Ketua DPD RI Apresiasi Inovasi Program OPOP di Jawa Timur
loading...
A
A
A
SURABAYA - Ketua DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi program One Pesantren One Product (OPOP) yang kini telah menjelma menjadi basis ekonomi pesantren mandiri di Jawa Timur. Mantan Ketua Umum Kadin Jatim ini meyakini program tersebut akan membantu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Namun tentu saja program tersebut memerlukan dukungan kekuatan finansial, salah satunya melalui perbankan syariah. Inovasi ini patut diapresiasi agar langkah konkret OPOP dapat segera diwujudkan," kata La Nyalla, Kamis (8/4/2021).
Senator Dapil Jatim itu meminta kepada pondok-pondok pesantren untuk menjalankan program OPOP ini dengan penuh amanah. Dia optimistis program OPOP jika dikembangkan dengan serius akan menjadi percontohan masyarakat berbasis pesantren.
Baca juga: Bangkitkan UMKM Indonesia, Arek Surabaya Hadirkan Platform Digital 'Ngelapak'
Menurutnya, banyak program yang bisa dikembangkan pada program tersebut. SDM di pondok-pondok pesantren juga diyakini cukup mumpuni untuk mengembangkan program tersebut.
"Kita berharap ini menjadi pioner kemandirian pesantren yang ke depannya program ini dapat menjadi percontohan masyarakat berbasis pesantren," harap alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap program OPOP bisa menjadi pintu masuk penyejahteraan masyarakat dan bangkitnya pertumbuhan ekonomi Jatim. Ini lantaran program tersebut mendorong agar tiap pondok pesantren mampu menciptakan satu produk unggulan. "Kedepannya bisa menciptakan lapangan kerja," katanya.
Baca juga: Cetak Santri Berkarakter, Ponpes Modern Sunanul Muhtadin MoU dengan Unesa
Khofifah mengatakan, pihaknya optimistis tumbuhnya lapangan kerja melalui OPOP akan menciptakan pertumbuhan potisif pada produktivitas lapangan kerja. Nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Program OPOP sejatinya adalah melanjutkan semangat Nahdhatul Tujjar atau kebangkitan pedagang yang digagas para ulama sebelum mendirikan Nahdhatul Ulama,” kata Khofifah.
"Namun tentu saja program tersebut memerlukan dukungan kekuatan finansial, salah satunya melalui perbankan syariah. Inovasi ini patut diapresiasi agar langkah konkret OPOP dapat segera diwujudkan," kata La Nyalla, Kamis (8/4/2021).
Senator Dapil Jatim itu meminta kepada pondok-pondok pesantren untuk menjalankan program OPOP ini dengan penuh amanah. Dia optimistis program OPOP jika dikembangkan dengan serius akan menjadi percontohan masyarakat berbasis pesantren.
Baca juga: Bangkitkan UMKM Indonesia, Arek Surabaya Hadirkan Platform Digital 'Ngelapak'
Menurutnya, banyak program yang bisa dikembangkan pada program tersebut. SDM di pondok-pondok pesantren juga diyakini cukup mumpuni untuk mengembangkan program tersebut.
"Kita berharap ini menjadi pioner kemandirian pesantren yang ke depannya program ini dapat menjadi percontohan masyarakat berbasis pesantren," harap alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap program OPOP bisa menjadi pintu masuk penyejahteraan masyarakat dan bangkitnya pertumbuhan ekonomi Jatim. Ini lantaran program tersebut mendorong agar tiap pondok pesantren mampu menciptakan satu produk unggulan. "Kedepannya bisa menciptakan lapangan kerja," katanya.
Baca juga: Cetak Santri Berkarakter, Ponpes Modern Sunanul Muhtadin MoU dengan Unesa
Khofifah mengatakan, pihaknya optimistis tumbuhnya lapangan kerja melalui OPOP akan menciptakan pertumbuhan potisif pada produktivitas lapangan kerja. Nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Program OPOP sejatinya adalah melanjutkan semangat Nahdhatul Tujjar atau kebangkitan pedagang yang digagas para ulama sebelum mendirikan Nahdhatul Ulama,” kata Khofifah.
(msd)