Lebih dari 3 Dekade, Lintasarta Andal Beri Solusi ICT bagi Pemerintah Daerah

Rabu, 14 April 2021 - 21:29 WIB
loading...
Lebih dari 3 Dekade, Lintasarta Andal Beri Solusi ICT bagi Pemerintah Daerah
Suasana war room yang terletak di lantai 10 Balai Kota Makassar. War room merupakan pusat informasi Kota Makassar secara real time yang didirikan sejak 2016. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Tangan laki-laki paruh baya itu tak henti digerakkan. Sambi memegang mouse di tangan kirinya, sesekali matanya menatap tajam dan fokus pada layar lebar yang ada di depannya. Bergantian, dia melihat gambar yang ditampilkan oleh sebuah personal computer (PC) dari hasil tangkapan kamera closed-circuit television (CCTV) yang ditempatkan di beberapa titik oleh Pemkot Makassar .

Lokasi pemantauan tersebut berada di lantai 10 Balai Kota Makassar , tepatnya di ruang war room. Ruangan tersebut merupakan pusat informasi Kota Makassar secara real time yang didirikan sejak 2016 untuk menjaga keamanan dan kenyamanan warga dari tindak kejahatan dan memantau peristiwa yang menyangkut kepentingan masyarakat.



War room menjadi bagian dari program smart city yang dicanangkan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto. Program tersebut mengusung konsep internet of things, artificial inteligence, dan big data di Makassar dengan tetap memperhatikan budaya lokal.

War room sungguh hadir memberikan manfaat besar. Berkat keandalan teknologi information and communication technologies (ICT) yang dimilikinya dengan memanfaatkan Layanan ICT dari Lintasarta , serta dukungan CCTV yang tersebar di sejumlah tempat. War room mampu merekam detik-detik bom yang meledak di Katedral, Jl Kajaolalido. Hasil tangkapan layar inilah yang dimanfaatkan membantu tugas kepolisian.

Menurut Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Diskominfo) Kota Makassar , Ismail Hajiali, penting bagi Pemkot Makassar mendapat dukungan ICT yang berteknologi tinggi dalam mendukung program berbasis IT, apalagi dalam mendorong peningkatan kinerja bagi aparatnya demi melayani masyarakat.

Bersyukur, kata dia, PT Lintasarta yang hadir sejak 2019 menopang optimalisasi kinerja tersebut melalui proses pengadaan yang dilakukan secara terbuka.

“Alhamdulillah Lintasarta sampai saat ini menjadi partner setia dalam menghadirkan layanan ICT yang dibutuhkan Pemkot Makassar, apalagi sejak 2019 sampai saat ini PT Lintasarta melayani dua layanan internet SKPD dan layanan internet untuk CCTV yang tersebar di kota Makassar. Termasuk menopang aktivitas war room dalam supporting jaringan,” ujarnya, Rabu (14/4/2021).

Ismail Hajiali menuturkan, ICT milik PT Lintasarta juga mendukung program satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti hal-hal yang terkait dengan layanan berbasis sistem.



“Jaringan kalau dia umpamanya ada aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk layanan publik itu termasuk bagian yang digunakan. Saya ambil contoh di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) , pengelolaan perpajakan, retribusi semua ditopang oleh teknologi ICT PT Lintasarta ,” terangnya.

Begitupun di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) melalui sistem informasi perencanaan pembangunan daerah, ada sistem informasi musrembang, ada sistem pelayanan keuangan daerah. Terlebih lagi di Badan Kepegawaian semua memanfaatkannya.

“Kepegawaian lebih-lebih malah sampai hari ini digunakan oleh teman-teman pegawai dalam rangka penginputan tunjangan kinerjanya. Pelaporan setiap hari, setiap saat apa yang sudah dilakukan terkait dengan tugas pokok dan fungsi yang tentunya berkaitan dengan tunjangan penghasilan pegawai,” ujarnya.

Dia menuturkan, memang sejak awal yang namanya Sombere Smart City semua layanan sudah berbasis IT di beberapa SKPD yang memang itu menjadi kebutuhan masyarakat kita.

