Tebing Sungai Setinggi 40 Meter Longsor, 9 Rumah Warga Terancam Hanyut
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Tebing setinggi 40 meter di bibir sungai Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Mojokerto longsor. Akibatnya 9 rumah warga di sekitar sungai terancam hanyut.
Suwandi, 64, warga sekitar mengungkapkan, longsor terjadi sekira pukul 18.00 WIB. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah sungai yang tak jauh dari rumahnya. Bahkan longsor membuat tembok rumahnya retak. "Saya kira lindu (gempa). Setelah di cek ternyata tebingnya longsor," tutur Suwandi Selasa (9/2/2021).
Longsornya tebing di bibir sungai itu disebabkan karena tergerus derasnya aliran sungai. Terlebih selama dua bulan ini, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut. Hingga membuat debit air sungai meningkat drastis.
"(Tembok) tetangga depan itu juga retak. Rumah ini kalau malam kosong, saya ngungsi ke rumah anak saya di depan, ya takut nanti kalau ada longsor susulan," imbuh Suwandi.
Longsor di bibir sungai di Desa Ngembeh tak hanya mengancam keberadaan rumah Suwandi. Namun juga rumah warga lain yang ada di RT 1/RW 1 Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Delanggu. Lantaran longsor tidak hanya terjadi di satu titik.
"Ada sekitar delapan rumah yang terancam hanyut ke sungai jika tebing itu terus-terusan longsor karena terbawa arus sungai," sambung Winarto, warga lainnya.
Winarto mengungkapkan, sejak dua tahun silam tebing sungai setinggi 40 meter di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh ini sudah beberapa kali longsor. Sehingga membuat jarak rumah warga dengan sungai kian pendek.
"Saat ini jarak sungai dengan rumah warga hanya 2 sampai 1 meter. Harapannya ya supaya ada pembenahan. Entah itu dibronjong atau diplengseng, karena mengkhawatirkan,” tandas Winarto.
Suwandi, 64, warga sekitar mengungkapkan, longsor terjadi sekira pukul 18.00 WIB. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah sungai yang tak jauh dari rumahnya. Bahkan longsor membuat tembok rumahnya retak. "Saya kira lindu (gempa). Setelah di cek ternyata tebingnya longsor," tutur Suwandi Selasa (9/2/2021).
Longsornya tebing di bibir sungai itu disebabkan karena tergerus derasnya aliran sungai. Terlebih selama dua bulan ini, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut. Hingga membuat debit air sungai meningkat drastis.
"(Tembok) tetangga depan itu juga retak. Rumah ini kalau malam kosong, saya ngungsi ke rumah anak saya di depan, ya takut nanti kalau ada longsor susulan," imbuh Suwandi.
Longsor di bibir sungai di Desa Ngembeh tak hanya mengancam keberadaan rumah Suwandi. Namun juga rumah warga lain yang ada di RT 1/RW 1 Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Delanggu. Lantaran longsor tidak hanya terjadi di satu titik.
"Ada sekitar delapan rumah yang terancam hanyut ke sungai jika tebing itu terus-terusan longsor karena terbawa arus sungai," sambung Winarto, warga lainnya.
Winarto mengungkapkan, sejak dua tahun silam tebing sungai setinggi 40 meter di Dusun Ketangi, Desa Ngembeh ini sudah beberapa kali longsor. Sehingga membuat jarak rumah warga dengan sungai kian pendek.
"Saat ini jarak sungai dengan rumah warga hanya 2 sampai 1 meter. Harapannya ya supaya ada pembenahan. Entah itu dibronjong atau diplengseng, karena mengkhawatirkan,” tandas Winarto.
(shf)