Daeran alias Mat Depok, Pejuang Sekaligus Jawara tanpa Golok

Minggu, 17 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Julukan “potolan” atau jawara yang disematkan pada Mat Depok itulah, bisa jadi, yang membuat dirinya “berbeda” dengan para pahlawan tadi. Mat Depok bukan seorang pejuang “lempang” yang melulu mengangkat senjata.

Dia punya cara “tersendiri” untuk melawan para penjajah. Salah satunya adalah merampok orang-orang Belanda untuk mengambil barang atau benda-benda yang dimiliki mereka.

Ada pandangan bahwa merampok benda atau barang milik penjajah juga merupakan bentuk perjuangan karena menunjukkan sikap perlawanan. Intinya, membuat para penjajah mengalami kesusahan, kerugian, bahkan kemarahan, meski cuma secara materiil dan skalanya kecil. Sama, perjuangan lewat senjata pun membuat pihak Belanda mengalami itu semua, tentu saja dalam skala yang lebih besar.

Aksi heroik pertama yang dilakukan oleh Mat Depok adalah merampok gudang logistik milik Belanda. Buntutnya, Mat Depok ditangkap dan dibuang ke Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Jakarta.

Pernah mencicipi kehidupan di bui tidak membuat sosok yang satu ini melempem, ia justru makin dikenal dan bikin lawannya geged (gemetar). Mat Depok kemudian “merampok” hati simpanan orang Belanda, Nyai Emah. Polahnya itu membuat dia menjadi buruan tentara Belanda. Mat Depok pun kabur ke Tanah Baru, Depok.

Perjuangan melawan Belanda dengan cara yang “nyeleneh” atau “mbandel” itu membuat Mat Depok dijuluki sebagai Si Pitung dari Depok. Ya Si Pitung, kisah pahlawan legendaris dari Betawi yang tingkahnya seperti Robin Hood. Mencuri dari orang-orang Belanda untuk dibagikan kepada kaum jelata.

Selain dengan cara “nyeleneh”, Mat Depok juga berjuang dengan cara bertempur layaknya para pahlawan nasional dengan mengangkat bedil. Pada masa perang mempertahankan kemerdekaan, Mat Depok ikut berjuang di garda terdepan.

Dia berkawan dengan Imam Syafe’i alias Bang Pi’ie, pemimpin para jawara di Pasar Senen dengan organisasinya Oesaha Pemoeda Indonesia. Dua jawara itu memang merupakan kawan seperjuangan di Karawang.

Dulu, Mat Depok punya gawe yang bikin kawannya waktu itu pernah berdecak kagum. Ketika itu dia memimpin para pemuda menyerbu dan merebut Depok, yang tempo itu tidak mau mengakui Proklamasi 17 Agustus 1975.

Satu yang menjadi ciri unik dari Mat Depok ketika turut melawan Belanda, dirinya tak pernah menyandang golok, atau senjata tajam lainnya. Mat Depok hanya menggunakan bambu runcing seperti para pejuang sejati yang kebanyakan namanya tak pernah terpatri dalam literatur histori.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1985 seconds (0.1#10.140)