PT Lintasarta menjadi satu-satunya penyedia jaringan untuk mendukung pemerintah. Walaupun sebelumnya ada perusahaan IT lainnya, tetapi kenapa kini sampai Lintasarta karena melalui satu proses pengadaan barang dan jasa. Tak hanya itu, PT Lintasarta memiliki infrastruktur yang tersedia, jangkauannya luas dan reaksi layanannya cepat sekali dan itu juga sudah menggunakan salah satu sistem layanan yang kalau ada gangguan itu bisa langsung terdeteksi,” tuturnya.

Ismail menyebutkan, bandwith yang digunakan atau kecepatannya 1,2 GB untuk seluruh kota untuk SKPD, itu di luar dari pada CCTV.

“Kalau CCTV itu variatif. Saya menggunakan sesuai dengan aktivitas CCTV itu sendiri. Saya punya CCTV itu kurang lebih 154 titik tambah yang pindah-pindah itu lokasi kurang lebih 170-180an titik yang harus dilayani CCTV. Kalau layanan internet alhamdulillah, dua tahun ini kami pakai Lintasarta 2019-2020 semuanya menjadi semakin baik,” paparnya.



Layanan lainnya juga dimanfaatkan untuk sejumlah puskesmas di Makassar, seperti dihadirkannya wifi gratis. Termasuk di kantor kecamatan dan kantor 52 SKPD dipasang jaringan PT Lintasarta , begitupun di rujab, ruang pertemuan kantor balai kota, ruang sipakatau, sipakalebbi, Baruga Anging Mammiri karena selalu dipakai tempat acara.

“Ada juga ditempatkan di ruang pertemuan daripada Badan Litbang, yang jelas ruang-ruang yang sering dipakai termasuk di Bapeda, setiap hari ini rapat dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan jangka pendek dan jangka panjang itu selalu kita butuh layanan internet yang lebih cepat,” paparnya.

Andalnya layanan ICT yang dihadirkan PT Lintasarta juga dirasakan salah seorang staf IT pada sebuah media penerbitan. Menurut Kalvin, sejak 2013 perusahaan tempatnya bekerja Media Nusantara Sulawesi (MNS) yang menaungi KORAN SINDO MAKASSAR memanfaatkan layanan tersebut.

PT Lintasarta dimanfaatkan untuk proses pengiriman data dari Japron ke percetakan, ke group-group MNC yang ada di nasional seperti KORAN SINDO dan memang sangat cepat teknologinya. Tak hanya itu, jika terjadi gangguang tim teknisnya sangat cepat respons jadi semuanya bisa diselesaikan dengan cepat,” ungkapnya.

Lintasarta Membangun Negeri Hingga ke Pelosok

Tak terasa sudah lebih dari 3 Dekade Lintasarta andil membangun negeri. Sejak hadir pada 1988, PT Lintasarta telah mencatatkan banyak milestone hingga saat ini untuk membangun negeri.

Pada dekade akhir tahun 1980-an Lintasarta didirikan untuk meng-online-kan perbankan di tanah air dengan membuat sistem laporan bulanan bank (LBB), sistem informasi kliring, sistem otorisasi untuk kartu kredit visa & master, serta meluncurkan layanan ATM bersama. Kemudian, pada dekade 1990-an, PT Lintasarta mulai meng-online-kan korporasi di Indonesia dengan menyelenggarakan layanan komunikasi data. Sehingga memudahkan kordinasi online antar cabang (peluncuran layanan VSAT, frame relay, internet).



Tak berhenti sampai di situ saja, pada dekade 2000-aan, Lintasarta membentuk anak perusahaan PT Artajasa dengan solusi andalan ATM bersama. Di dekade ini Lintasarta juga meluncurkan teknologi komunikasi data VPN IP, internet broadband, dan mulai melakukan pengembangan fiber optik di kota-kota besar di tanah air.

