Ekonomi Tak Kunjung Membaik, PHRI Jabar Sebut Ratusan Hotel Terancam Bangkrut

Jum'at, 05 Februari 2021 - 18:05 WIB
loading...
Ekonomi Tak Kunjung...
Kondisi ekonomi yang belum menunjukkan tanda-tanda membaik akibat pandemi COVID-19 berimbas langsung terhadap bisnis perhotelan. Ratusan hotel di Jabar bangkrut. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Kondisi ekonomi yang belum menunjukkan tanda-tanda membaik akibat pandemi COVID-19 berimbas langsung terhadap bisnis perhotelan di Jabar. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar, Herman Muchtar mengatakan, jumlah hotel di Jabar yang tak mampu bertahan di tengah pandemi alias gulung tikar atau bangkrut jumlahnya bisa mencapai ratusan hotel.



"Kalau se-Jabar kemungkinan angkanya bisa ratusan. Saya belum bisa memberi angka pasti," ungkap Herman dalam keterangannya, Jumat (5/2/2021). Menurut dia, pandemi yang tak kunjung berakhir mengakibatkan bisnis perhotelan lesu, seperti yang terjadi di Kota Bandung yang notabene menjadi tujuan favorit wisatawan di Jabar. Diakuinya, hotel yang bangkrut kebanyakan memang berada di Kota Bandung.


"Saya belum mencatat ya (jumlah hotel uang bangkrut), yang jelas yang sudah tutup dan belum buka lagi sudah banyak, terpuruk. Ini kan sudah melebih Januari, memasuki Februari COVID-19 belum pulih juga," katanya.

"Di Kota Bandung cukup banyak, iya kayanya gitu (paling banyak)," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Jabar pada tahun 2020 tercatat masih negatif. Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah mengatakan, ekonomi Jabar tahun 2020 terkontraksi 2,44 persen atau menurun dibanding tahun 2019 yang mencapai sebesar 5,07 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Jabar pada tahun 2020 tercatat minus 2,44 persen. Namun pada triwulan IV 2020 sudah menunjukan adanya tren positif," terang Dyah, Jumat (5/2/2021).

Dyah mengatakan, ekonomi Jabar pada triwulan IV-2020 terlihat mengalami pertumbuhan sebesar 0,22 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,84%. Adapun dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 45,96%.

Dari sisi produksi, lanjut Dyah, pertumbuhan terendah dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar -18,38%. Dyah menyebutkan lapangan usaha informasi dan komunikasi masih memberikan andil pertumbuhan positif bagi Jabar.

Pihaknya mencatat, terdapat lima kategori lapangan usaha yang mampu tumbuh positif di saat pandemi COVID-19, yaitu usaha informasi dan komunikasi disusul pengadaan air, pengelolaan sampah, dan jasa pengolahan limbah dan daur ulang. Selain itu, jasa pendidikan, real estate, dan jasa keuangan serta asuransi.

"Pertumbuhan ekonomi digital Jabar hingga 40 persen menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2020," katanya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8083 seconds (0.1#10.140)