Janda Seksi di Blitar yang Siap Jadi Bonus Penjualan Asetnya, 20 Tahun Hidup di Hongkong

Kamis, 18 Februari 2021 - 09:55 WIB
loading...
Janda Seksi di Blitar...
Susan, pemilik cafe dan resto di Kelurahan Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, menjual aset usahanya bonus istri. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Tawaran Susan (35) menjual aset usaha senilai Rp2,9 miliar, dengan bonus dirinya yang rela dipersunting sebagai istri, menggemparkan warga Blitar. Susan yang sudah empat tahun menjada dengan satu anak ini, memiliki paras cantik dan seksi.



Dia bukan tipe wanita sembarangan . Pengusaha cafe dan resto di Kelurahan Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar tersebut, seorang pekerja keras. Selama 20 tahun dia tinggal di Hongkong, sebagai pekerja migran.

Bahkan, usaha cafe dan resto yang telah dirintisnya sejak tahun 2015 silam tersebut, manajemennya ditangani Susan sendiri . Dia mengurus seluruh kebutuhan tempat usahanya, mulai dari memperkerjakan orang, menggaji orang, hingga menentukan menu makanan dan minumannya.



Selama 20 tahun berada di Hongkong , tidak hanya dihabiskan oleh Susan untuk membanting tulang sebagai buruh migran . Kreatifitas yang dimiliki, mendorongnya bekerja lintas sektoral. Susan pernah berkecimpung di dunia marketing produk kesehatan Royal Jelly yang produsennya berpusat di Australia.



Ia juga pernah dua tahun terlibat dalam event organizer manajemen artis Indonesia , yang hendak perform di Hongkong. Tidak sedikit artis Indonesia, yakni terutama penyanyi nasional, yang ketika tampil di Hongkong, memakai jasanya sebagai guide tour. Termasuk soal tiket pesawat serta hotel menginap artis, Susan yang mengurusi.

"Sampai saat ini saya masih mahir Bahasa Mandarin . Siap jadi guide turis turis yang berbahasa Mandarin," tambahnya tanpa bermaksud jumawa. Putri semata wayangnya, yang kini berusia 20 tahun, juga tinggal di Hongkong, bekerja sebagai perawat.

Lantas, kenapa dia akhirnya memutuskan untuk menjual aset dan merelakan dirinya menjadi istri pembeli asetnya tersebut? "Intinya saya sudah capek menjomblo," ungkap Susan sembari tertawa.

"Jadi ini ceritanya jual aset bonus dapat istri . Dengan catatan, asal cocok ya," tutur Susan kepada SINDOnews.com ditemui di cafenya Rabu (17/2/2021). Susan mengaku tidak main-main dengan niatnya (bonus istri). Bahkan dalam waktu dekat dirinya merencanakan memasang iklan di media sosial.

Hanya saja, konsepnya masih digodok. "Sekali lagi, soal bonus istri ini tidak main-main," kata Susan dengan nada serius. Pemilik tinggi badan 162 cm dan berat badan 52 Kg itu, mengaku tidak muluk-muluk terkait kriteria laki-laki yang bisa menyuntingnya sebagai istri.

Susan yang mengaku pernah mengunjungi seluruh negara di Asia Tenggara tersebut, mengaku, yang terpenting laki-laki itu setia, bisa menerima kekurangannya serta bertanggung jawab.

Karenanya jika calon suami dambaan tersebut benar-benar datang, dirinya akan mengikuti apa yang diinginkan sang imam. Apakah tetap meneruskan usaha, atau di rumah saja sebagai ibu rumah tangga, ia akan patuh.

Susan juga menegaskan tidak sedang berburu sensasi . Kendati demikian juga tidak akan ambil pusing jika ada yang menudingnya hanya mencari sensasi. "Sebagai istri saya akan manut mas bojo (suami). Enakan manut (patuh)," kata Susan.

Kendati demikian, meski embel-embel bonus istri itu tidak main-main, Susan juga tidak menolak jika ada penawar yang hanya tertarik pada aset usahanya. Usaha cafe dan resto yang bernama Campuz Cafe tersebut, berada di atas tanah seluas 750 meter persegi.



Sertifikat tanah tersebut atas namanya sendiri. Lokasi cafe cukup strategis. Yakni berada di pinggir jalan raya jurusan Blitar-Malang . Dengan RSUD Ngudi Waluyo, hanya berjarak sekitar 500 meter. Sementara dengan Pasar Wlingi, hanya berjarak sekitar 300 meter. Sekitar 20 meter dari cafe adalah kompleks perumahan.

Susan mengklaim usaha cafe restonya adalah yang terbesar dan teramai di wilayah Kecamatan Wlingi. Sebelum pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, omzet penjualanya mencapai Rp5-6 juta/hari. Saat pelaksanaan PPKM omzetnya turun drastis menjadi Rp2-3 juta/hari. Pegawai cafenya yang semula 12 orang, menyusut menjadi enam orang.

Menurut Susan, harga Rp2,9 miliar yang ia tawarkan bersifat fleksibel. Harga tersebut bisa dinegoisasikan. Melalui jaringan pertemanan, kata dia belum lama ini sudah ada yang menawar Rp2,5 miliar. Hingga saat ini proses negosiasi masih berjalan.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3035 seconds (0.1#10.140)