Neraca Perdagangan Jatim Selama Januari-Februari 2021 Defisit USD389,26 Juta

Rabu, 17 Maret 2021 - 13:34 WIB
loading...
Neraca Perdagangan Jatim...
ilustrasi
A A A
SURABAYA - Neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim), secara kumulatif, selama Januari - Februari 2021 defisit sebesar USD389,26 juta. Hal ini disumbang dari selisih perdagangan ekspor-impor di sektor migas maupun sektor nonmigas yang sama-sama mengalami defisit.

Adapun defisit neraca perdagangan sektor migas adalah sebesar USD349,64 juta. Sedangkan defisit neraca perdagangan sektor nonmigas sebesar USD 39,61 juta.

“Kondisi ini membuat kinerja kedua sektor tersebut perlu lebih ditingkatkan agar neraca perdagangan Jawa Timur berubah menjadi surplus di periode berikutnya,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Rabu (16/3/2021).

Baca juga: Aa Gym Resmi Gugat Cerai Istri Pertamanya, Teh Ninih

Sementara itu, selama bulan Februari 2021, neraca perdagangan Jatim juga mengalami defisit sebesar USD169,98 juta. Defisit ini disebabkan karena adanya selisih nilai perdagangan yang negatif baik pada sektor migas maupun pada sektor nonmigas.

“Selisih nilai perdagangan pada sektor migas sebesar USD143,99 juta. Sedangkan selisih nilai perdagangan pada sektor nonmigas sebesar USD25,99 juta,” tandas Umar.

Diketahui, nilai impor Jatim pada bulan Februari 2021 mencapai USD1,87 miliar atau meningkat sebesar 6,85% dibandingkan Januari 2021. Sedangkan nilai ekspor selama Februari 2021 mencapai USD1,70 miliar atau naik sebesar 11,05%. dibandingkan Januari 2021.

“Selama Februari 2021, impor Jatim masih didominasi oleh bahan baku dan penolong dengan nilai USD1,35 miliar yang memberikan kontribusi sebesar 71,93%,” ujar Umar.

Kelompok negara ASEAN masih menjadi salah satu pemasok utama barang komoditi nonmigas ke Jatim selama Februari 2021 yang mencapai USD214,70 juta. Angka itu naik 41,00% dibanding bulan sebelumnya.

Di kawasan ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor nonmigas dengan nilai USD68,60 juta atau sebesar 4,47% dari total impor. Diikuti Singapura sebesar USD51,15 juta dengan peranan sebesar 3,33%.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3011 seconds (0.1#10.140)