Puluhan Paus Pilot Terdampar dan Mati di Pesisir Bangkalan, FKH Unair Lakukan Otopsi
loading...
A
A
A
Pemilihan paus untuk dilakukan otopsi, dilakukan dengan pertimbangan berbasis ukuran dan kondisi. Paus yang dipilih untuk diotopsi adalah yang paling besar dengan asumsi bahwa paus yang paling besar tersebut adalah ketua koloni dengan panjang 5,5 meter dan berjenis kelamin jantan.
Sementara paus betina yang dipilih adalah yang berukuran paling besar dengan panjang tiga setengah meter. Paus yang dipilih juga dipastikan dalam kondisi tidak busuk, masih baik untuk dilakukan otopsi. "Otopsi baru dapat dilakukan pada pukul 17.00 WIB dengan dibantu pengamanan dari Polsek, Koramil dan pengurus desa setempat," jelasnya.
Tidak hanya melakukan otopsi di tempat lokasi kejadian. Tim FKH juga mengambil beberapa sampel untuk untuk pemeriksaan patologi di laboratorium FKH. Pemeriksaan patologi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui penyebab pasti terdamparnya 52 paus tersebut.
"Dugaan awal masih belum bisa kami pastikan karena ketika kita lihat tidak ada gangguan sonar pada paus , dugaan aktivitas vulkanik bawah laut juga tidak. Jadi perlu kami dalami melalui pemeriksaan patologi," jelasnya.
Tim juga pertimbangkan faktor alam karena sebelum kejadian tersebut sempat terjadi puting beliung di selat Madura. Namun dugaan tersebut sebagai penyebab peristiwa terdampar paus masih didiskusikan dengan menunggu hasil laboratorium.
Sementara paus betina yang dipilih adalah yang berukuran paling besar dengan panjang tiga setengah meter. Paus yang dipilih juga dipastikan dalam kondisi tidak busuk, masih baik untuk dilakukan otopsi. "Otopsi baru dapat dilakukan pada pukul 17.00 WIB dengan dibantu pengamanan dari Polsek, Koramil dan pengurus desa setempat," jelasnya.
Tidak hanya melakukan otopsi di tempat lokasi kejadian. Tim FKH juga mengambil beberapa sampel untuk untuk pemeriksaan patologi di laboratorium FKH. Pemeriksaan patologi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui penyebab pasti terdamparnya 52 paus tersebut.
"Dugaan awal masih belum bisa kami pastikan karena ketika kita lihat tidak ada gangguan sonar pada paus , dugaan aktivitas vulkanik bawah laut juga tidak. Jadi perlu kami dalami melalui pemeriksaan patologi," jelasnya.
Tim juga pertimbangkan faktor alam karena sebelum kejadian tersebut sempat terjadi puting beliung di selat Madura. Namun dugaan tersebut sebagai penyebab peristiwa terdampar paus masih didiskusikan dengan menunggu hasil laboratorium.
(eyt)