Dan memasuki dekade 2011-2021, untuk mendukung layanan IT infrastruktur pelanggan, PT Lintasarta meluncurkan layanan data center (3 lokasi), cloud services, managed security, IT outsourcing. Di penghujung dekade ini juga Lintasarta meluncurkan berbagai solusi industri & aplikasi, serta meluncurkan unit bisnis baru Owlexa Healthcare.

Menurut Direktur Utama Lintasarta , Arya Damar, layanan services adalah urat nadi PT Lintasarta .

Dia membreakdown, yang utama di bisnis B2B adalah kepercayaan dari customer karena layanan ICT yang diberikan Lintasarta digunakan dalam menjalankan roda bisnis pelanggan.

“Bagaimana koneksi ICT digunakan untuk online antar cabang dan kantor pusat, bagaimana data center & cloud Lintasarta mendukung penggunaan data & aplikasi di pelanggan, bagaimana layanan security PT Lintasarta digunakan untuk menjaga keamanan data pelanggan dan lain-lain. Atas dasar itulah Lintasarta menjaga layanan 24 x 7, bahkan di beberapa pelanggan kita tempatkan helpdesk,” ujarnya.

Arya Damar menuturkan, komitmen perseroan terhadap layanan tersebut terus dilakukan dengan evaluasi berkala dan adanya penilaian khusus dari customer terhadap kepuasan layanan Lintasarta. Bahkan di masa pandemi nilai kepuasan layanan dari pelanggan malah meningkat. Ibaratnya dengan bergabung dengan Lintasarta, pelanggan bisa tidur dengan nyenyak karena Lintasarta yang menjaga performansi ICT pelanggan.



“Selama lebih dari 3 dekade kami hadir membantu mengembangkan dunia industri di tanah air. Lintasarta melalui beberapa tantangan yang menyebabkan perusahaan ini semakin tangguh dan kokoh,” terangnya.

Tantangan tersebut antara lain krisis ekonomi di tahun 1997 & 2008, Lintasarta bisa survive dan tetap melayani berbagai korporasi di tanah air. Tantangan secara fisik yang dialami Lintasarta adalah berbagai kondisi bencana alam yang terjadi di tanah air, seperti tsunami di Aceh, Palu dan Banten, berbagai kondisi gempa bumi dan banjir.

Pada momentum tersebut, Lintasarta membantu pemulihan infrastruktur ICT di berbagai lokasi bencana tersebut dan membantu pemulihan ekonomi di lokasi bencana. Terakhir adalah kondisi pandemi Covid-19 yang melanda tanah air setahun terakhir, walaupun dalam kondisi pandemi tim operasional Lintasarta tetap melayani dunia usaha dengan protokol kesehatan. Bahkan hal-hal diatas ditandai dengan hasil survei kepuasan pelanggan yang meningkat atas kontribusi Lintasarta di masa-masa kritis pelanggan butuh dukungan Lintasarta hadir.

“Kami berkomitmen untuk menjaga misi kami untuk membuat bisnis pelanggan lebih mudah dan bernilai tambah melalui solusi ICT yang inovatif. Komitmen ini yang membuat kami selalu ada untuk pelanggan kami dalam kondisi apapun,” katanya.

Arya Damar mengungkapkan, selain membantu pelanggan korporasi di tanah air melalui solusi ICT dan pembangungan infrastruktur ICT di 200 kota di tanah air, Lintasarta juga ikut membantu BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Di mana penyediaan layanan telekomunikasi yang diberikan oleh pemerintah akan mendukung perluasan penetrasi ekonomi digital & merdeka sinyal bagi seluruh warga di daerah 3T.

Di sisi lain, untuk menjaga agar pelanggan terus meningkatkan kepercayaan ke PT Lintasarta , makanya terus dihadirkan inovasi. Salah satu tren kebutuhan di era pandemi ini adalah penting bagi dunia usaha untuk melalukan transformasi digital.

