Bantu Korban Gempa, 21 Tenaga Kesehatan UB dan RSSA Diterbangkan ke Mamuju
loading...
A
A
A
MALANG - Tenaga kesehatan dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, dan Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, diberangkatkan menuju ke Mamuju, dan Majene, Sulawesi Barat, untuk membantu korban bencana gempa bumi .
Pelepasan sebanyak 21 tenaga kesehatan tersebut, dilakukan Rektor UB Malang, Nuhfil Hanani AR., Jumat (22/1/2021). Dia mengatakan, para tenaga kesehatan ini akan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat .
Keberangkatan tim gabungan Fakultas Kedokteran UB Malang, dan RSSA Malang , yang difasilitasi oleh Komandan Lanud Abdulrachman Saleh dengan pesawat angkut berat C-130 Hercules ini, menyusul dua anggota tim yang telah berangkat sehari sebelumnya.
Nuhfil mengapresiasi kerja sama antara UB, RSUB, RSSA, dan Lanud Abdulrachman Saleh, serta berpesan kepada Tim EMT untuk menjaga diri terutama pada masa pandemi COVID-19 ini.
"Terima kasih atas kerja sama berbagai pihak selama ini dalam kepeduliannya melakukan kegiatan sosial, terutama kegiatan yang tidak terduga seperti bencana gempa ini. Dan kami berharap tim EMT dapat mengikuti protokol kesehatan dengan baik, sehingga tim dapat bekerja menolong sesama dengan maksimal dan bisa kembali dengan sehat dan selamat," pungkasnya.
Pelapasan Tim Emergensi Medis atau Emergency Medical Team (EMT) ini, dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting yang diikuti oleh jajaran Wakil Rektor, perwakilan Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Dekan Fakultas, Direktur RSUD dr. Saiful Anwar beserta jajaran, dan Direktur RSUB beserta jajaran.
Ketua Tim EMT, Satria Pandu Persada Isma menyampaikan, agenda yang dilakukan di hari pertama ini adalah koordinasi dengan RSUD Provinsi Sulawesi Barat , melakukan orientasi terhadap pasien, serta melanjutkan rencana yang sudah disusun oleh tim sebelumnya dari Universitas Hasanudin Makassar.
Dekan FK UB Malang, Wisnu Barlianto dalam sambutannya menuturkan, UB memiliki tanggung jawab moral dalam menghadapi bencana ini dengan memberikan yang terbaik sesuai kompetensi yang dimiliki.
"Dalam fase tanggap darurat ini, kita berharap bisa membantu khususnya dalam pelayanan di bidang kesehatan. Dan Ini bukan yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya kami pernah membantu bencana di Palu, dan Lombok. Insya Allah tim EMT selalu solid dan siap sedia dalam penanganan bencana," katanya.
Hal senada disampaikan Direktur RSSA Malang, Kohar Hari Santoso, di mana konsep dasar sebuah rumah sakit harus mempunyai Hospital Disaster and Epidemic Plan. "Rumah sakit ada bukan hanya untuk sekedar menolong orang yang datang ke RS, tetapi juga menolong mereka yang berada di luar RS yang mengalami musibah karena bencana. Semoga teman-teman tim bisa melakukan pekerjaaannya dengan aman, lancar, dan barokah," ucapnya.
Mewakili Komandan TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Mayor Sufriadi menyatakan TNI AU siap mendukung misi kemanusiaan penanggulangan bencana ini. Baik berupa pendistribusian logistik, tenaga kesehatan atau relawan.
Tim EMT akan berada di Mamuju, selama delapan hari. Total tenaga kesehatan yang diberangkatkan adalah 23 orang yang terdiri dari 13 dokter dan 10 perawat, dengan berbagai spesialisasi, yaitu Emergency Medicine (2 orang), Ilmu Penyakit Dalam (1 orang), Orthopedi (5 orang), Anastesi dan Terapi Intensif (4 orang), Ilmu Kesehatan Anak (1 orang), Manajeman Bencana (1 orang), Perawat Anastesi (2 orang), Perawat IGD (3 orang). Perawat IBS (2 orang), Perawat Ilmu Kesehatan Anak (1 orang), dan Perawat Ilmu Penyakit Dalam (1 orang).
