Tak Tahan Sering Pipis, Hati-hati Gejala OAB

Jum'at, 29 Januari 2021 - 14:00 WIB
loading...
Tak Tahan Sering Pipis, Hati-hati Gejala OAB
Ilustrasi/Ist
A A A
BANDUNG - Sering buang air kecil dan bahkan tanpa disengaja air kencing keluar tanpa bisa ditahan. Jika iya, kemungkinan ada gejala overactive bladder atau disebut OAB di dalam kandung kemih.

Dokter Spesialis Urologi, Konsultam Urologi Wanita dan Neoro-Urologi, dr Harrina E Rahardjo, Sp. U (K), Phd dari Siloam Hospitals Asri menjelaskan, kandung kemih overaktif atau OAB adalah masalah pada fungsi penyimpanan kandung kemih yang menyebabkan dorongan untuk buang air kecil secara mendadak dan tidak bisa dikontrol atau keluarnya urine tanpa disadari (inkontinensia urine).

"Penyebab utama adalah pada overactive bladder, terdapat kesalahan pengiriman sinyal antara otak dan kandung kemih. Otot kandung kemih berkontraksi terlalu awal walaupun kandung kemih belum penuh. Kontraksi ini memicu rasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya," tuturnya, Jumat (29/1/2021).

dr Harrina menjelaskan, organ ginjal berfungsi menyaring darah dan menghasilkan urine. Urine yang terbentuk lalu dialirkan menuju kandung kemih untuk ditampung sementara. Pada ujung kandung kemih, terdapat sfingter (otot berbentuk cincin) yang menahan urine agar tidak keluar.

"Secara normal, ketika kandung kemih mulai penuh, otak akan mengirimkan sinyal menuju saraf kandung kemih untuk segera buang air kecil. Otot kandung kemih pun berkontraksi (meremas), sfingter terbuka, dan urine akhirnya keluar dalam proses buang air kecil," imbuhnya.

Menurut dr Harrina, terdapat sejumlah penyebab overactive bladder yaitu gangguan saraf, akibat stroke atau multiple sclerosis, infeksi saluran kemih dengan gejala yang mirip kandung kemih overaktif, perubahan hormon selama menopause, kerusakan saraf akibat penyakit diabetes, adanya tumor atau batu pada kandung kemih, pembesaran prostat, sembelit, atau efek samping operasi dan konsumsi obat-obatan yang meningkatkan produksi urine.

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan Warga, MUJ ONWJ Bagikan Ratusan Paket Sembako

"Mengonsumsi alkohol serta kafein atau terjadi penurunan fungsi kandung kemih seiring bertambahnya usia juga bisa jadi penyebabnya," ungkap dr Harrina.

Pengobatannya, lanjut dr Harrina, bisa melalui pemberian obat pasca-ditemukan adanya OAB, penggunaan terapi dan alat.

Baca juga: Dari Elite Jadi Petani, Setya Novanto hingga Dada Rosada Panen Raya Padi di Lapas Sukamiskin

Contohnya penanganan latihan otot dasar panggul lalu stimulasi syaraf. Secara spesifik, terang dr Harrina, penanganan OAB dapat dilakukan dengan sejumlah langkah berikut, anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan seperti cek urin, catatan harian berkemih, pemeriksaan radiologi dengan USG.

"Namun mencegah lebih baik dari pada mengobati. Oleh karena itu terapi perilaku gaya hidup yang diiringi dengan mengurangi konsumsi kafein, menjaga berat badan, olahraga atau senam dan berhenti merokok merupakan langkah yang ideal," pungkasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6134 seconds (0.1#10.140)