Reaktivasi Rel Kereta Api Semarang-Lasem 70% Jalur Baru

Kamis, 18 Maret 2021 - 15:41 WIB
loading...
Reaktivasi Rel Kereta Api Semarang-Lasem 70% Jalur Baru
Seorang warga menunjukkan peralatan untuk mengatur jalur rel, yang masih ada di dalam bekas kompleks Stasiun Rembang, Jateng. Foto/iNews.id/Musyafa Musa
A A A
REMBANG - Reaktivasi jalur rel kereta api (KA) jalur Semarang-Rembang-Lasem 70% di antaranya akan menggunakan jalur baru. Hal itu lantaran jalur yang lama sudah banyak ditempati bangunan pertokoan dan perumahan.

Baca juga: Jalur Kereta di Swiss yang Menakjubkan, Panjangnya 5 Ribu Kilometer!

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Tengah mengatakan bahwa berdasarkan informasi dari Dinas Perhubungan Jawa Tengah, reaktivasi rel kereta api Semarang-Lasem 70% memakai jalur baru. Hanya 30% yang mengoptimalkan jalur lama.

Baca juga: Selain Tol, Pelabuhan Patimban Juga Akan Ditopang Jalur Kereta Api

Bekas rel kereta api yang lama tidak mungkin dioperasikan karena sudah banyak berubah menjadi kawasan perumahan dan pertokoan, sehingga kondisinya terlalu padat.

"Mereka punya komitmen 70 % pakai jalur baru. Trase (rute) lama sudah terlalu kompleks masalahnya. Jadi kebijakan yang diambil, lebih banyak pakai jalur baru. Itu komitmen yang kami dengar dari pihak terkait, setelah terlibat dalam diskusi intensif perencanaan," katanya, Kamis (18/3/2021).



Aziz menambahkan, reaktivasi rel kereta api Semarang-Lasem sangat dinantikan masyarakat. Lebih-lebih Lasem diproyeksikan oleh pemerintah pusat menjadi Kota Pusaka. Sehingga kelak diharapkan tumbuh sebagai kawasan wisata sejarah. "Kalau sudah ada kereta api, tentu akan memudahkan akses wisatawan," ujarnya.

Menurutnya, tahun ini sudah muncul anggaran untuk investigasi trase atau rute, karena proyek tersebut akan dipercepat. "Betul memang dipercepat, karena muncul desakan dari banyak pihak. Kalau dana nggak ada refocusing untuk COVID-19. Harusnya tahun ini sudah ada kegiatan investigasi trase jalurnya," terang Aziz.

Politisi PPP yang biasa dipanggil Gus Aziz ini membeberkan apabila investigasi jalur selesai, perkiraan tahun 2022 dilanjutkan dengan mematangkan desainnya dan tahun 2023 peletakan batu pertama.

Menurutnya, moda transportasi kereta api lebih efektif, karena sifatnya massal dan bisa mengurangi kesemerawutan jalur Pantura yang didominasi kendaraan berat. Apalagi nilai investasi jalur kereta api per kilometer diprediksi hanya habis sekitar Rp25 miliar. Berbeda jauh dengan jalan tol yang investasinya rata-rata melampaui Rp120 Miliar setiap kilometer.

Sebelumnya, jalur rel kereta api Semarang-Lasem sudah pernah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Stasiun Lasem yang terletak di Desa Dorokandang dibangun antara tahun 1883-1900. Stasiun ini menjadi satu jalur dengan Stasiun Rembang dan menghubungkan daerah-daerah lain.

Memasuki tahun 1989, Stasiun Lasem ditutup karena dianggap tidak efisien akibat mulai banyaknya angkutan umum.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6249 seconds (0.1#10.140)