Psikolog: Korban Ghosting Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Selasa, 16 Maret 2021 - 10:26 WIB
loading...
Psikolog: Korban Ghosting Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
SURABAYA - Dalam beberapa pekan terakhir media sosial ramai dengan perbincangan tentang fenomena pemutusan komunikasi sepihak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau yang kini dikenal dengan ghosting.

Banyak tekanan baru dalam psikologis yang terjadi ketika terjadi ghosting. Dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga Ilham Nur Alfian, M.Psi menuturkan, fenomena ghosting adalah fenomena yang wajar dalam proses komunikasi di sebuah relasi.

Fenomena tersebut telah ada sebelum adanya pola komunikasi media sosial. Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap model-model media sosial dan fenomena ghosting, apalagi dalam situasi pandemi.

“Jadi ada situasi memang ketika orang itu kemudian memutus hubungan atau komunikasi karena ada beberapa sebab. Bisa jadi sebabnya itu salah satunya sudah nggak merasa nyaman lagi berkomunikasi atau menjalin hubungan dengan partnernya,” kata Ilham, Selasa (16/3/2021).

Dosen yang memiliki keahlian bidang asesmen komunitas dan analisis sosial ini menambahkan, situasi pandemi memiliki pengaruh tersendiri dalam pola komunikasi dengan adaptasi baru.
Permasalahan ghosting dapat muncul begitu saja dalam situasi ini. Semua itu disebabkan orang-orang merasa tidak ada sesuatu yang bervariasi dalam proses interaksi jika tidak dilakukan secara langsung.

Ilham menjelaskan, para korban ghosting sebenarnya akan lebih mudah beradaptasi. Hanya saja perlu diwaspadai adanya kompensasi, jika pernah menjadi korban bisa jadi ada keinginan untuk menjadi pelaku.

“Mungkin itu tapi bukan karena trauma. Tapi cuma ingin membalas begitu saja sebenarnya. Jadi siklusnya jadi pelaku bisa jadi, unsur traumatiknya sebenarnya nggak,” ungkapnya.

Sekjen Ikatan Psikologi Sosial (IPS) Indonesia ini menambahkan, peluang atau risiko korban ghosting merasa menyalahkan dirinya sendiri biasanya terjadi.

“Karena pasti mereka merasa pasanganku atau relasiku karena aku. Nah, justru aspek-aspek semacam itu dihilangkan. Jadi untuk korban ghosting seharusnya tidak menyalahkan dirinya sendiri. Anggap saja itu adalah kognitif, situasi semacam ini adalah situasi yang umum, yang wajar dalam sebuah relasi,” imbuhnya.

Bagi korban ghosting, katanya, mereka harus tetap menumbuhkan kepercayaan bahwa ada orang-orang yang lebih baik dari pasangan terdahulu yang membuat dia menjadi korban.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2392 seconds (0.1#10.140)