11 Warga Banten Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Satu Bayi
loading...
A
A
A
SERANG - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Banten, mencatat data manifest ada 11 warga asal Banten yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 jurusan Jakarta-Pontianak, Sabtu (9/1/2021). Diketahui, bahwa pesawat jenis Boeing 737 ini hilang kontak 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Sekretaris Dishub Provinsi Banten Herdi Jauhari mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan data secara utuh. Berdasarkan data manifest, hanya disebutkan nama dan asal kabupaten atau kota. "Mungkin update melalui TV saja kang. Hanya data asal penumpang itu," katanya kepada wartawan, Senin (11/1/2021).
Dari data pertanggal 10 Januari 2021, tercatat ada 11 warga asal Banten yang dijadwalkan mengikuti penerbangan dari pesawat Sriwijaya Air yang jatuh.
Data warga Banten itu, terdiri dari dua crew pesawat dan sembilan orang penumpang. Di antaranya, Dhika (INST) (SFA) seorang crew asal Tangerang dan Mia Tresetyani (FA) seorang crew asal Tangerang.
Sedangkan, Arneta Fauzia perempuan berasal dari Serang serta anak bayinya bernama Fao Nuntius Zai. Kemudian, Zurisya Zuar Zai perempuan asal Serang, Umbu Kristin Zai perempuan asal Serang, Rusni perempuan disebutkan asal Banten, Xcu Fa Grislend Gloria Natalies perempuan asal Tangerang, Rahmania Ekananda perempuan asal Tangerang Selatan, Iuskandar pria asal Tangerang dan Nelly perempuan asal Tangerang. (Baca: Diduga Korupsi, Mantan Direktur PDAU Salatiga Ditahan Kejaksaan).
Ia menyebutkan, tidak ada tim khusus dari Dishub Banten yang turut mencari korban jatuh pesawat. Sebab, tim pencarian utama berpusat kepada Basarnas, TNI dan Polisi. "Tidak ada (Dishub Banten dikirim untuk ikut mencari korban). Basarnas, TNI dan Polisi yang utama. Terkait pencarian warga Banten bersamaan dengan yang penumpang SJ 182 lainnya oleh Basarnas dan lain-lain," ungkapnya. (Baca: Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Positif COVID-19, Begini Kondisinya).
Herdi menuturkan, bagi keluarga korban asal Banten yang hendak mencari anggota keluarganya, diharapkan datang ke Crisis Center di Bandara Soetta atau di Bandara Supadio (Pontianak) untuk test DNA. "Sehubungan banyak korban yang tidak utuh, maka orang tua/saudara kandungnya diminta datang ke Crisis Center di Bandara Soetta atau di bandara Supadio (Pontianak) untuk test DNA," pungkasnya.
Sekretaris Dishub Provinsi Banten Herdi Jauhari mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan data secara utuh. Berdasarkan data manifest, hanya disebutkan nama dan asal kabupaten atau kota. "Mungkin update melalui TV saja kang. Hanya data asal penumpang itu," katanya kepada wartawan, Senin (11/1/2021).
Dari data pertanggal 10 Januari 2021, tercatat ada 11 warga asal Banten yang dijadwalkan mengikuti penerbangan dari pesawat Sriwijaya Air yang jatuh.
Data warga Banten itu, terdiri dari dua crew pesawat dan sembilan orang penumpang. Di antaranya, Dhika (INST) (SFA) seorang crew asal Tangerang dan Mia Tresetyani (FA) seorang crew asal Tangerang.
Sedangkan, Arneta Fauzia perempuan berasal dari Serang serta anak bayinya bernama Fao Nuntius Zai. Kemudian, Zurisya Zuar Zai perempuan asal Serang, Umbu Kristin Zai perempuan asal Serang, Rusni perempuan disebutkan asal Banten, Xcu Fa Grislend Gloria Natalies perempuan asal Tangerang, Rahmania Ekananda perempuan asal Tangerang Selatan, Iuskandar pria asal Tangerang dan Nelly perempuan asal Tangerang. (Baca: Diduga Korupsi, Mantan Direktur PDAU Salatiga Ditahan Kejaksaan).
Ia menyebutkan, tidak ada tim khusus dari Dishub Banten yang turut mencari korban jatuh pesawat. Sebab, tim pencarian utama berpusat kepada Basarnas, TNI dan Polisi. "Tidak ada (Dishub Banten dikirim untuk ikut mencari korban). Basarnas, TNI dan Polisi yang utama. Terkait pencarian warga Banten bersamaan dengan yang penumpang SJ 182 lainnya oleh Basarnas dan lain-lain," ungkapnya. (Baca: Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Positif COVID-19, Begini Kondisinya).
Herdi menuturkan, bagi keluarga korban asal Banten yang hendak mencari anggota keluarganya, diharapkan datang ke Crisis Center di Bandara Soetta atau di Bandara Supadio (Pontianak) untuk test DNA. "Sehubungan banyak korban yang tidak utuh, maka orang tua/saudara kandungnya diminta datang ke Crisis Center di Bandara Soetta atau di bandara Supadio (Pontianak) untuk test DNA," pungkasnya.
(nag)