Garap TPPAS Lulut Nambo, Ridwan Kamil Sambut Investor Baru asal Jerman
loading...
A
A
A
Agar konversi sampah menjadi energi di Jabar benar-benar terwujud, lanjut Kang Emil, pihaknya pun akan berupaya segera merampungkan pembangunan TPPAS Legok Nangka bagi warga Bandung Raya dan dua TPPAS serupa bagi warga Cirebon, Indramayu Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) serta warga Bekasi, Karawang, dan Purawakarta (Bekarpur).
"Karena pengelolaan sampah itu harus regional. Jadi ada regional Bogor Depok, ada regional Bandung Raya. Nah yang belum itu adalah regional Ciayumajakuning dan Bekasi, Karawang, Purwakarta," paparnya.
Sehingga, tambah Emil, jika proyek TPPAS Nambo rampung, maka ke depan sedikitnya dibutuhkan tiga hingga empat TPPAS serupa. Sehingga, persoalan sampah di Jabar dapat tertangani dengan baik.
"Saya kira itu perspektifnya, sehingga Jabar dikenal sebagai provinsi yang sangat ramah lingkungan. Tidak ada lagi sampah yang tidak terdaur ulang. Semua bisa dibereskan," katanya.
Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Prima Mayaningtyas mengatakan, dengan hadirnya investor baru asal Jerman tersebut, pihaknya menargetkan, proyek TPPAS Lulut Nambo rampung dan mulai beroperasi 2022 mendatang.
Prima meyakinkan, Uwell sudah menyampaikan rencana kerja (timline) proyek TPPAS Lulut Nambo kepada BUMD PT Jasa Sarana yang juga telah diketahui Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
Sesuai timeline, pembahasan paralel Akam dilakukan oleh Uwell, dalah satunya dengan pihak offtaker, yakni PT Indocement. Selain itu, pembahasan juga akan dilakukan dengan pemerintah kabupaten/kota yang akan memanfaatkan keberadaan TPPAS Lulut Nambo.
"Dan menurut timeline yang ada sebagaimana Bapak Gubernur meminta harus komit. Insya Allah di akhir tahun 2021 bisa dioprasionalkan dan insya Allah fully operasionalnya baru di 2022," kata Prima seraya menyebutkan, besaran tipping fee TPPAS Legok Nangka nantinya berada di kisaran Rp125.000 per ton sampah.
Prima menambahkan, pihaknya pun kini tengah berupaya melanjutkan proyek TPPAS Legok Nangka. Dia menyebut, proyek tersebut kini sudah masuk dalam tahap prakualifikasi lelang.
"Insya Allah kita melakukan prakualifikasi di akhir bulan ini dan mudah-mudahan dalam dua bulan mendatang, begitu kita tahu berapa bidder yang masuk, kita seleksi menjadi empat sebagaimana arahan dari Kementerian Keuangan. Kemudian, kita akan lakukan lelang untuk penentuan pemenang," jelasnya.
"Karena pengelolaan sampah itu harus regional. Jadi ada regional Bogor Depok, ada regional Bandung Raya. Nah yang belum itu adalah regional Ciayumajakuning dan Bekasi, Karawang, Purwakarta," paparnya.
Sehingga, tambah Emil, jika proyek TPPAS Nambo rampung, maka ke depan sedikitnya dibutuhkan tiga hingga empat TPPAS serupa. Sehingga, persoalan sampah di Jabar dapat tertangani dengan baik.
"Saya kira itu perspektifnya, sehingga Jabar dikenal sebagai provinsi yang sangat ramah lingkungan. Tidak ada lagi sampah yang tidak terdaur ulang. Semua bisa dibereskan," katanya.
Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Prima Mayaningtyas mengatakan, dengan hadirnya investor baru asal Jerman tersebut, pihaknya menargetkan, proyek TPPAS Lulut Nambo rampung dan mulai beroperasi 2022 mendatang.
Prima meyakinkan, Uwell sudah menyampaikan rencana kerja (timline) proyek TPPAS Lulut Nambo kepada BUMD PT Jasa Sarana yang juga telah diketahui Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
Sesuai timeline, pembahasan paralel Akam dilakukan oleh Uwell, dalah satunya dengan pihak offtaker, yakni PT Indocement. Selain itu, pembahasan juga akan dilakukan dengan pemerintah kabupaten/kota yang akan memanfaatkan keberadaan TPPAS Lulut Nambo.
"Dan menurut timeline yang ada sebagaimana Bapak Gubernur meminta harus komit. Insya Allah di akhir tahun 2021 bisa dioprasionalkan dan insya Allah fully operasionalnya baru di 2022," kata Prima seraya menyebutkan, besaran tipping fee TPPAS Legok Nangka nantinya berada di kisaran Rp125.000 per ton sampah.
Prima menambahkan, pihaknya pun kini tengah berupaya melanjutkan proyek TPPAS Legok Nangka. Dia menyebut, proyek tersebut kini sudah masuk dalam tahap prakualifikasi lelang.
"Insya Allah kita melakukan prakualifikasi di akhir bulan ini dan mudah-mudahan dalam dua bulan mendatang, begitu kita tahu berapa bidder yang masuk, kita seleksi menjadi empat sebagaimana arahan dari Kementerian Keuangan. Kemudian, kita akan lakukan lelang untuk penentuan pemenang," jelasnya.