Mantan Napiter Jack Harun Buka Warung Soto, Ini Kata Ganjar

Selasa, 16 Maret 2021 - 13:30 WIB
loading...
Mantan Napiter Jack Harun Buka Warung Soto, Ini Kata Ganjar
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menikmati soto di warung Bang Jack di Gang Kurma VI, Tangkil Baru, Manang, Kecamatan Grogol, Karanganyar. Foto/Ist
A A A
SEMARANG - Mantan Napiter Joko Trihermanto alias Jack Harun (45) warga Grogol, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah , kini mengisi kehidupan sehari-hari dengan membuka usaha.

Lelaki yang dulu dikenal sebagai perakit Bom dan spesialis pemegang timer bom ini, mendirikan warung soto Bang Jack di Gang Kurma VI, Tangkil Baru, Manang, Kecamatan Grogol, Karanganyar.

"Dulu saya memang ahli meracik bom hasil belajar langsung dari Dokter Azahari, eh ternyata keahlian saya meracik itu bisa saya pakai juga untuk meracik soto. Kata pengunjung yang beli sih enak," kata Jack dengan nada bercanda kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Minggu (14/3/2021).

Sekitar pukul 09.00 WIB, Jack kedatangan pembeli spesial yaitu Ganjar dan sang istri, Siti Atikoh.

Ganjar bersepeda dari Tawangmangu ke warung soto yang beratapkan seng tersebut. Jack yang memakai kopiah, kaos, dan celana cingkrang serta bersepatu kulit pada pagi itu menyambut Ganjar dengan ramah.

"Warung ini sudah 5 tahun. Saya memang suka kuliner. Ketika keluar tahanan saya pernah kerja di restoran dan pernah punya angkringan," kata eks narapidana teroris yang saat itu divonis 6 tahun dan keluar pada 2008.

Jack Harun, lulusan S1 Fakultas Pendidikan Universitas 11 Maret Solo (UNS) itu menceritakan, dulu dirinya aktif terorisme sejak tahun 1999 di Poso dan Ambon.

Kemudian Tahun 2002 sebagai timer dan peramu bom Bali 1. Jack seringkali mendapat peran sebagai pelaku yang memutuskan kapan waktunya bom diledakan atau disebutnya dengan istilah timer.

Ia juga pernah terlihat perampokan bersama Nordin M Top di sebuah perusahaan di Malang.

"Tapi sekarang saya sudah bertekat kembali ke pangkuan pertiwi dan berbaur dengan masyarakat. Warung soto ini salah satu caranya, di warung ini pernah ada beberapa eks napiter yang bekerja di sini secara bergantian," ujar bapak dari 6 anak ini.

Tidak semua pekerja Jack adalah eks napiter. Satu di antaranya seorang remaja non-muslim. "Tapi dia (pekerja non-muslim) sedang libur, karena ibadah ke gereja," ungkap pria kelahiran Kulonprogo, 1 Desember 1976 ini.

Warung yang terdapat 10 meja dan 20 bangku ini buka mulai pukul 05.30 WIB dan tutup pukul 10.30 WIB.

Sekali dalam sebulan, yaitu pada Jumat pertama, Jack mengratiskan seluruh dagangannya untuk masyarakat.

"Namanya Jumat Barokah, semua penggunjung gratis makan di sini. Dengan mengadakan seperti ini, setidaknya setiap bulan ada orang yang nganggeni saya," kata Jack seraya tertawa.

Ganjar yang mendengar cerita tersebut pun mengapreasi cara Jack Harun. Menurut Ganjar, Jack Harun tidak sulit diterima kembali oleh masyarakat karena ada niat dari yang bersangkutan.

"Ini adalah cara reintegrasi sosial yang menarik. Selain berwirausaha bikin warung soto yang menurut saya ueenakk ini, Mas Jack juga sering memberikan edukasi terhadap anak-anak muda tentang bahaya terorisme dan radikalisme," kata Ganjar.

Baca juga: Pertahankan Predikat Kota Tertoleran, Pemkot Salatiga Perkuat Silaturahim

Ganjar menambahkan, pemerintah akan memberikan dukungan lewat program-program bagi eks napiter supaya dapat diterima baik oleh masyarakat.

Baca juga: Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Salatiga, Siswa-Guru Wajib Patuhi Prokes

"Kalau mereka (eks napiter) bekerja sesuai passionnya, itu enak karena pemerintah tinggal memberikan kebutuhannya apa saja. Tapi kalau mereka belum punya ketrampilan, maka kami perlu memberikan pelatihan dulu," ucapnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0935 seconds (0.1#10.140)