NusaDwipa Institute Galang Donasi lewat Seminar Online

Rabu, 20 Mei 2020 - 15:00 WIB
loading...
NusaDwipa Institute...
NusaDwipa Institute selama masa pandemi corona telah dua kali melakukan seminar online (webinar). FOTO/IST
A A A
YOGYAKARTA - NusaDwipa Institute selama masa pandemi corona telah dua kali melakukan seminar online (webinar). Kegiatan ini untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta sekaligus penggalangan donasi untuk membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.

Hasil donasi webinar pertama untuk pembelian masker dan telah didistribusikan di tiga wilayah di Jawa Tengah. Sementara itu, donasi webinar kedua digunakan untuk pembelian sembako wilayah Yogyakarta.

NusaDwipa Institute sendiri merupakan lembaga penelitian dan pengembangan pendidikan serta sosial yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, pariwisata, dan penerbitan serta publikasi.

Lembaga ini didirikan oleh alumni mahasiswa S-2 Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan ke-21 Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) tahun 2017, yang terdiri dari 18 anggota.

"Webinar ini sebagai wujud partipasi NusaDwipa Institut dalam membantu sesama sesuai dengan misi, yaitu memberikan edukasi di bidang pendidikan, sosial dan budaya," kata pembina Nusa Dwipa Institute Dr. Elsa Putri Ermisah Syafril, M.Pd.

Elsa menjelaskan, webinar pertama dilaksanakan pada Kamis (23/4/ 2020) melalui aplikasi Jitsi Meet. Acara ini dihadiri oleh 12 orang peserta mengangkat tema "Kemandirian Peserta Didik dan Gotong Royong Antar-Elemen di Masa Pandemi Covid-19".

Acara dimulai pukul 10.30 hingga pukul 12.00 WIB. Acara ini diisi oleh Elsa Putri (Pakar Pendidikan dan dosen aktif UPY) dan Ahmad Hutama Adhi Nugraha, M.Pd (konsultan NusaDwipa Institute) serta dipandu oleh Abid Rosadi, M.Pd (aktivis pendidikan) selaku moderator. Selesai pemaparan dari kedua pemateri, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dan diskusi.

Elsa Putri Ermisah Syafril memaparkan temuannya tentang kreativitas di masa karantina yang dinamakan sebagai Coronativity. Elsa menjelaskan, kondisi apa pun dapat dimaknai sebagai situasi "menarik" untuk membentuk kreativitas bagi anak (peserta didik). Dengan demikian, anak (peserta didik) dapat memotivasi diri untuk terus belajar secara kognisi, afeksi, dan psikomotorik sehingga memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan religius.

"Oleh sebab itu, coronativity merupakan satu kreativitas berpikir yang dibentuk pada masa pandemi corona ini, bahwa kondisi dan situasi apa pun tidak menghalangi seseorang untuk terus berkreasi. Tentu hal ini didukung oleh peran aktif orang tua di rumah," katanya.

Pembicara kedua, Ahmad Hutama Adhi Nugraha memaparkan peran orang tua, guru, dan orang dewasa sebagai contoh dan role model yang baik agar dapat ditiru oleh anak-anak (peserta didik), sehingga mereka bisa mandiri. Anak-anak yang meniru perilaku baik tersebut bisa menjadi contoh bagi anak-anak/peserta didik lainnya.

Sementara itu, modal sosial masyarakat Indonesia yang terbiasa hidup komunal perlu digerakkan. Diperlukan gotong royong antarelemen untuk mengatasi bencana corona. Kerja sama antarmasyarakat dan pengambil kebijakan harus bersinergi.

Masyarakat harus percaya, mendukung, dan membantu skema kebijakan yang diambil pemerintah untuk menanggulangi wabah corona. Begitu juga, pemerintah mesti percaya bahwa masyarakat juga ikut membantu dengan mengikuti anjuran pemerintah, membantu pengadaan masker, hand sanitaizer, bahan makanan, dan lainnya.

Adapun webinar kedua bertema "Peran Orang Tua pada Pendidikan Anak Selama Karantina" dilaksanakan Kamis (7/5/2020) dan dihadiri 17 peserta. Acara dilaksanakan pukul 20.00-21.30 WIB. Webinar tersebut diisi oleh Elsa Putri E Syafril dan Slamet Tugiyono, M.Pd. (motivator) sebagai pemateri serta dipandu oleh Sulastri, M.Pd. (Kepala SMP Hamong Putera, Ngaglik, Kabupaten Sleman) selaku moderator.

Slamet Tugiyono menyampaikan tentang menjadi orang tua hebat di masa pandemi COVID-19. Banyak orang tua yang mengeluh dan merasa stres/terbebani lantaran harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sembari mengasuh serta menjadi guru serba bisa bagi anak-anaknya di rumah.

Oleh karena itu, perlu langkah strategis untuk menjaga motivasi anak (peserta didik) untuk tetap meneruskan proses pendidikan, terutama pada peran orang tua saat mendampingi anak belajar dari rumah.

"Hal ini karena, orang tua adalah orang terdekat di sekitar anak/peserta didik. Orang tua perlu melakukan berbagai cara pengaturan dan penyesuaian untuk mendukung anak pada masa pembelajaran mereka," katanya.

Sementara itu, Elsa Putri E Syafril memaparkan tentang pendidikan dan perspektif coronability. Kondisi saat ini tersebab oleh virus corona yang mengakibatkan COVID-19 telah membatasi gerak banyak orang hanya di rumah saja atau yang dikenal sebagai karantina (physical distancing), termasuk kegiatan belajar di rumah.

Lebih lanjut Elsa menjelaskan, bahwa pengetahuan dapat berasal dari kondisi apa pun termasuk kondisi sulit. Penguatan pembelajaran di rumah dapat ditarik dari daya penguatan virus corona yang didukung kolaborasi antara orang tua dan guru.

"Penguatan pembelajaran di rumah dapat dilakukan secara tematik dengan memperhatikan daya resepsi anak yang dilakukan dengan tiga aspek, yakni kognisi, afeksi, dan psikomotorik untuk menciptakan kecerdasan seimbang antara intelektual, emosional, dan spiritual," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2180 seconds (0.1#10.140)