“Karena tren di pelanggan yang serba online, work from anywhere, tren new normal yang membatasi pertemuan yang membuat semua orang dan dunia usaha harus mengoptimalkan digitalisasi. Sehingga kondisi pandemi ini mempercepat terjadinya transformasi digital di berbagai korporasi dan institusi pemerintahan,” ungkapnya.



Untuk itu, Lintasarta menawarkan berbagai jasa IT Services yang dibutuhkan pelanggan dalam melakukan percepatan digital transformasi, antara lain, dengan menghadirkan cloud services.

Cloud service yang dimaksudkan merupakan bagian dari kegiatan efisisensi di pelanggan B2B, di mana sebelumnya mereka melakukan pengadaan kebutuhan server yang dikonversi dengan penggunaan Cloud. Dengan memanfaatkan Cloud, pelanggan dapat meningkatkan kapasitas vitual server ini kapanpun mereka butuhkan dan dapat menurunkan kapasitasnya jika dirasa sudah cukup.

Kemudian, ada IT outsourcing & manage services merupakan bagian dari bagian efisiensi perusahaan, dengan mengurangi pembelian capex IT dan mengkonversi ke biaya opex. Di mana pelanggan dapat melakukan sewa perangkat IT dan personelnya, sehingga pelanggan bisa fokus ke core bisnisnya.

Lalu ada telemedicine, eKYC adalah prosedur untuk mengidentifikasi dan melakukan verifikasi identitas pelanggan secara digital atau online. Ada juga smart city merupakan solusi pelayanan pemerintahan kota/kabupaten secara digital yang bertujuan memberikan pelayanan publik. Konsep dari smart city adalah dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan berbagai perangkatinternet of things untuk mengoptimalkan efisiensi operasi dan layanan kota, serta terhubung dengan warga.

Beri Kontribusi untuk Sulsel

Lintasarta memberikan dukungan dan solusi ICT kepada seluruh sektor industri (perbankan, manufaktur, transportasi, hospitality dan kesehatan ), selain itu berkolaborasi bersama BAKTI atau Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kominfo dengan memberikan solusi ICT (internet gratis) ke puskesmas di wilayah Sulsel.

Menurutnya, dengan geografis yang luas, tentunya Lintasarta belum bisa menyentuh seluruh wilayah Sulsel, namun demikian melalui dukungan Lintasarta ke BAKTI.



“Saat ini Lintasarta sudah memberikan layanan Internet ke daerah 3T (terluar, tertinggal, terpencil), dan saat ini sedang berjalan memberikan layanan WiFi publik di pulau-pulau terluar yang masuk dalam wilayah administrasi Kota Makassar,” sebutnya.

Bahkan, pada akhir tahun 2020 dengan target yang sangat ketat melalui program BAKTI, pihaknya membangun layanan internet di 58 lokasi 3T, yakni di puskesmas Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Bantaeng, Maros dan Kepulauan Selayar.

“Di Sulsel mayoritas karakteristik pelanggan saat ini sangat dinamis tidak mengacu hanya pada layanan data komunikasi dan intenet saja, namun lebih dari itu Lintasarta diharapkan memberikan dukungan one stop ICT solution. Sementara dominasi pelanggan terbanyak pada sektor pemerintahan dan perbankan,” jelasnya.

Pada 2021 ini, PT Lintasarta berkomitmen mendukung percepatan transformasi digital di pelanggan Lintasarta melalui solusi infrastruktur dan solusi Industri yang berikan kepada pelanggan.

“Juga hal yang penting adalah menjaga service excellence kepada pelanggan Lintasarta. Secara umum kita akan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dengan flexibilitas ICT solution. Lintasarta juga melakukan transformasi customer focus dengan menerapkan strategi key account management (KAM),” tuturnya.



Dari sisi bisnis , PT Lintasarta mengalami pertumbuhan belanja connectivity di 2021 adalah 3% dan IT services adalah 19% hal ini mengacu kepada data IDC (lembaga riset),

“Alhamdulillah, Lintasarta mampu menjaga pertumbuhan diatas pertumbuhan pasar untuk kedua layanan tersebut,” pungkasnya.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.1041 seconds (0.1#10.140)