Gandeng Korps Marinir, Alit Indonesia Kirim Donasi untuk Korban Bencana di Mamuju
loading...
A
A
A
SURABAYA - Yayasan Alit Indonesia yang berfokus pada perlindungan anak yang berbasis di Surabaya bekerja sama dengan Resimen Artileri 2 Pasmar 2 Korps Marinir mengumpulkan dan mengirimkan donasi bagi warga yang tertimpa bencana alam di Mamuju, Sulawesi Barat dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (21/1/2021).
Mereka mendonasikan 150 paket sembako , 100 botol sabun mandi, 18 liter hand sanitizer, 1000 masker untuk anak-anak, serta beberapa selimut. Donasi itu dihimpun dari masyakarat dalam 24 jam terakhir. Baik secara pribadi maupun organisasi juga berhasil dikumpulkan tambahan puluhan paket sembako, beras, mi instan, baju layak pakai untuk dewasa dan anak-anak, perlengkapan mandi dan juga masker.
Alit Indonesia sendiri memprioritaskan donasi berupa barang agar segera bisa didistribusikan kepada yang membutuhkan. Seluruh donasi ini akan diberangkatkan dari Surabaya dengan KRI Koarmada II TNI AL.
"Gerakan kemanusiaan ini tercetus ketika para anggota kami bertugas di wilayah bencana dan melihat sendiri masyarakat di sana sangat membutuhkan bantuan. Kesatuan TNI AL lalu mengorginisir bantuan dari wilayah-wilayah lain. Donasi dikumpulkan dari para anggota dan juga mengetuk hati masyarakat lain untuk tergerak membantu," kata Kolonel Marinir Aris Budiadi, perwakilan dari Resimen Artileri 2 Pasmar 2 Korps Marinir.
Sementara itu, Program Manager Alit Indonesia, Rakai Kurmavatara mengatakan, Alit Indonesia terus berkomitmen pada gerakan kemanusiaan . Sejak adanya informasi dari Korps Marinir langsung ditindaklanjuti dengan meneruskan informasi tentang barang-barang yang dibutuhkan kepada para jejaring.
"Relawan kami bergerak, meskipun kita tahu bahwa saat ini semua sedang dalam kondisi sulit karena pandemi, tetapi kami ikut senang, dalam waktu singkat, banyak yang masih ingin terlibat mengumpulkan bantuan untuk sesama," katanya.
Bantuan yang sudah dihimpun dikirim ke Mamuju, Sulawesi Barat yang diguncang gempa pada 14 Januari lalu. Gempa berkekuatan 5,9 SR itu menimbulkan korban jiwa, korban luka dan menghancurkan banyak bangunan membuat masyarakat banyak sekali kehilangan tempat tinggal. Di waktu yang bersamaan, Kalimantan Selatan juga terendam banjir. Kabupaten Banjar adalah wilayah terparah, hingga hari ini banjir belum juga reda.
Mereka mendonasikan 150 paket sembako , 100 botol sabun mandi, 18 liter hand sanitizer, 1000 masker untuk anak-anak, serta beberapa selimut. Donasi itu dihimpun dari masyakarat dalam 24 jam terakhir. Baik secara pribadi maupun organisasi juga berhasil dikumpulkan tambahan puluhan paket sembako, beras, mi instan, baju layak pakai untuk dewasa dan anak-anak, perlengkapan mandi dan juga masker.
Alit Indonesia sendiri memprioritaskan donasi berupa barang agar segera bisa didistribusikan kepada yang membutuhkan. Seluruh donasi ini akan diberangkatkan dari Surabaya dengan KRI Koarmada II TNI AL.
"Gerakan kemanusiaan ini tercetus ketika para anggota kami bertugas di wilayah bencana dan melihat sendiri masyarakat di sana sangat membutuhkan bantuan. Kesatuan TNI AL lalu mengorginisir bantuan dari wilayah-wilayah lain. Donasi dikumpulkan dari para anggota dan juga mengetuk hati masyarakat lain untuk tergerak membantu," kata Kolonel Marinir Aris Budiadi, perwakilan dari Resimen Artileri 2 Pasmar 2 Korps Marinir.
Sementara itu, Program Manager Alit Indonesia, Rakai Kurmavatara mengatakan, Alit Indonesia terus berkomitmen pada gerakan kemanusiaan . Sejak adanya informasi dari Korps Marinir langsung ditindaklanjuti dengan meneruskan informasi tentang barang-barang yang dibutuhkan kepada para jejaring.
"Relawan kami bergerak, meskipun kita tahu bahwa saat ini semua sedang dalam kondisi sulit karena pandemi, tetapi kami ikut senang, dalam waktu singkat, banyak yang masih ingin terlibat mengumpulkan bantuan untuk sesama," katanya.
Bantuan yang sudah dihimpun dikirim ke Mamuju, Sulawesi Barat yang diguncang gempa pada 14 Januari lalu. Gempa berkekuatan 5,9 SR itu menimbulkan korban jiwa, korban luka dan menghancurkan banyak bangunan membuat masyarakat banyak sekali kehilangan tempat tinggal. Di waktu yang bersamaan, Kalimantan Selatan juga terendam banjir. Kabupaten Banjar adalah wilayah terparah, hingga hari ini banjir belum juga reda.
(eyt)