Lihat Juga: Skema Terburuk DPR Sahkan RUU Pilkada, Pakar Hukum UB: Hasil Pemilihan Bisa Dibatalkan MK
Pelepasan sebanyak 21 tenaga kesehatan tersebut, dilakukan Rektor UB Malang, Nuhfil Hanani AR., Jumat (22/1/2021). Dia mengatakan, para tenaga kesehatan ini akan memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat .
Keberangkatan tim gabungan Fakultas Kedokteran UB Malang, dan RSSA Malang , yang difasilitasi oleh Komandan Lanud Abdulrachman Saleh dengan pesawat angkut berat C-130 Hercules ini, menyusul dua anggota tim yang telah berangkat sehari sebelumnya.
Nuhfil mengapresiasi kerja sama antara UB, RSUB, RSSA, dan Lanud Abdulrachman Saleh, serta berpesan kepada Tim EMT untuk menjaga diri terutama pada masa pandemi COVID-19 ini.
"Terima kasih atas kerja sama berbagai pihak selama ini dalam kepeduliannya melakukan kegiatan sosial, terutama kegiatan yang tidak terduga seperti bencana gempa ini. Dan kami berharap tim EMT dapat mengikuti protokol kesehatan dengan baik, sehingga tim dapat bekerja menolong sesama dengan maksimal dan bisa kembali dengan sehat dan selamat," pungkasnya.
Pelapasan Tim Emergensi Medis atau Emergency Medical Team (EMT) ini, dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting yang diikuti oleh jajaran Wakil Rektor, perwakilan Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Dekan Fakultas, Direktur RSUD dr. Saiful Anwar beserta jajaran, dan Direktur RSUB beserta jajaran.
Ketua Tim EMT, Satria Pandu Persada Isma menyampaikan, agenda yang dilakukan di hari pertama ini adalah koordinasi dengan RSUD Provinsi Sulawesi Barat , melakukan orientasi terhadap pasien, serta melanjutkan rencana yang sudah disusun oleh tim sebelumnya dari Universitas Hasanudin Makassar.
Dekan FK UB Malang, Wisnu Barlianto dalam sambutannya menuturkan, UB memiliki tanggung jawab moral dalam menghadapi bencana ini dengan memberikan yang terbaik sesuai kompetensi yang dimiliki.
"Dalam fase tanggap darurat ini, kita berharap bisa membantu khususnya dalam pelayanan di bidang kesehatan. Dan Ini bukan yang pertama kali dilakukan. Sebelumnya kami pernah membantu bencana di Palu, dan Lombok. Insya Allah tim EMT selalu solid dan siap sedia dalam penanganan bencana," katanya.
Hal senada disampaikan Direktur RSSA Malang, Kohar Hari Santoso, di mana konsep dasar sebuah rumah sakit harus mempunyai Hospital Disaster and Epidemic Plan. "Rumah sakit ada bukan hanya untuk sekedar menolong orang yang datang ke RS, tetapi juga menolong mereka yang berada di luar RS yang mengalami musibah karena bencana. Semoga teman-teman tim bisa melakukan pekerjaaannya dengan aman, lancar, dan barokah," ucapnya.
Mewakili Komandan TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Mayor Sufriadi menyatakan TNI AU siap mendukung misi kemanusiaan penanggulangan bencana ini. Baik berupa pendistribusian logistik, tenaga kesehatan atau relawan.
Tim EMT akan berada di Mamuju, selama delapan hari. Total tenaga kesehatan yang diberangkatkan adalah 23 orang yang terdiri dari 13 dokter dan 10 perawat, dengan berbagai spesialisasi, yaitu Emergency Medicine (2 orang), Ilmu Penyakit Dalam (1 orang), Orthopedi (5 orang), Anastesi dan Terapi Intensif (4 orang), Ilmu Kesehatan Anak (1 orang), Manajeman Bencana (1 orang), Perawat Anastesi (2 orang), Perawat IGD (3 orang). Perawat IBS (2 orang), Perawat Ilmu Kesehatan Anak (1 orang), dan Perawat Ilmu Penyakit Dalam (1 orang).
Lihat Juga: Skema Terburuk DPR Sahkan RUU Pilkada, Pakar Hukum UB: Hasil Pemilihan Bisa Dibatalkan MK
(eyt)