Anak perempuan sang raja diberi nama Putri Jelitani. Namun, karena lahir di musim kemarau, ia kemudian dijuluki Putri Kemarau .
Sebagai putri tunggal, dia pun amat disayangi oleh ayahnya. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram karena dipimpin raja yang arif dan bijaksana.
Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar oleh terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang penyakit dan dilanda kelaparan.
Baca Juga:
Baca juga: Tolop, Pulau Terluar yang Miliki 3 Makam para Habib dan Pohon Penawar Racun
Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif dan bijaksana itu pun segera bertindak. Dia segera mencari peramal untuk mendapatkan jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.
Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada seorang peramal yang terkenal sakti. Tak berpikir panjang, sang Raja pun mendatangi peramal itu. “Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.
“Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi putri Baginda,” jawab peramal itu.