Pandemi, Kinerja Ekspor Jabar Masih Cukup Moncer, Ini Angkanya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kendati selama tahun 2020 Jawa Barat diterpa pandemi dan digadang berimbas pada sektor ekonomi, tapi ternyata, kinerja ekspor Jawa Barat selama pandemi cukup moncer.
Buktinya, kinerja ekspor selama 2020 hanya terkoreksi sekitar 11,18 persen. "Secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat sepanjang tahun Januari hingga Desember 2020, mencapai USD 26,59 miliar. Tercatat terkoreksi sebesar 11,18 persen dibanding tahun 2019. Begitupun ekspor non-migas mencapai USD26,39 miliar atau menurun 11,18 persen," jelas Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardhani, Senin (1/2/2021).
Walaupun secara nilai turun, namun volume ekspor pada tahun 2020 ternyata mengalami kenaikan sebesar 4,45 persen dibanding tahun 2019. Volume Non Migas naik sebesar 2,92 persen, dan volume Migas naik sekitar 26,47 persen.
"Kenaikan volume ekspor dengan diiringi penurunan nilai ekspor menunjukan bahwa adanya penurunan harga barang ekspor pada Tahun 2020 dibanding Tahun 2019," jelas Dyah.
Menurut dia, turunnya kinerja ekspor disinyalir disebabkan karena pandemi Covid-19 yang melanda sepanjang tahun 2020 yang menghambat kinerja sektor ekonomi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, terdapat tiga golongan barang yang nilai ekspornya terpuruk cukup besar pada 2020. Yaitu terjadi penurunan di kisaran 24 hingga 30 persen dibanding tahun 2019, yaitu golongan serat stafel buatan, kendaraan dan bagiannya, serta pakaian jadi bukan rajutan.
Sedangkan nilai ekspor golongan alas kaki meningkat cukup besar di tahun 2020 dibanding tahun 2019, yaitu sebesar 25,96, sehingga menempati posisi kelima.
Sepanjang tahun 2020, kata dia, hanya sektor Pertanian yang tumbuh positif, sementara tiga sektor lainnya mengalami pertumbuhan negatif.
Ekspor produk Migas turun sebesar 11,21 persen, produk Industri pengolahan mengalami penurunan sebesar 11,41 persen serta Pertambangan dan Lainnya turun 31,55 persen. Sementara itu ekspor hasil Pertanian naik 49,17 persen.
Peningkatan sektor Pertanian pada tahun 2020 tersebut cukup signifikan di tengah terpuruknya sektor-sektor lainnya. Produk hasil Pertanian yang mendominasi peningkatan ekspor tahun ini diantaranya adalah sarang burung walet, manggis dan teh.
Buktinya, kinerja ekspor selama 2020 hanya terkoreksi sekitar 11,18 persen. "Secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat sepanjang tahun Januari hingga Desember 2020, mencapai USD 26,59 miliar. Tercatat terkoreksi sebesar 11,18 persen dibanding tahun 2019. Begitupun ekspor non-migas mencapai USD26,39 miliar atau menurun 11,18 persen," jelas Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardhani, Senin (1/2/2021).
Walaupun secara nilai turun, namun volume ekspor pada tahun 2020 ternyata mengalami kenaikan sebesar 4,45 persen dibanding tahun 2019. Volume Non Migas naik sebesar 2,92 persen, dan volume Migas naik sekitar 26,47 persen.
"Kenaikan volume ekspor dengan diiringi penurunan nilai ekspor menunjukan bahwa adanya penurunan harga barang ekspor pada Tahun 2020 dibanding Tahun 2019," jelas Dyah.
Menurut dia, turunnya kinerja ekspor disinyalir disebabkan karena pandemi Covid-19 yang melanda sepanjang tahun 2020 yang menghambat kinerja sektor ekonomi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, terdapat tiga golongan barang yang nilai ekspornya terpuruk cukup besar pada 2020. Yaitu terjadi penurunan di kisaran 24 hingga 30 persen dibanding tahun 2019, yaitu golongan serat stafel buatan, kendaraan dan bagiannya, serta pakaian jadi bukan rajutan.
Sedangkan nilai ekspor golongan alas kaki meningkat cukup besar di tahun 2020 dibanding tahun 2019, yaitu sebesar 25,96, sehingga menempati posisi kelima.
Sepanjang tahun 2020, kata dia, hanya sektor Pertanian yang tumbuh positif, sementara tiga sektor lainnya mengalami pertumbuhan negatif.
Ekspor produk Migas turun sebesar 11,21 persen, produk Industri pengolahan mengalami penurunan sebesar 11,41 persen serta Pertambangan dan Lainnya turun 31,55 persen. Sementara itu ekspor hasil Pertanian naik 49,17 persen.
Peningkatan sektor Pertanian pada tahun 2020 tersebut cukup signifikan di tengah terpuruknya sektor-sektor lainnya. Produk hasil Pertanian yang mendominasi peningkatan ekspor tahun ini diantaranya adalah sarang burung walet, manggis dan teh.