Gunung Ile Lewotolok Erupsi Lagi, Waspada Lahar Dingin di Wilayah DAS
loading...
A
A
A
LEMBATA - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata , Nusa Tenggara Timur ( NTT ) kembali erupsi, Selasa (16/2/2021). Dalam periode pengamatan sejak pukul 06.00-18.00 Wita, tercatat sebanyak 2 kali erupsi dengan tinggi kolom abu dari 600-700 meter.
“Sejak pagi hingga sore terjadi dua kali aktivitas erupsi,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok di Lembata, Stanislaus Ara Kian.
Menurutnya, Gunung Ile Lewotolok memiliki dua kawah yang sudah terbentuk sejak lama. Dan kawah tiga merupakan kawah bukaan baru akibat erupsi tanggal 29 November 2020 lalu.
“Ada 3 buah kawah sekarang. Kawah 1 di bagian kaldera atau kawah utama, tidak diketahui kapan waktu terbentuk. Kawah 2 itu di kerucut yang merupakan puncak tertinggi gunung dan terbentuk sejak 1852. Kedua kawah ini terbentuk sudah sejak lama. Sementara kawah 3 di sisi samping barat laut yang terbentuk dari kawah utama", ungkap Stanis Ara Kian.
Dia juga mengatakan, aktivitas erupsi masih terus berlangsung dan belum bisa dipastikan kapan berakhir. Hal ini terjadi karena masih ada suplai magma dari dalam dapur magma gunung Ile Lewotolok. Secara visual gunung tampak jelas, kabut teramati 0-1-011 mm.
Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang dengan warna asap putih dan kelabu. Intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi kolom abu dari 600-700 meter di atas puncak kawah.
Dilaporkan juga bahwa sebanyak 3 kali terjadi letusan, amplitudo 30 mm dengan durasi 40 detik. Hembusan sebanyak 2 kali, amplitudo 2-4 mm dan durasi 22.5-32 detik. Gempa tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, amplitudo 1-1.5 mm dan durasi 60-125 detik. Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-1 mm (dominan 0.8 mm).
Terhadap kondisi ini, Pihak PPGA Ile Lewotolok merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak atau kawah gunung.
“Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai awan panas dari bagian tenggara puncak atau kawah gunung. Bahkan harus waspada di wilayah DAS untuk menghindari terjadinya banjir lahar dingin,” ungkapnya.
Pemerintah daerah, BPBD Provinsi dan kabupaten agar berkoordinasi dengan Pos PGA Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Hingga malam, erupsi gunung ini masih terjadi. Ketinggian mencapai 600-700 dari kawah Ile Lewotolok.
“Sejak pagi hingga sore terjadi dua kali aktivitas erupsi,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok di Lembata, Stanislaus Ara Kian.
Menurutnya, Gunung Ile Lewotolok memiliki dua kawah yang sudah terbentuk sejak lama. Dan kawah tiga merupakan kawah bukaan baru akibat erupsi tanggal 29 November 2020 lalu.
“Ada 3 buah kawah sekarang. Kawah 1 di bagian kaldera atau kawah utama, tidak diketahui kapan waktu terbentuk. Kawah 2 itu di kerucut yang merupakan puncak tertinggi gunung dan terbentuk sejak 1852. Kedua kawah ini terbentuk sudah sejak lama. Sementara kawah 3 di sisi samping barat laut yang terbentuk dari kawah utama", ungkap Stanis Ara Kian.
Dia juga mengatakan, aktivitas erupsi masih terus berlangsung dan belum bisa dipastikan kapan berakhir. Hal ini terjadi karena masih ada suplai magma dari dalam dapur magma gunung Ile Lewotolok. Secara visual gunung tampak jelas, kabut teramati 0-1-011 mm.
Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang dengan warna asap putih dan kelabu. Intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi kolom abu dari 600-700 meter di atas puncak kawah.
Dilaporkan juga bahwa sebanyak 3 kali terjadi letusan, amplitudo 30 mm dengan durasi 40 detik. Hembusan sebanyak 2 kali, amplitudo 2-4 mm dan durasi 22.5-32 detik. Gempa tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, amplitudo 1-1.5 mm dan durasi 60-125 detik. Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-1 mm (dominan 0.8 mm).
Terhadap kondisi ini, Pihak PPGA Ile Lewotolok merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak atau kawah gunung.
“Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai awan panas dari bagian tenggara puncak atau kawah gunung. Bahkan harus waspada di wilayah DAS untuk menghindari terjadinya banjir lahar dingin,” ungkapnya.
Pemerintah daerah, BPBD Provinsi dan kabupaten agar berkoordinasi dengan Pos PGA Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Hingga malam, erupsi gunung ini masih terjadi. Ketinggian mencapai 600-700 dari kawah Ile Lewotolok.
(nic)