Di Terjang Pandemi COVID-19, Investasi di Surabaya Tembus Rp64 Triliun

Rabu, 20 Januari 2021 - 23:16 WIB
loading...
Di Terjang Pandemi COVID-19,...
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya, M. Taswin menjelaskan tentang investasi di Surabaya. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Investasi di Kota Surabaya , tetap melonjak meski di tengah pandemi COVID-19. Tercatat, sepanjang 2020 capaian investasi di Kota Pahlawan tembus Rp64 triliun. Capaian ini melebihi target tahunan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, di angka Rp63 triliun.



Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya, M. Taswin menuturkan, pandemi COVID-19 tidak begitu mempengaruhi kinerja investasi di Kota Surabaya. Sebab, nilai investasi yang masuk ke Kota Pahlawan selama 2020, sudah melebihi target yang ditetapkan Rp63 triliun. "Kalau persentasenya, capaian investasi di tahun 2020 mencapai 100,70 persen," kata Taswin ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Rabu (20/1/2021).



Ia melanjutkan, nilai investasi yang masuk ke Surabaya, sudah melebihi pencapaian tahun sebelumnya. Apalagi target investasi 2019 sebesar Rp53 triliun dan realisasinya mencapai Rp62 triliun. Kemudian target investasi 2020 dinaikkan menjadi Rp63 triliun dan realisasinya mencapai Rp64 triliun. "Itu artinya, jika dibanding tahun lalu, Surabaya masih ada peningkatan investasi , meskipun kita berada di tengah pandemi," ucapnya.



Taswin membeberkan, nilai investasi sebesar Rp64 triliun itu berasal dari dua jenis. Pertama dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,5 triliun. Kedua dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terdiri dari PMDN fasilitas sebesar Rp20,63 triliun dan PMDN non-fasilitas sebesar Rp41,92 triliun.

"Jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, memang PMA kita ada penurunan karena tahun 2019 mencapai Rp 2,44 triliun, dan tahun 2020 hanya Rp1,5 triliun. Tapi yang naik tahun 2020 adalah PMDN-nya, terutama yang PMDN fasilitas sebesar Rp20,63 triliun, dan tahun 2019 hanya 16,77 triliun. Jadi, yang PMDN fasilitas ini naiknya sangat tinggi," tegasnya.

Taswin juga menjelaskan lima sektor yang mendominasi PMA tahun 2020. Pertama, transportasi, gudang dan telekomunikasi. Kedua, perdagangan dan reparasi. Ketiga industri makanan. Keempat konstruksi. Dan yang kelima kesehatan.



Sedangkan lima sektor yang mendominasi PMDN fasilitas tahun 2020 adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi. Industri makanan. Listrik, gas dan air. Perdagangan dan reparasi. Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

Sementara lima sektor yang mendominasi PMDN non-fasilitas tahun 2020 adalah perdagangan dan reparasi. Konstruksi. Perumahan, kawasan industri dan perkantoran. Transportasi, gudang dan telekomunikasi. Hotel dan restoran.

Di samping itu, ia juga memastikan bahwa investasi di Surabaya lebih banyak didorong oleh perkembangan UMKM yang terus meningkat hingga saat ini. Bahkan, ia juga memastikan bahwa UMKM ini tidak terlalu terpengaruh kondisi pandemi COVID-19. "UMKM ini malah survive di Surabaya," sambungnya.



Selain itu, pihaknya juga terus mempromosikan produk UMKM itu. Salah satunya dengan pameran virtual, promosi di berbagai media, termasuk brosur dan media promosi lainnya. "Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan pameran tatap muka, maka kami gelar dengan virtual. Kami terus promosikan produk UMKM itu," katanya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)