Keluarga Ais Korban Penodongan, Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Keributan di Kafe Brazil
loading...
A
A
A
BIMA - Mendengar ada upaya sejumlah korban lain yang dirunding damai oleh IF, pelaku penodongan terhadap warga pribumi di Bima, Nusa Tenggara Barat, kini Muhamad Alwi Safei alias Ais bersama keluarganya justeru meminta polisi usut tuntas kasus tersebut.
Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Nuris, orang tua dari Ais (19) tahun, yang juga menjadi korban penodongan IF dengan senjata api (senpi) jenis pistol saat keributan di tempat hiburan malam pada Minggu (14/03/2021) dini hari lalu.
Nuris menegaskan, setelah ia bersama anaknya melaporkan kasus penodongan itu, hingga kini tak pernah dipanggil kembali oleh pihak penyidik Kepolisian Polres Bima Kota.
Sebagai pihak korban, Nuris kecewa mendengar ada pihak korban lain yang sudah diajak runding damai oleh pelaku penodongan di kantor polisi.
"Meski ada sebagian korban lain yang sudah damai, namun kami sekeluarga akan terus menuntut upaya hukum. Karena perbuatannya benar-benar membuat kami pribumi sakit hati. Jika mengingat kejadian itu, Ais anak saya mengalami trauma yang mendalam pasca ditodong dengan pistol," terang Nuris, Sabtu (17/04/2021).
Sebab, setelah ia dan anaknya melaporkan kasus tersebut pada pertengahan Maret lalu, hingga kini tak pernah dipanggil kembali.
"Penodongan dengan senjata api ini kan pidana murni, kenapa harus diberikan ruang damai di kantor Polisi. Jangan karena terduga pelaku adalah bos cafe brazil yang notabene banyak duit, lalu hak hukum kami sebagai rakyat dikesampingkan," kesalnya.
Nuris yang juga pernah menggelar aksi demo di depan Mapolres Bima Kota menuntut IF ditangkap serta diadili. Dia berharap, polisi terus bekerja untuk mengungkap kasus keributan serta penodongan menggunakan pistol terhapan anaknya Ais di kafe brazil milik IF.
"Sebenarnya kasus ini tidak sulit untuk diungkap. Di cafe tersebut ada CCTV, tinggal diambil rekamannya untuk mengetahui siapa sebenarnya pelaku penodongan malam itu. Dibalik itu kan ada kejahatan lain yang harus diselidiki, seperti terkait senjata api legal atau tidak. Karena, saya mendengar senjata tersebut merupakan buatan rusia dan hasil penyelundupan," paparnya.
Dengan peristiwa ini, Nuris berharap agar polisi terus melakukan proses penyelidikan dan penyidikan.
"Bagaimana tidak, pasca kejadian itu, saya sebagai ibu korban sangat stres melihat anak saya mengurung diri dalam kamar hingga hari ini. Iya, Ais trauma karena baru pertama kali dalam hidupnya ditodong dengan senjata api. Untuk itu, mohon pada penegak hukum agar pelaku segera diungkap," harapnya.
Baca juga: Jembatan Telah Terpasang, Warga Desa Bolo-Rade, Bima NTB Kembali Tersenyum
Sementara Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo Wicaksono yang ditemui pada Sabtu (17/04/2021) malam, belum mengetahui hasil perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Pidum.
Baca juga: Aktivis Papua Markus Yenu Kecam Tindakan Keji KKB
"Untuk lebih jelasnya, coba tanyakan dulu sama penyidik terkait laporan atas nama Muhamad Alwi Safei. Korban yang ini baru saya mengetahuinya. Tapi kalau korban lainnya, telah runding berdamai dengan pelaku pada Jumat (16/04/2021) malam," jelasnya.
Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Nuris, orang tua dari Ais (19) tahun, yang juga menjadi korban penodongan IF dengan senjata api (senpi) jenis pistol saat keributan di tempat hiburan malam pada Minggu (14/03/2021) dini hari lalu.
Nuris menegaskan, setelah ia bersama anaknya melaporkan kasus penodongan itu, hingga kini tak pernah dipanggil kembali oleh pihak penyidik Kepolisian Polres Bima Kota.
Sebagai pihak korban, Nuris kecewa mendengar ada pihak korban lain yang sudah diajak runding damai oleh pelaku penodongan di kantor polisi.
"Meski ada sebagian korban lain yang sudah damai, namun kami sekeluarga akan terus menuntut upaya hukum. Karena perbuatannya benar-benar membuat kami pribumi sakit hati. Jika mengingat kejadian itu, Ais anak saya mengalami trauma yang mendalam pasca ditodong dengan pistol," terang Nuris, Sabtu (17/04/2021).
Sebab, setelah ia dan anaknya melaporkan kasus tersebut pada pertengahan Maret lalu, hingga kini tak pernah dipanggil kembali.
"Penodongan dengan senjata api ini kan pidana murni, kenapa harus diberikan ruang damai di kantor Polisi. Jangan karena terduga pelaku adalah bos cafe brazil yang notabene banyak duit, lalu hak hukum kami sebagai rakyat dikesampingkan," kesalnya.
Nuris yang juga pernah menggelar aksi demo di depan Mapolres Bima Kota menuntut IF ditangkap serta diadili. Dia berharap, polisi terus bekerja untuk mengungkap kasus keributan serta penodongan menggunakan pistol terhapan anaknya Ais di kafe brazil milik IF.
"Sebenarnya kasus ini tidak sulit untuk diungkap. Di cafe tersebut ada CCTV, tinggal diambil rekamannya untuk mengetahui siapa sebenarnya pelaku penodongan malam itu. Dibalik itu kan ada kejahatan lain yang harus diselidiki, seperti terkait senjata api legal atau tidak. Karena, saya mendengar senjata tersebut merupakan buatan rusia dan hasil penyelundupan," paparnya.
Dengan peristiwa ini, Nuris berharap agar polisi terus melakukan proses penyelidikan dan penyidikan.
"Bagaimana tidak, pasca kejadian itu, saya sebagai ibu korban sangat stres melihat anak saya mengurung diri dalam kamar hingga hari ini. Iya, Ais trauma karena baru pertama kali dalam hidupnya ditodong dengan senjata api. Untuk itu, mohon pada penegak hukum agar pelaku segera diungkap," harapnya.
Baca juga: Jembatan Telah Terpasang, Warga Desa Bolo-Rade, Bima NTB Kembali Tersenyum
Sementara Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo Wicaksono yang ditemui pada Sabtu (17/04/2021) malam, belum mengetahui hasil perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Pidum.
Baca juga: Aktivis Papua Markus Yenu Kecam Tindakan Keji KKB
"Untuk lebih jelasnya, coba tanyakan dulu sama penyidik terkait laporan atas nama Muhamad Alwi Safei. Korban yang ini baru saya mengetahuinya. Tapi kalau korban lainnya, telah runding berdamai dengan pelaku pada Jumat (16/04/2021) malam," jelasnya.
(boy)