Digelar Juli 2021, Sekolah Tatap Muka Perlu Persiapan Matang
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sekolah tatap muka bakal digelar secara bertahap. Rencananya akan dilakukan pada bulan Juli 2021 mendatang. Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar diminta lakukan persiapang secara matang.
Anggota Komisi D DPRD Kota Makassar , Abdul Wahab Tahir mengaku mendukung rencana kementerian untuk menggelar sekolah tatap muka . Hanya saja, realisasinya dinilai akan menghadapi sejumlah tantangan.
Persiapan yang matang harus dilakukan pemerintah, seperti uji coba sekolah tatap muka , penyemprotan disinfektan yang rutin, hingga penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Seluruh persiapan tersebut akan menelan biaya yang cukup tinggi.
"Tentunya pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan membuat persiapan-persiapan, semisal seluruh tenaga pendidik kita wajib divaksinasi, seluruh wilayah sekolah wajib disterilkan jadi penyemprotan disinfektan sekolah-sekolah itu harus masif dan satu bulan sebelum sekolah offline dilakukan," ucap Wahab kepada SINDOnews, Minggu (28/2/2021).
Pemerintah, kata dia, perlu melakukan uji coba selama sebulan sebelum pelaksanaan sekolah tatap muka benar-benar dilakukan. Contoh solusi yang ditawarkan Wahab adalah uji coba dilaksanakan di wilayah kepulauan.
"Tentu ada masa adaptasi, anak sekolah sekarang kalau masuk tidak seperti lagi biasanya. Paling tidak sebulan adaptasinya. Dan sekali lagi menurut saya karena kita punya pulau maka uji coba sekolah offline itu saya sarankan di pulau dulu lah. Sehingga kalau ada apa-apa bisa segera dikendalikan," jelas legislator Golkar ini.
Wahab melanjutkan, kondisi Covid-19 Makassar yang masih fluktuatif menjadi hambatan terbesar. Dia mengingatkan, meski persiapan telah dilakukan secara matang, tapi rencana sekolah tatap muka harus ditunda jika Makassar masih berstatus zona merah pada bulan Juli mendatang.
"Pemerintah harus lihat kondisi, pada intinya keselamatan anak didik menjadi tujuan utama kita. Kan asumsi dia (Kemendikbud) baca kita berada di posisi aman atau hijau kan kita tahu setiap kota berbeda-beda model penanganannya. Kalau kita lihat asumsi itu keluar karena dia lihat vaksinasi (guru) itu masif sekarang, jadi dia target sudah aman," imbuh Wahab.
Dia mengharapkan kondisi Covid-19 berangsur-angsur normal pada bulan Juni, yaitu pasca bulan suci ramadan sehingga rencana pelaksanaan sekolah tatap muka tak menuai kendala.
Sementara itu, IDI Makassar menilai kebijakan pembukaan sekolah tatap muka di Sulsel utamanya Makassar sebagai episentrum harus memberikan jaminan keamanan. Pembukaan sekolah tatap muka dinilai baru dapat digelar jika kedua belah pihak yaitu guru dan murid sudah benar-benar divaksin.
"Perlu adanya sejumlah hal yang diperhatikan dan dilakukan yang mencakup dukungan untuk kesehatan dan kesejahteraan anak, yakni penundaan pembukaan sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka sampai guru dan peserta didik semua sudah divaksin Covid-19 ," ujar Ketua IDI Kota Makassar Siswanto Wahab melalui rilis yang dibagikan.
Dia melanjutkan, perlu pula dilakukan Swab/PCR secara masif bagi warga dimana kalkulasi untuk Sulsel membutuhkan 1200-1300 setiap hari pemeriksaan swab/PCR diluar pemeriksaan penderita positif Covid-19 .
"Setelah itu kita masuk Kepada pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah hingga ke sekolah, termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi harus steril," urainya.
Anggota Komisi D DPRD Kota Makassar , Abdul Wahab Tahir mengaku mendukung rencana kementerian untuk menggelar sekolah tatap muka . Hanya saja, realisasinya dinilai akan menghadapi sejumlah tantangan.
Persiapan yang matang harus dilakukan pemerintah, seperti uji coba sekolah tatap muka , penyemprotan disinfektan yang rutin, hingga penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Seluruh persiapan tersebut akan menelan biaya yang cukup tinggi.
"Tentunya pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan membuat persiapan-persiapan, semisal seluruh tenaga pendidik kita wajib divaksinasi, seluruh wilayah sekolah wajib disterilkan jadi penyemprotan disinfektan sekolah-sekolah itu harus masif dan satu bulan sebelum sekolah offline dilakukan," ucap Wahab kepada SINDOnews, Minggu (28/2/2021).
Pemerintah, kata dia, perlu melakukan uji coba selama sebulan sebelum pelaksanaan sekolah tatap muka benar-benar dilakukan. Contoh solusi yang ditawarkan Wahab adalah uji coba dilaksanakan di wilayah kepulauan.
"Tentu ada masa adaptasi, anak sekolah sekarang kalau masuk tidak seperti lagi biasanya. Paling tidak sebulan adaptasinya. Dan sekali lagi menurut saya karena kita punya pulau maka uji coba sekolah offline itu saya sarankan di pulau dulu lah. Sehingga kalau ada apa-apa bisa segera dikendalikan," jelas legislator Golkar ini.
Wahab melanjutkan, kondisi Covid-19 Makassar yang masih fluktuatif menjadi hambatan terbesar. Dia mengingatkan, meski persiapan telah dilakukan secara matang, tapi rencana sekolah tatap muka harus ditunda jika Makassar masih berstatus zona merah pada bulan Juli mendatang.
"Pemerintah harus lihat kondisi, pada intinya keselamatan anak didik menjadi tujuan utama kita. Kan asumsi dia (Kemendikbud) baca kita berada di posisi aman atau hijau kan kita tahu setiap kota berbeda-beda model penanganannya. Kalau kita lihat asumsi itu keluar karena dia lihat vaksinasi (guru) itu masif sekarang, jadi dia target sudah aman," imbuh Wahab.
Dia mengharapkan kondisi Covid-19 berangsur-angsur normal pada bulan Juni, yaitu pasca bulan suci ramadan sehingga rencana pelaksanaan sekolah tatap muka tak menuai kendala.
Sementara itu, IDI Makassar menilai kebijakan pembukaan sekolah tatap muka di Sulsel utamanya Makassar sebagai episentrum harus memberikan jaminan keamanan. Pembukaan sekolah tatap muka dinilai baru dapat digelar jika kedua belah pihak yaitu guru dan murid sudah benar-benar divaksin.
"Perlu adanya sejumlah hal yang diperhatikan dan dilakukan yang mencakup dukungan untuk kesehatan dan kesejahteraan anak, yakni penundaan pembukaan sekolah untuk kegiatan pembelajaran tatap muka sampai guru dan peserta didik semua sudah divaksin Covid-19 ," ujar Ketua IDI Kota Makassar Siswanto Wahab melalui rilis yang dibagikan.
Dia melanjutkan, perlu pula dilakukan Swab/PCR secara masif bagi warga dimana kalkulasi untuk Sulsel membutuhkan 1200-1300 setiap hari pemeriksaan swab/PCR diluar pemeriksaan penderita positif Covid-19 .
"Setelah itu kita masuk Kepada pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah hingga ke sekolah, termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi harus steril," urainya.
(agn)