Pemprov Jabar Pastikan Stok Pangan Jelang Lebaran Aman, Harga Stabil
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat memastikan ketersediaan pangan menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah mencukupi dan harganya pun cenderung normal.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jabar M Arifin Soendjayana mengatakan, hanya ada tiga komoditas pangan yang kini mengalami kenaikan harga, yakni daging ayam, bawang merah, dan tepung terigu.
Kepastian tersebut diperoleh setelah pihaknya rutin melakukan pemantauan di 10 pasar tradisional di Kota Bandung sebagai indikator ketersediaan dan harga pangan di Jabar.
"Dari hasil pantauan itu, ketersediaan barangnya insya Allah aman, harga-harga juga relatif stabil," ujar Arifin di Bandung, Selasa (19/5/2020).
Diakui Arifin, harga daging ayam di pasaran kini sudah mulai mendekati normal setelah sempat anjlok akibat pandemi COVID-19. Dia menyebutkan, daging ayam broiler kini dijual di kisaran Rp33.000 per kilogram.
"Jadi, para peternak ayam broiler tak perlu khawatir lagi karena harganya kini mulai mendekati normal, memang kondisinya seperti itu," imbuhnya.
Terkait kenaikan bawang merah, Arifin memprediksi hal itu terjadi akibat meningkatnya permintaan menjelang Lebaran. Alasan serupa pun terjadi pada harga tepung terigu.
"Karena mungkin banyak orang butuh bawang merah untuk bumbu terigu untuk buat kue jelang Lebaran. Di Bulog pun kondisinya sangat sedikit untuk terigu ini," terangnya.
Meski ketiga komoditas itu mengalami kenaikan harga, namun menurutnya ada pula bahan pokok yang harganya turun. Sehingga, kata dia, kenaikan harga yang terjadi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan harga seluruh bahan pokok.
"Jadi, secara umum kondisi ketersediaan barang pokok menjelang hari raya Idul Fitri aman, kemudian harga-harga juga cukup stabil," tegas Arifin.
Arifin melanjutkan, stok pangan di Bulog pun terbilang mencukupi. Menurutnya, ketersediaan gula, minyak goreng, dan beras di tujuh gudang Bulog di Jabar terbilang aman hingga dua bulan ke depan.
"Itu sudah dihitung dengan jumlah sembako di bansos yang kita bagikan, insya Allah aman," katanya.
Arifin menambahkan, ketersediaan telur di pasar-pasar juga terbilang melimpah. Hal ini pulalah yang menurutnya menjadi alasan mengapa telur menjadi bagian paket sembako yang dibagikan kepada masyarakat terdampak COVID-19.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disindag) Jabar M Arifin Soendjayana mengatakan, hanya ada tiga komoditas pangan yang kini mengalami kenaikan harga, yakni daging ayam, bawang merah, dan tepung terigu.
Kepastian tersebut diperoleh setelah pihaknya rutin melakukan pemantauan di 10 pasar tradisional di Kota Bandung sebagai indikator ketersediaan dan harga pangan di Jabar.
"Dari hasil pantauan itu, ketersediaan barangnya insya Allah aman, harga-harga juga relatif stabil," ujar Arifin di Bandung, Selasa (19/5/2020).
Diakui Arifin, harga daging ayam di pasaran kini sudah mulai mendekati normal setelah sempat anjlok akibat pandemi COVID-19. Dia menyebutkan, daging ayam broiler kini dijual di kisaran Rp33.000 per kilogram.
"Jadi, para peternak ayam broiler tak perlu khawatir lagi karena harganya kini mulai mendekati normal, memang kondisinya seperti itu," imbuhnya.
Terkait kenaikan bawang merah, Arifin memprediksi hal itu terjadi akibat meningkatnya permintaan menjelang Lebaran. Alasan serupa pun terjadi pada harga tepung terigu.
"Karena mungkin banyak orang butuh bawang merah untuk bumbu terigu untuk buat kue jelang Lebaran. Di Bulog pun kondisinya sangat sedikit untuk terigu ini," terangnya.
Meski ketiga komoditas itu mengalami kenaikan harga, namun menurutnya ada pula bahan pokok yang harganya turun. Sehingga, kata dia, kenaikan harga yang terjadi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan harga seluruh bahan pokok.
"Jadi, secara umum kondisi ketersediaan barang pokok menjelang hari raya Idul Fitri aman, kemudian harga-harga juga cukup stabil," tegas Arifin.
Arifin melanjutkan, stok pangan di Bulog pun terbilang mencukupi. Menurutnya, ketersediaan gula, minyak goreng, dan beras di tujuh gudang Bulog di Jabar terbilang aman hingga dua bulan ke depan.
"Itu sudah dihitung dengan jumlah sembako di bansos yang kita bagikan, insya Allah aman," katanya.
Arifin menambahkan, ketersediaan telur di pasar-pasar juga terbilang melimpah. Hal ini pulalah yang menurutnya menjadi alasan mengapa telur menjadi bagian paket sembako yang dibagikan kepada masyarakat terdampak COVID-19.
(awd)