Haedar Nashir Sikapi Jemaah Aolia Salat Idulfitri Duluan: Mesti Diajak Dialog

Minggu, 07 April 2024 - 09:02 WIB
loading...
Haedar Nashir Sikapi Jemaah Aolia Salat Idulfitri Duluan: Mesti Diajak Dialog
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (6/4/2024). Foto/Erfan Erlin/MPI
A A A
YOGYAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara terkait perayaan Idulfitri oleh jamaah Masjid Aolia di Gunungkidul Yogyakarta yang berbeda dengan Muhammadiyah, NU dan pemerintah.

Haedar menekankan pentingnya toleransi terhadap perbedaan dalam beragama, selama perbedaan tersebut tidak menyimpang dari ajaran utama nilai-nilai keagamaan.

"Ketika ada yang berbeda (keyakinannya), kita toleran terhadap perbedaan yang ada," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta pada Sabtu (6/4/2024).

Namun, Haedar juga mengingatkan bahwa jika perbedaan tersebut terlalu jauh menyimpang dari dasar-dasar ketentuan atau aturan keagamaan yang lazim, maka perlu dilakukan dialog untuk meluruskannya.



"Kalau jauh menyimpang ya mesti diajak dialog," tegasnya.

Haedar melihat dialog sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan berbagai perselisihan, termasuk terkait perbedaan dalam penetapan hari raya.

Ia pun mendorong organisasi kemasyarakatan dan keagamaan untuk melakukan introspeksi dan mengambil peran dalam membangun masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat dan keagamaan setempat diharapkan dapat menjadi mediator dan fasilitator dalam menyelesaikan perbedaan melalui dialog.

"Tokoh-tokoh setempat seharusnya bisa menjadi kunci, menjadi mediator, fasilitator, pendamai, penyatu. Kita harus instropeksi, jangan sampai kita tercerabut dari akar keluarga, masyarakat dan umat," kata Haedar.

Lebih lanjut, Haedar mengingatkan pentingnya toleransi dan dialog dalam kehidupan majemuk di Indonesia.

"Indonesia ini kan negara yang masyarakatnya komunal, namun di satu sisi, tradisi dialognya masih sangat kurang. Bukan hanya di tingkat masyarakat tapi juga di tingkat elit, maka perlu menghidupkan tradisi dialog itu kalau ada masalah, entah itu terkait keagamaan atau persoalan sosial lain, upayakan kedepankan dialog," terangnya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2099 seconds (0.1#10.140)