Resmi Terbentuk, Pengprov MPI Sulsel Dinakhodai Diza Ali
loading...
A
A
A
Bagi Diza Ali, menangani olahraga bukan dunia baru. Ibu kandung mantan Ketua KNPI Kota Makassar Cristhoper ‘Rio’ Aviary ini bahkan pernah menjadi manajer perempuan pertama klub sepakbola di Indonesia bersama Persija Jakarta.
Ia juga pernah memanajeri PSM Makassar pada musim kompetisi 2008 silam bersama kakak dan adik kandungnya, Reza Ali dan Adi Rasyid Ali.
Tidak hanya itu, ibu dua anak ini juga menjadi pemilik Makassar Football School (MFC) 2000 Makassar. Di tangan perempuan berusia 50-an tahun ini, banyak melahirkan pemain-pemain hebat. Diantaranya Syamsul Chaeruddin, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur, Rasyid Bakri dan lainnya.
Berkat tangan dingin Diza pula, sekolah bola yang pernah bermarkas di Lapangan Karebosi ini beberapa kali mewakili Indonesia di kejuaraan sepakbola tingkat dunia.
Tidak hanya sekadar menjadi penggembira, MFS 2000 bahkan beberapa kali mengukir prestasi di benua Eropa pada kejuaran sepakbola kelompok usia dini. Salah satunya kejuaraan dunia Danone di Prancis.
Di turnamen itu salah satu anak didiknya yakni Irfin Museng, bahkan menjadi top scorer yang hingga tahun 2019 koleksi bolanya belum tersaingi yakni 11 gol.
Di dunia olahraga yang didominasi kaum lelaki, pun Diza bahkan hampir 20 tahun bergaul dengan pengurus, pemilik klub dan pesepakbola nasional dan internasional. Karena jasanya itu mantan pengurus PSSI pusat dan jabatan bergengsi lainnya ia pernah menerima penghargaan Adimanggalva Krida dari Menpora.
Bagi banyak kalangan Diza disebut ‘bukan perempuan biasa’. Ia lebih banyak memimpin organisasi yang didominasi kaum laki-laki. Ketegasan dan keberaniannya membuat ia disegani banyak pihak. Diza tak segan melontarkan kritikan pedas kepada pemerintah. Bahkan kepada aparat keamanan demi menegakkan kebenaran dan keadilan.
Ia juga pernah memanajeri PSM Makassar pada musim kompetisi 2008 silam bersama kakak dan adik kandungnya, Reza Ali dan Adi Rasyid Ali.
Tidak hanya itu, ibu dua anak ini juga menjadi pemilik Makassar Football School (MFC) 2000 Makassar. Di tangan perempuan berusia 50-an tahun ini, banyak melahirkan pemain-pemain hebat. Diantaranya Syamsul Chaeruddin, Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur, Rasyid Bakri dan lainnya.
Berkat tangan dingin Diza pula, sekolah bola yang pernah bermarkas di Lapangan Karebosi ini beberapa kali mewakili Indonesia di kejuaraan sepakbola tingkat dunia.
Tidak hanya sekadar menjadi penggembira, MFS 2000 bahkan beberapa kali mengukir prestasi di benua Eropa pada kejuaran sepakbola kelompok usia dini. Salah satunya kejuaraan dunia Danone di Prancis.
Di turnamen itu salah satu anak didiknya yakni Irfin Museng, bahkan menjadi top scorer yang hingga tahun 2019 koleksi bolanya belum tersaingi yakni 11 gol.
Di dunia olahraga yang didominasi kaum lelaki, pun Diza bahkan hampir 20 tahun bergaul dengan pengurus, pemilik klub dan pesepakbola nasional dan internasional. Karena jasanya itu mantan pengurus PSSI pusat dan jabatan bergengsi lainnya ia pernah menerima penghargaan Adimanggalva Krida dari Menpora.
Bagi banyak kalangan Diza disebut ‘bukan perempuan biasa’. Ia lebih banyak memimpin organisasi yang didominasi kaum laki-laki. Ketegasan dan keberaniannya membuat ia disegani banyak pihak. Diza tak segan melontarkan kritikan pedas kepada pemerintah. Bahkan kepada aparat keamanan demi menegakkan kebenaran dan keadilan.