Pandemi COVID-19, Angka Kematian Bayi di Kota Malang Meningkat
loading...
A
A
A
MALANG - Pandemi COVID-19 yang melanda membuat angka kematian bayi di Kota Malang naik. Hal ini disebabkan beberapa kali ibu dan anak yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, bila berkaca pada 2019 dan 2020, memang ada tren kenaikan angka kematian bayi. Salah satunya disebabkan ibu hamil yang rentan terkonfirmasi positif COVID-19.
"2019 - 2020 angka kematian bayi naik, kenapa? Karena ini ada pandemi. Ibunya bisa diselamatkan tapi dia (bayinya) sudah meninggal," ungkap Sutiaji, ditemui di Balai Kota Malang, Senin siang (25/1/2021).
Baca juga: Crazy Rich Malang Masuk 10 Nama Penerima Vaksin COVID-19 Pertama, Berikut Daftarnya
Pria asal Lamongan ini menambahkan, bila kenaikan angka kematian bayi memang tak banyak, berkisar 3 - 4 kasus di tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. "Kalau persennya belum ada laporan, tapi jumlahnya nambah 3 atau 4 (angka kematian bayi) gitu," ucapnya.
Di sisi lain angka kehamilan selama tahun 2020 dan masa pandemi COVID-19 disebut Sutiaji mengalami kenaikan. Kenaikan disebutkan karena masyarakat banyak beraktivitas di rumah sehingga 'aktivitas kumpul' suami istri. Apalagi pembatasan sosial dan pembatasan keluar rumah juga memicu kenaikan angka kehamilan.
Baca juga: Kesal Sering Dimarahi, Tukang Tambal Ban dan Eks Karyawan Bengkel Bobol Orderdil Puluhan Juta
"(Pembatasan keluar rumah) risikonya memang kalau tidak boleh keluar, ibu hamil semakin tinggi. Kemarin 20 persen (naik), gak oleh (tidak boleh) keluar rumah membuat hiburan di rumah," tuturnya.
Guna mengantisipasi angka kematian bayi yang tinggi seiring kehamilan yang meningkat ini Sutiaji telah meminta masyarakat untuk proaktif memeriksakan kesehatannya. Selain itu pembatasan aktivitas para ibu hamil dan keluarganya juga perlu untuk mengurangi resiko ibu hamil dan bayinya tertular COVID-19.
Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, bila berkaca pada 2019 dan 2020, memang ada tren kenaikan angka kematian bayi. Salah satunya disebabkan ibu hamil yang rentan terkonfirmasi positif COVID-19.
"2019 - 2020 angka kematian bayi naik, kenapa? Karena ini ada pandemi. Ibunya bisa diselamatkan tapi dia (bayinya) sudah meninggal," ungkap Sutiaji, ditemui di Balai Kota Malang, Senin siang (25/1/2021).
Baca juga: Crazy Rich Malang Masuk 10 Nama Penerima Vaksin COVID-19 Pertama, Berikut Daftarnya
Pria asal Lamongan ini menambahkan, bila kenaikan angka kematian bayi memang tak banyak, berkisar 3 - 4 kasus di tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. "Kalau persennya belum ada laporan, tapi jumlahnya nambah 3 atau 4 (angka kematian bayi) gitu," ucapnya.
Di sisi lain angka kehamilan selama tahun 2020 dan masa pandemi COVID-19 disebut Sutiaji mengalami kenaikan. Kenaikan disebutkan karena masyarakat banyak beraktivitas di rumah sehingga 'aktivitas kumpul' suami istri. Apalagi pembatasan sosial dan pembatasan keluar rumah juga memicu kenaikan angka kehamilan.
Baca juga: Kesal Sering Dimarahi, Tukang Tambal Ban dan Eks Karyawan Bengkel Bobol Orderdil Puluhan Juta
"(Pembatasan keluar rumah) risikonya memang kalau tidak boleh keluar, ibu hamil semakin tinggi. Kemarin 20 persen (naik), gak oleh (tidak boleh) keluar rumah membuat hiburan di rumah," tuturnya.
Guna mengantisipasi angka kematian bayi yang tinggi seiring kehamilan yang meningkat ini Sutiaji telah meminta masyarakat untuk proaktif memeriksakan kesehatannya. Selain itu pembatasan aktivitas para ibu hamil dan keluarganya juga perlu untuk mengurangi resiko ibu hamil dan bayinya tertular COVID-19.
(msd)