Terkurung di Keraton Solo 3 Hari 2 Malam, 2 Putri Raja Langsung Ziarah ke Imogiri
loading...
A
A
A
SOLO - Pasca keluar dari dalam Keraton Surakarta , setelah selama tiga hari dua malam hari 2 malam terkunci, dua orang putri raja, di antaranya adik Raja Hangabehi atau Putri Paku Buwono (PB) XII GKR Wandansari, alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng), dan Putri Raja PB XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani langsung berziarah ke makam para raja di Imogiri , Bantul, Yogyakarta.
Selain kedua keturunan raja tersebut, para sentono serta para abdi dalem ikut serta melakukan ziarah ke Imogiri . Termasuk dua penari Tari Bedaya, yakni Ika Prasetyaningsih, dan Bulan Semayani Milawarna, serta seorang sentana dalem, KRMH Saptono Djati, juga ikut berziarah.
GKR Wandansari mengatakan, selain untuk berziarah ke makam para leluhur pendiri Kerajaan Mataram, juga untuk memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kondisi Keraton Kasunanan, kembali bersatu seperti dulu lagi.
"Hari ini saya langsung ke makam para leluhur untuk mendoakan para leluhur, dan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar Keraton Surakarta kembali baik, aktivitas budaya terus berjalan dan rukun damai semuanya," papar Gusti Moeng.
Selain itu, Gusti Moeng pun mendoakan agar orang-orang yang menghalang-halangi perdamaian antara Sinuhun Pakubuwono XIII dan adik-asiknya dengan mengaku sebagai utusan raja, segera pergi dari Keraton.
"Orang-orang yang tidak berkepentingan yang mengaku utusan raja, yang malah justru memperkeruh suasana Keraton Surakarta , dan menghambat perdamaian antara kakak dan adik, segera pergi dari keraton," ujarnya.
Gusti Moeng yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan ini mengaku, sangat prihatin melihat kondisi keraton saat ini. Pasca konflik 2017 yang berujung pengusiran dirinya, dan anggota keluarga trah Mataram, serta para sentono dan abdi dalem lainnya yang dianggap berseberangan dengan Pakubuwono XIII , pada 15 April 2017 silam, kondisi keraton tidak terawat.
Baca Juga
Selain kedua keturunan raja tersebut, para sentono serta para abdi dalem ikut serta melakukan ziarah ke Imogiri . Termasuk dua penari Tari Bedaya, yakni Ika Prasetyaningsih, dan Bulan Semayani Milawarna, serta seorang sentana dalem, KRMH Saptono Djati, juga ikut berziarah.
GKR Wandansari mengatakan, selain untuk berziarah ke makam para leluhur pendiri Kerajaan Mataram, juga untuk memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kondisi Keraton Kasunanan, kembali bersatu seperti dulu lagi.
"Hari ini saya langsung ke makam para leluhur untuk mendoakan para leluhur, dan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar Keraton Surakarta kembali baik, aktivitas budaya terus berjalan dan rukun damai semuanya," papar Gusti Moeng.
Selain itu, Gusti Moeng pun mendoakan agar orang-orang yang menghalang-halangi perdamaian antara Sinuhun Pakubuwono XIII dan adik-asiknya dengan mengaku sebagai utusan raja, segera pergi dari Keraton.
"Orang-orang yang tidak berkepentingan yang mengaku utusan raja, yang malah justru memperkeruh suasana Keraton Surakarta , dan menghambat perdamaian antara kakak dan adik, segera pergi dari keraton," ujarnya.
Gusti Moeng yang juga Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan ini mengaku, sangat prihatin melihat kondisi keraton saat ini. Pasca konflik 2017 yang berujung pengusiran dirinya, dan anggota keluarga trah Mataram, serta para sentono dan abdi dalem lainnya yang dianggap berseberangan dengan Pakubuwono XIII , pada 15 April 2017 silam, kondisi keraton tidak terawat.