Hujan Sering Jadi Kambing Hitam Saat Banjir, Ini Faktanya
loading...
A
A
A
Mirisnya, pembuangan sampah pada saluran air juga banyak dijumpai di pemukiman biasa maupun di pemukiman elit. “Ini sangat memprihatinkan karena hampir semua elemen masyarakat masih ada yang membuang sampah sembarangan, pada akhirnya saat hujan mengguyur mulai banyak saluran yang meluap dan membanjiri seluruh kota,” ungkapnya.
Tidak menutup kemungkinan, apabila hal ini terus menerus dibiarkan dapat mengakibatkan tanggul jebol. Seperti halnya pada kasus banjir Bandarkedungmulyo, Jombang yang baru-baru ini terjadi. Banyak desa terendam air selama berhari-hari termasuk jalan provinsi antara Surabaya - Madiun.
“Banjir Bandarkedungmulyo ini disebabkan jebolnya tanggul karena tidak kuat menahan luapan air, yang mana diakibatkan oleh debit air Sungai Konto Jombang yang tertahan oleh penumpukan kayu, pohon, dan sampah di pintu air Gudo,” jelas Amien.
Amien pun mengungkapkan bahwa sebenarnya sampah di pintu air Gudo sudah diketahui masyarakat beberapa hari sebelumny. Namun karena tidak segera dilakukan tindakan, maka terjadilah tanggul jebol. “Melalui kejadian ini, kita belajar bahwa perlunya dibangun jalur komunikasi khusus antara masyarakat di sekitar sungai dengan pihak pengelola sungai,” jelasnya.
Ia menambahkan, kerja sama berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk ikut mengawasi sungai dan tanggul sungai, terlebih lagi pada posisi puncak musim hujan seperti saat ini. Tak hanya itu, Amien juga menerangkan tanda-tanda khas dari tanggul rawan jebol, yang mana biasanya ditunjukkan beberapa hari sebelum musim hujan datang.
Tanda tersebut antara lain yaitu adanya retakan baik sejajar maupun memotong tanggul. “Jika retakan tersebut sampai ke dasar tanggul bisa diikuti rembesan air di tubuh, dasar, atau pondasi di bawah tanggul, kemudian rembesan ini bisa membesar diikuti proses erosi yang menggerus tanah tanggul searah retakan tanggul,” paparrnya.
Lebih lanjut, Amien menerangkan bahwa gerusan erosi yang terjadi ini dapat semakin melebar dan dalam ketika hujan mengguyur. Retakan yang sejajar tanggul bisa diikuti longsor di bagian dalam, luar, dan juga dasar tanggul.
“Oleh sebab itu, jangan sampai muka air sungai naik hingga sejajar tanggul maupun over topping atau air melimpah melebihi tanggul, itu menandakan bahwa keadaan sudah serius dan harus segera dilaporkan,” tandasnya.
Untuk menghindari terulangnya bencana banjir, Amien berujar bahwa pemerintah harus memberi sosialisasi secara terstruktur, sistemik, dan masif. Terstruktur artinya seluruh pihak khususnya yang bermukim di sekitar sungai diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga dimensi sungai agar tetap seperti yang direncanakan. Untuk sistemik maksudnya adalah dengan menjaga kebersamaan semua pihak dalam satu unit kesatuan untuk menjaga sungai
Tidak menutup kemungkinan, apabila hal ini terus menerus dibiarkan dapat mengakibatkan tanggul jebol. Seperti halnya pada kasus banjir Bandarkedungmulyo, Jombang yang baru-baru ini terjadi. Banyak desa terendam air selama berhari-hari termasuk jalan provinsi antara Surabaya - Madiun.
“Banjir Bandarkedungmulyo ini disebabkan jebolnya tanggul karena tidak kuat menahan luapan air, yang mana diakibatkan oleh debit air Sungai Konto Jombang yang tertahan oleh penumpukan kayu, pohon, dan sampah di pintu air Gudo,” jelas Amien.
Amien pun mengungkapkan bahwa sebenarnya sampah di pintu air Gudo sudah diketahui masyarakat beberapa hari sebelumny. Namun karena tidak segera dilakukan tindakan, maka terjadilah tanggul jebol. “Melalui kejadian ini, kita belajar bahwa perlunya dibangun jalur komunikasi khusus antara masyarakat di sekitar sungai dengan pihak pengelola sungai,” jelasnya.
Ia menambahkan, kerja sama berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk ikut mengawasi sungai dan tanggul sungai, terlebih lagi pada posisi puncak musim hujan seperti saat ini. Tak hanya itu, Amien juga menerangkan tanda-tanda khas dari tanggul rawan jebol, yang mana biasanya ditunjukkan beberapa hari sebelum musim hujan datang.
Tanda tersebut antara lain yaitu adanya retakan baik sejajar maupun memotong tanggul. “Jika retakan tersebut sampai ke dasar tanggul bisa diikuti rembesan air di tubuh, dasar, atau pondasi di bawah tanggul, kemudian rembesan ini bisa membesar diikuti proses erosi yang menggerus tanah tanggul searah retakan tanggul,” paparrnya.
Lebih lanjut, Amien menerangkan bahwa gerusan erosi yang terjadi ini dapat semakin melebar dan dalam ketika hujan mengguyur. Retakan yang sejajar tanggul bisa diikuti longsor di bagian dalam, luar, dan juga dasar tanggul.
“Oleh sebab itu, jangan sampai muka air sungai naik hingga sejajar tanggul maupun over topping atau air melimpah melebihi tanggul, itu menandakan bahwa keadaan sudah serius dan harus segera dilaporkan,” tandasnya.
Untuk menghindari terulangnya bencana banjir, Amien berujar bahwa pemerintah harus memberi sosialisasi secara terstruktur, sistemik, dan masif. Terstruktur artinya seluruh pihak khususnya yang bermukim di sekitar sungai diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga dimensi sungai agar tetap seperti yang direncanakan. Untuk sistemik maksudnya adalah dengan menjaga kebersamaan semua pihak dalam satu unit kesatuan untuk menjaga sungai
(msd)