Literasi Sejuta Pemirsa, Ganjar Sebut Konsumsi Media di Jawa Tengah Dikuasai Televisi

Senin, 29 Maret 2021 - 19:53 WIB
loading...
Literasi Sejuta Pemirsa,...
Literasi Sejuta Pemirsa dalam rangka Hari Penyiaran Nasional diikuti sejumlah tokoh di Kota Solo. Foto/Okezone/Bramantyo
A A A
SOLO - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo secara resmi membuka Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa di Pendapi Gede, Balai Kota Solo, Senin (29/3/2021).

Baca juga: Harsiarnas Ke-88, KPI Ingatkan Tahun 2022 Tumbuh Subur Penyiaran Diera Digitalisasi

Dalam sambutannya, Ganjar yang tampil sebagai pembicara mengajak masyarakat untuk cerdas dan bijak bermedia dengan literasi atau pemahaman mendalam dalam memilah dan memilih siaran yang mengandung beraneka ragam informasi.

Baca juga: Puncak Harsiarnas, Pelaku Dunia Penyiaran Napak Tilas Sejarah di Kota Solo

"Saya meyakini perkembangan teknologi informasi lewat siaran itu melompat lompat. Jadi ada potensi informasi yang disajikan bisa mengadung hoaks dan disinformasi. Oleh karenanya, gerakan literasi yang masif harus terus di-sounding-kan," katanya.

Baca juga: Ziarahi Makam Mangkunegoro VII, KPI Usulkan Gelar Pahlawan Nasional Penyiaran

Menurut Ganjar, masyarakat harus secepatnya punya literasi dan edukasi untuk menyadari informasi yang beredar di mana-mana, khususnya melelui media siaran. "Jempolmu harimaumu, kita harus cerdas sikapi informasi," tandasnya.

Ganjar mengatakan bahwa konsumsi media masyarakat Jawa Tengah berdasarkan survei komunikasi publik Diskominfo Jateng 2020 didominasi media televisi, yakni sebesar 91,3%.

Sementara Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak positif dan negatif. "Dampak positifnya informasi mudah murah cepat dimanapun. Negatifnya, muncul hoaks atau penyalahgunaan informasi. Dengan literasi kita dapat memilah dan memilih informasi yang beredar khususnya melalui siaran televisi dan radio," jelasnya.

Literasi diharapkan dapat menambah sikap kritis masyarakat khususnya terhadap siaran TV dan radio. Gibran juga mengajak masyarakat untuk kritis terhadap siaran sehingga siaran menjadi cerdas dan martabat. "Harus digaungkan secara masif gerakan literasi untuk menghindari hoaks, hate speech dan kekerasan," ucapnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3285 seconds (0.1#10.140)