2020 Kasus DBD Meningkat 10 %, Sleman Luncurkan Program Si Wolbachia

Rabu, 17 Februari 2021 - 02:39 WIB
loading...
2020 Kasus DBD Meningkat 10 %, Sleman Luncurkan Program Si Wolbachia
Bupati Sleman Sri Punomo (dua dari kanan) mensimulasikan pengembangbiakan nyamuk berwolbachia saat pelauncuran Si Wolly Nyaman di smart romm Diskominfo Sleman, Selasa (16/2/2021). Foto SINDOnews
A A A
SLEMAN - Kasus deman berdarah dengue (DBD) di Sleman tahun 2020 melonjak dratis dibandingkan tahun 2019. Tahun 2020 tercatat ada 810 kasus DBD, dua pasien di antaranya meninggal dunia. Akumulasi tersebut naik 10 % dibandingkan tahun 2019, yakni 728 kasus DBD. Dari jumlah itu satu orang pasien meninggal dunia.

Untuk itu berbagai langkah dilakukan Pemkab Sleman untuk mengendalikan kasus DBD tersebut. Antara lain bekerjasama dengan World Mosquito Program dan Yayasan Tahija meluncurkan program Si Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD Sleman (Si Wolly Nyaman). Yaitu pengedalian DBD dengan pelepasan nyamuk aedes aegypti yang mengandung bakteri Wolbachia di beberapa wilayah Sleman, terutama dengan kasus tinggi DBD.

Peluncuran program dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo yang ditandai dengan penyerahan bibit nyamuk yang telah diberikan bakteri Wolbachia, kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo di Smart room Kantor Dinas Kominfo Sleman, Selasa (16/2/2021).

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo juga berkesempatan untuk melakukan simulasi bagaimana metode Wolbachia tersebut diimplementasikan. Adapun metode tersebut jika diimplementasikan di masyarakat yaitu dengan meletakkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di rumah warga dan dibiarkan untuk berkembangbiak menjadi nyamuk dewasa.

Selanjutnya, nyamuk dengan Wolbachia tersebut akan melakukan perkawinan dengan nyamuk local, sehingga keturunannya menjadi nyamuk dengan Wolbachia. Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo mengatakan program Si Wolly Nyaman ini sebagi upaya dalam mengendalikan kasus DBD di Sleman melalui pengunanaan teknologi. Ini diperlukan, karena secara ilmiah, penerapan program tersebut telah menunjukkan hasil yang baik dalam percobaanya.

Wolbachia juga dinilai efektif dalam menurunkan penularan virus dengue. “Adanya kenaikan jumlah kasus DBD ini, maka penerapan teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sangat dibutuhkan. Sehingga dengan program ini diharapkan kasus DBD di Sleman dapat di tekan.” .kata Joko, Selasa (16/2/2021).

Sedangkan upaya lainnya, yakni dengan membentuk kelompok kerja operasional (Pokjanal), terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan dan perumahan dan gerakan jumlah bersih. Ketua Yayasan Tahija, Trihadi Saptoadi mengatakan Wolbachia ini terbukti menurunkan 77% kasus DBD dari hasil efikasi di Kota Yogyakarta.

Sleman sendiri akan menjadi wilayah pertama dalam implementasi program ini. “Jadi bukan hanya untuk menekan kasus, tapi juga implementasi dan kita harapkan menjadi role model bagi wilayah lain,” katanya.

Team Leader WMP, Riris Andono Ahmad menambahkan selain memiliki kemanjuran sebesar 77%. teknologi program Wolbachia tersebut dinilai aman dan ramah lingkungan serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran program Si Wolly Nyaman. Ia berharap program tersebut dapat memberikan hasil yang efektif dalam mengendalikan serta menghindarkan masyarakat dari kasus DBD . “Namun yang juga harus menjadi perhatian yakni, budaya hidup bersih dan sehat di masyarakat,” kata Sri Purnomo.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)