Virus Nipah, Pakar Mikrobiologi: Berpotensi Akibatkan Pandemi Jilid 2

Jum'at, 05 Februari 2021 - 12:55 WIB
loading...
Virus Nipah, Pakar Mikrobiologi:...
Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dr., M.Si, M.Ked.Klin, SpMK, dosen Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Foto SINDOnews/Ist
A A A
SURABAYA - Kebiasaan hidup sehat harus terus dijaga. Berbagai ancaman virus kini terus mengintai. Salah satunya virus Nipah yang pertama kali ditemukan di Malaysia pada 1999. Virus ini sempat menyebabkan wabah pada kalangan peternak babi di sana pada tahun yang sama.

Wabah yang terjadi di Malaysia juga berdampak pada negara tetangganya, Singapura. Penularan virus disebabkan kontak langsung manusia dengan babi sakit atau jaringan yang terkontaminasi.

“Virus ini berpotensi menjadi pandemi kedua. Karena sifat virus dan cara penularannya mirip dengan SARS-CoV-2,” kata Pakar Mikrobiologi dari Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dr., M.Si, M.Ked.Klin, SpMK, Jumat (5/2/2021).

Ia melanjutkan, gejala yang ditimbulkan menyerupai influenza seperti badan meriang, demam, hingga otot-otot terasa nyeri. World Health Organization (WHO) dalam situsnya menyebutkan bahwa tingkat kematian pada virus ini diperkirakan mencapai 75 persen.

Ada beberapa hal yang mengakibatkan tingkat kematiannya mencapai 75 persen. Pertama, penanganan yang kurang komperhensif. Kedua, gejala yang tidak umum dan kejadian yang terjadi sangat cepat. Ketiga, belum ditemukannya vaksin atau obat untuk virus ini.

“Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk virus ini. Pengobatannya hanya penatalaksanaan suportif saja agar penderita bisa bertahan hidup,” ungkapnya.

Ia menambahkan, virus ini berpotensi menjadi pandemi karena sudah ada penularan dari manusia ke manusia. WHO mencatat pada 2001, wabah virus Nipah terjadi di di Siliguri, India. Penularan virus itu terjadi pada layanan kesehatan. Sebanyak 75 persen kasus di antaranya terjadi pada staf rumah sakit serta pengunjung.

“Pandemi bisa terjadi karena meski diakibatkan oleh kelelawar buah, tapi sudah terjadi penularan dari orang ke orang. Masa inkubasinya juga mirip dengan SARS-CoV-2, yaitu sekitar 5 sampai 14 hari,” kata Dewan Pakar Satgas COVID-19 IDI Jawa Timur ini.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
WHO Cabut Status Kegawatdaruratan...
WHO Cabut Status Kegawatdaruratan Covid-19, Dinkes Bandung Tunggu Arahan Pusat
Komitmen Penghapusan...
Komitmen Penghapusan Rokok, Bupati Klungkung Raih Penghargaan WHO
Polusi Udara di Bojonegoro...
Polusi Udara di Bojonegoro Lebihi Ambang Batas WHO, Ancam Kesehatan Warga
Jutaan Warga Terpapar...
Jutaan Warga Terpapar Asap Rokok, WHO Pantau KTR Kota Bandung
5 Syarat WHO Terpenuhi,...
5 Syarat WHO Terpenuhi, Bali Berharap Status Endemi
Dinas Terkait Harus...
Dinas Terkait Harus Mewaspadai Masuknya Virus Hepatitis ke Kobar
Kabar Baik, Positivity...
Kabar Baik, Positivity Rate Jatim di Bawah 5 Persen Sesuai Standar WHO
Positivity Rate COVID-19...
Positivity Rate COVID-19 di Jawa Timur Capai 6%, Lampaui Standar WHO
Dinkes Klaim Tracing...
Dinkes Klaim Tracing COVID-19 di Kota Bandung Melebihi Standar WHO
Rekomendasi
Biodata dan Agama Oleksandr...
Biodata dan Agama Oleksandr Gvozdyk, Petinju Ukraina Penantang Anthony Hollaway yang Menggemparkan
Kisah Nabi Isa di Al...
Kisah Nabi Isa di Al Quran Ada di Surat Apa?
3 Riwayat Penyakit Raja...
3 Riwayat Penyakit Raja Salman, Pemimpin Arab Saudi yang Masih Tangguh di Usia Senja
Berita Terkini
Jumat Agung di Katedral...
Jumat Agung di Katedral Jakarta Tampilkan Drama Jalan Salib Mater Purissima
11 menit yang lalu
Tanjung Priok Lumpuh:...
Tanjung Priok Lumpuh: Sinyal Gawat Darurat Sistem Logistik Nasional
16 menit yang lalu
Korban Pelecehan Seksual...
Korban Pelecehan Seksual Oknum Dokter di RS Swasta Malang Bertambah Jadi 4 Orang
32 menit yang lalu
Disnaker Jakarta Anjurkan...
Disnaker Jakarta Anjurkan Poin Ini untuk Pegadaian soal Usia Pensiun
1 jam yang lalu
Profil Dokter AYP yang...
Profil Dokter AYP yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Pasien Wanita di RS Persada Malang
1 jam yang lalu
JATMA Aswaja Bangun...
JATMA Aswaja Bangun Bangsa dan Kokohkan Nasionalisme Melalui Tarekat
2 jam yang lalu
Infografis
2 Alasan Buaya Hidup...
2 Alasan Buaya Hidup Berdampingan dan Tidak Mau Memakan Capybara
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved