Cegah COVID-19, Ridwan Kamil Minta Masyarakat Tetap Patuh 3M Meski Sudah Divaksin
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sudah 10 bulan pandemi COVID-19 melanda Indonesiam sejak kasus pertama di Maret 2020. Berbagai penanganan dilakukan, mulai dari penerapan protokol kesehatan, pembatasan sosial atau kegiatan, hingga saat ini sedang proses vaksinasi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, evaluasi yang dilakukan selama pandemi ternyata menunjukkan ada keputusan berhasil, kurang berhasil, dan masih perlu evaluasi. Menurutnya, hal itu dinamika yang wajar terjadi karena penanganan yang dilakukan mencakup hampir 50 juta penduduk di Jawa Barat.
"Segala keputusan yang diambil itu berdasarkan data-data kajian ilmiah yang ada di meja kami. Makanya, kita sadar bahwa pemahaman tentang COVID-19 masih proses pembelajaran," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu dalam diskusi virtual bertajuk vaksinasi COVID-19 , Perubahan Perilaku dan Diseminasi Informasi, Jumat (22/1/2021).
Berdasarkan evaluasi itu, Kang Emil mengklasifikasikan ada tiga jenis kelompok masyarakat. Pertama, kelompok yang tidak percaya COVID-19 dan yakin sebagai sebuah konspirasi.
Berikutnya yaitu yang menerima adanya COVID-19 , tetapi tidak mau beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan. Kelompok terakhir adalah masyarakat yang menerima atau percaya adanya COVID-19 dan mau beradaptasi.
"Belum semua menerima. Makanya, tugas kita sebagai pemerintah untuk melakukan itu agar masyarakat bisa menyadari terhadap pandemi ini dan mau patuh dengan mengikuti protokol kesehatan ," ujarnya.
Tugas itu juga termasuk program vaksinasi yang sedang dijalankan saat ini. Ia mencontohkan, pada saat uji klinis vaksin Sinovac di Bandung ternyata tidak ada yang mau menjadi relawan. Lantaran itu, Kang Emil bersama Kapolda Jawa Barat mendaftarkan diri menjadi relawan. Langkah itu rupanya diikuti hingga jumlah relawan yang terlibat mencapai lebih dari 1.600 orang dari berbagai kalangan dan profesi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, evaluasi yang dilakukan selama pandemi ternyata menunjukkan ada keputusan berhasil, kurang berhasil, dan masih perlu evaluasi. Menurutnya, hal itu dinamika yang wajar terjadi karena penanganan yang dilakukan mencakup hampir 50 juta penduduk di Jawa Barat.
"Segala keputusan yang diambil itu berdasarkan data-data kajian ilmiah yang ada di meja kami. Makanya, kita sadar bahwa pemahaman tentang COVID-19 masih proses pembelajaran," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu dalam diskusi virtual bertajuk vaksinasi COVID-19 , Perubahan Perilaku dan Diseminasi Informasi, Jumat (22/1/2021).
Berdasarkan evaluasi itu, Kang Emil mengklasifikasikan ada tiga jenis kelompok masyarakat. Pertama, kelompok yang tidak percaya COVID-19 dan yakin sebagai sebuah konspirasi.
Berikutnya yaitu yang menerima adanya COVID-19 , tetapi tidak mau beradaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan. Kelompok terakhir adalah masyarakat yang menerima atau percaya adanya COVID-19 dan mau beradaptasi.
"Belum semua menerima. Makanya, tugas kita sebagai pemerintah untuk melakukan itu agar masyarakat bisa menyadari terhadap pandemi ini dan mau patuh dengan mengikuti protokol kesehatan ," ujarnya.
Tugas itu juga termasuk program vaksinasi yang sedang dijalankan saat ini. Ia mencontohkan, pada saat uji klinis vaksin Sinovac di Bandung ternyata tidak ada yang mau menjadi relawan. Lantaran itu, Kang Emil bersama Kapolda Jawa Barat mendaftarkan diri menjadi relawan. Langkah itu rupanya diikuti hingga jumlah relawan yang terlibat mencapai lebih dari 1.600 orang dari berbagai kalangan dan profesi.