belum sepenuhnya rampung. Pantauan MNC Portal Indonesia (MPI), rumah warga Kawungsari belum sepenuhnya jadi terutama infrastruk jalan, air dan lampu penerangan.
Padahal, dalam dua bulan terakhir kawasan Desa Kawungsari harus sudah kosong dan warganya tentu berpindah dan melakukan aktivitas seperti pada umumnya.
Diketahui upaya pemerintah dalam menyukseskan program pembangunan Waduk Kuningan terus dilakukan. Hal itu terutama mengenai pembangunan rumah warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan Jawa Barat, sebagai tempat tinggal warga terdampak tersebut.
Demikian hal itu dikatakan Sekda Kuningan Dian Rahmat Yanuar saat mendapangi kunjungan kerja Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Khalawi Abdul Hamid.
Dalam kegiatan, Dian mengaku sekaligus melakukan peninjauan progres pembangunan rumah khusus berlokasi di Desa Sukarapih, Kecamatan Cibeurem, yang terdampak dari pembangunan Bendungan Kuningan.
“Saat kami meninjau lokasi pembangunan rumah terdampak pembangunan Bendungan Kuningan. Dengan progress pembangunan 419 rumah sudah mencapai 70 %. Adapun 25 unit rumah khusus sampel sudah selesai,” kata Dian belum lama ini.
Menghadapi Bulan Juni mendatang, kata Dian mengaku bahwa pembangunan rumah sudah selesai 100 %. Hal itu menyusul akan terjadinya digenangan sebagaioperasi perdana Bendungan Kuningan ini.
“Pemkab Kuningan dan masyarakat terdampak menyambut relokasi ini dengan gembira. Semoga dengan bantuan dari Pemerintah ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Total rumah yang dibangun sebanyak 444 unit untuk lahan yang disiapkan 7,2 ha. Warga yang direlokasi ini 80 % berasal dari Desa Kawungsari dan sisanya Randusari dan Sukarapih,” ujarnya.
Lokasi Bendungan Kuningan di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum otomatis menjadi sumber daya air bagi Kabupaten Kuningan dan akan menjadi sumber irigasi hingga seluas 3.000 hektar.
“Lokasi Bendungan bukan hanya sebagai bendungan yang bisa menampung air saja, namun bisa dimanfaatkan sebagai irigasi serta sebagai obyek wisata karena kondisi alam disini luar biasa indahnya,” ungkapnya.
Lihat Juga: Ribuan Umat Muslim di Perbatasan Indonesia Timor Leste Salat Id Usung Toleransi Beragama
(shf)