Pemkab Tana Toraja Evaluasi Bangunan RS Bersalin Sayang Anak
loading...
A
A
A
TANA TORAJA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tana Toraja di bawah kepemimpinan Bupati Theofilus Allorerung dan Wakil Bupati Zadrak Tombeg akan mengevaluasi keberadaan Rumah Sakit Bersalin Sayang Anak di Kecamatan Makale.
"Kita akan evaluasi Rumah Sakit Bersalin Sayang Anak apakah memenuhi persyaratan standar sebagai rumah sakit," ujar Wakil Bupati, Zadrak Tombeg saat melakukan kunjungan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tana Toraja, Rabu (3/3/2021).
Zadrak mengatakan, struktur bangunan rumah sakit harus kuat dan kokoh menahan beban. Selain itu, standar untuk rumah sakit yang mempunyai gedung bertingkat, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang aktivitas dan kenyamanan petugas rumah sakit dan pasien serta orang-orang di dalamnya. Seperti tersedianya sarana lift.
Sedangkan, Rumah Sakit Bersalin Sayang Anak yang dibangun pada tahun 2019 dengan anggaran sekitar Rp1,9 miliar di masa pemerintahan Bupati Nicodemus Biringkanae dan Wakil Bupati Victor Datuan Batara dengan empat lantai, tak memiliki lift.
"Kenyamanan dan kelancaran pelayanan rumah sakit harus jadi perhatian utama pemerintah. Bagaimana repotnya membawa pasien dari lantai bawah yang menjalani perawatan di lantai atas menggunakan kursi roda kalau tidak ada lift," ujar Zadrak yang juga berprofesi sebagai dokter.
Ketua LSM LPRI Toraja, Rasyid Mappadang berharap, Rumah Sakit Bersalin Sayang Anak yang hingga kini belum difungsikan memerlukan perhatian lebih dari pemerintah. Terutama persyaratan keselamatan dan service ability atau kelayanan demi kelancaran aktivitas dan kenyamanan petugas RS dan pasien.
"Kita akan evaluasi Rumah Sakit Bersalin Sayang Anak apakah memenuhi persyaratan standar sebagai rumah sakit," ujar Wakil Bupati, Zadrak Tombeg saat melakukan kunjungan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tana Toraja, Rabu (3/3/2021).
Zadrak mengatakan, struktur bangunan rumah sakit harus kuat dan kokoh menahan beban. Selain itu, standar untuk rumah sakit yang mempunyai gedung bertingkat, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang aktivitas dan kenyamanan petugas rumah sakit dan pasien serta orang-orang di dalamnya. Seperti tersedianya sarana lift.
Sedangkan, Rumah Sakit Bersalin Sayang Anak yang dibangun pada tahun 2019 dengan anggaran sekitar Rp1,9 miliar di masa pemerintahan Bupati Nicodemus Biringkanae dan Wakil Bupati Victor Datuan Batara dengan empat lantai, tak memiliki lift.
"Kenyamanan dan kelancaran pelayanan rumah sakit harus jadi perhatian utama pemerintah. Bagaimana repotnya membawa pasien dari lantai bawah yang menjalani perawatan di lantai atas menggunakan kursi roda kalau tidak ada lift," ujar Zadrak yang juga berprofesi sebagai dokter.
Ketua LSM LPRI Toraja, Rasyid Mappadang berharap, Rumah Sakit Bersalin Sayang Anak yang hingga kini belum difungsikan memerlukan perhatian lebih dari pemerintah. Terutama persyaratan keselamatan dan service ability atau kelayanan demi kelancaran aktivitas dan kenyamanan petugas RS dan pasien.
(luq)