Vaksinasi di Jateng, 540 Nakes Ditunda dan 285 Tak Hadir
loading...
A
A
A
SEMARANG - Proses vaksinasi di Jawa Tengah ( Jateng ) sudah berlangsung sejak 14 Januari lalu, setidaknya sudah ada 4.415 tenaga kesehatan ( nakes ) atau 13,2% dari total kurang lebih 30.000 nakes yang menerima vaksin tahap pertama ini.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyebutkan, total 4.415 nakes tersebut dari 3 daerah yakni Kota dan Kabupaten Semarang serta Kota Solo. “Jadi pelaksanaan sampai tanggal 19 kemarin, di Kota Semarang sudah 2.219 (nakes) jadi kurang lebih 11,8%, Kabupaten Semarang 655 (nakes) sekitar 16%, lalu Kota Solo 1.541 ini 15%, sehingga rata-rata kita sudah 13,2%. Total yang sudah divaksin 4.415 itu data terakhir sampai dengan jam 14.00 WIB kemarin,” katanya, Rabu (20/1/2021).
Menurut dia, dari total 4.000-an nakes yang menerima vaksinasi tersebut sempat mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang beragam. Ada yang pingsan, mata memerah dan bengkak, gatal pada area suntik, lengan pegal hingga mual dan muntah.
“Ada yang nyeri lengan mual muntah dan semrepet. Trus kemudian ada yang berdebar, ngantuk paling banyak. Tapi sampai hari ini (KIPI-nya) tidak ada yang berlanjut,” ujarnya.
Selain itu, Ganjar juga menjelaskan bahwa hingga tanggal 19 Januari kemarin, ada total 540 nakes yang harus ditunda vaksinnya karena memiliki komorbid dan 285 nakes yang tidak hadir. “Ini kemarin sudah dicek yang tidak hadir karena lagi ada tugas, terus rumit data input, trus kita hari ini rapat membuat terobosan itu,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, hasil pengecekan pihaknya hingga hari ini, para nakes yang harus ditunda dan komorbid tersebut karena berhalangan seperti ada tugas atau sedang menjalani program kehamilan.
“Komorbid paling tinggi hipertensi. Lalu kemudian yang tidak hadir itu kita pastikan karena mereka sedang bertugas dan tidak ada yang declare menolak untuk divaksin,” tandasnya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyebutkan, total 4.415 nakes tersebut dari 3 daerah yakni Kota dan Kabupaten Semarang serta Kota Solo. “Jadi pelaksanaan sampai tanggal 19 kemarin, di Kota Semarang sudah 2.219 (nakes) jadi kurang lebih 11,8%, Kabupaten Semarang 655 (nakes) sekitar 16%, lalu Kota Solo 1.541 ini 15%, sehingga rata-rata kita sudah 13,2%. Total yang sudah divaksin 4.415 itu data terakhir sampai dengan jam 14.00 WIB kemarin,” katanya, Rabu (20/1/2021).
Menurut dia, dari total 4.000-an nakes yang menerima vaksinasi tersebut sempat mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang beragam. Ada yang pingsan, mata memerah dan bengkak, gatal pada area suntik, lengan pegal hingga mual dan muntah.
“Ada yang nyeri lengan mual muntah dan semrepet. Trus kemudian ada yang berdebar, ngantuk paling banyak. Tapi sampai hari ini (KIPI-nya) tidak ada yang berlanjut,” ujarnya.
Selain itu, Ganjar juga menjelaskan bahwa hingga tanggal 19 Januari kemarin, ada total 540 nakes yang harus ditunda vaksinnya karena memiliki komorbid dan 285 nakes yang tidak hadir. “Ini kemarin sudah dicek yang tidak hadir karena lagi ada tugas, terus rumit data input, trus kita hari ini rapat membuat terobosan itu,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, hasil pengecekan pihaknya hingga hari ini, para nakes yang harus ditunda dan komorbid tersebut karena berhalangan seperti ada tugas atau sedang menjalani program kehamilan.
“Komorbid paling tinggi hipertensi. Lalu kemudian yang tidak hadir itu kita pastikan karena mereka sedang bertugas dan tidak ada yang declare menolak untuk divaksin,” tandasnya.
(nic)