Antar Bantuan Korban banjir, Rombongan JPIC SVD Dihadang Sopir Bupati Lembata

Minggu, 25 April 2021 - 08:28 WIB
loading...
Antar Bantuan Korban banjir, Rombongan JPIC SVD Dihadang Sopir Bupati Lembata
Rombongan JPIC SVD dihadang sopir Bupati Lembata, saat mengantarkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana banjir bandang. Foto/iNews TV/Joni Nura
A A A
LEMBATA - Rombongan kemanusiaan JPIC SVD mengaku dihadang oleh oknum pemerintah di posko lapangan bencana Pemda Lembata, saat mereka baru saja pulang mengantar logistik untuk para korban bencana alam yang berada di pengungsian mandiri di kawasan Perkebunan Parekwalang, Kecamatan Ile Ape.



Sempat terjadi adu mulut antara seorang oknum petugas dan salah satu relawan JPIC SVD di lokasi. Relawan JPIC SVD, Pater Vande Raring mengaku kecewa dengan insiden tersebut. Menurutnya, ada tiga mobil JPIC SVD yang dikerahkan untuk misi kemanusiaan ini.



Tanda-tanda adanya pengadangan sudah tampak sejak pagi hari saat mereka mulai mendatangi para korban bencana di kebun-kebun. "Kami melayani masyarakat, pemerintah juga melayani masyarakat. Padahal aksi kita ini mulia, ini panggilan nurani pada kepedulian nasib masyarakat," tegas Pater Vande.



Menurutnya, tidak hanya rombongan JPIC SVD saja yang dihandang di posko lapangan, tapi dia melihat ada juga relawan lain yang diberhentikan di sana. "Pemda harus bersyukur karena begitu banyak LSM dan relawan yang mendukung pemda menolong para korban bencana," tambahnya.

Jika ada regulasi soal distribusi bantuan dari relawan, maka dia minta regulasi itu ditunjukan dan diarahkan secara baik. "Kalau mau ajak kami lapor jangan pakai cara preman, ajak baik-baik beri kami arahan. Kami merasa dibentak itu yang kami bereaksi," pungkasnya.



Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Lembata, Paskalis Ola Tapobali membantah kalau insiden tersebut adalah pengadangan terhadap rombongan relawan JPIC SVD . "Mungkin istilahnya terlalu provokatif. Tidak ada pengadangan di lapangan. Hanya ada kesalah pahaman di antara mereka. Sama-sama punya maksud baik, untuk kemanusiaan," ujar Tapobali.

Lebih jauh, dia berujar sesuai arahan komando, bantuan disalurkan 'satu pintu' dengan maksud, pertama memutus mata rantai penyebaran COVID-19 . Kedua, mengatur distribusi logistik secara merata kepada seluruh pengungsi.

Dia menegaskan, sejauh ini telah terkonfirmasi pengungsi yang positif COVID-19 dari hasil rapid antigen sebanyak tiga orang. Mereka berada di tempat pengungsian mandiri Waisesa.



"Dikawatirkan muncul klaster baru penularan COVID-19 , yakni klaster pengungsi. Ini yang perlu kita antisipasi bersama. Oleh karena itu, kita mulai tingkatkan kewaspadaan dengan membuka posko lapangan, mengontrol setiap logistik yang diantar sendiri oleh para donatur kecuali air bersih," ujarnya.

Tapobali berharap kalau bisa logistik dari relawan disalurkan melalui posko utama supaya datanya sinkron, dan tidak terjadi penumpukan logistik pada lokasi-lokasi tertentu. "Tapi ada donatur yang menghendaki untuk membawa sendiri logistik mereka itu ke titik-titik penampungan mandiri, sehingga bisa saja muncul kesalah pahaman di lapangan. Jika misi kita sama, sebaiknya relawan itu bergabung bersama komando untuk kemanusiaan ini dan tidak bergerak sendiri-sendiri," tegasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1327 seconds (0.1#10.140)