Jika AS Stop Hubungan dengan China, Uang Negara akan Selamat

Jum'at, 15 Mei 2020 - 09:53 WIB
loading...
Jika AS Stop Hubungan dengan China, Uang Negara akan Selamat
Langkah Amerika Serikat (AS) memutuskan hubungan dengan negara China dapat menghemat uang negara sebesar USD500 miliar. Jika itu terjadi, uang negara AS diklaim akan selamat. Foto : SINDOnews/Doc
A A A
WASHINGTON - Langkah Amerika Serikat (AS) memutuskan hubungan dengan negara China dapat menghemat uang negara sebesar USD500 miliar. Jika itu terjadi, uang negara AS diklaim akan selamat.

"Sekarang, jika kamu melakukannya, apa yang akan terjadi?" Dia bertanya. "Anda akan menghemat USD500 miliar jika Anda memutuskan seluruh hubungan," tukas Presiden AS, Donald Trump.

Ia mengaku langkah itu juga dapat dilakukan sewaktu-waktu. "Kita bisa memutus seluruh hubungan," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (15/05/2020).

Baca : Meski Miliki Senjata Nuklir Canggih, AS Tetap Tak Berdaya Lindungi Diri dari Covid-19

Sebelum pandemi virus Corona baru, Trump telah lama mengkritik China, bahkan sebelum berkuasa di Gedung Putih. Trump telah berulang kali mengungkapkan kekhawatirannya tentang defisit perdagangan antara kedua negara. Hal ini dikarenakan AS secara historis telah mengimpor lebih banyak secara signifikan dari negara Asia itu daripada yang telah diekspor ke negara tersebut.

Hal ini mendorong Trump menambahkan tarif ke ratusan miliar barang China mulai pertengahan 2018, yang membuat Beijing merespons dengan barang. Situasi meningkat menjadi perang dagang yang diperkirakan oleh para analis telah merugikan ratusan ribu pekerjaan AS dan memaksa importir Amerika untuk membayar miliaran lebih banyak daripada yang harus mereka bayar dengan tarif. Tetapi situasi itu tampaknya akan selesai pada pertengahan Januari, dengan penandatanganan perjanjian perdagangan fase satu yang baru.

AS dan banyak negara lain telah menjadi semakin kritis terhadap China di tengah pandemi virus Corona baru yang sedang berlangsung, yang pertama kali muncul di kota Wuhan di China.

China dituduh menutupi tingkat wabah dan dianggap gagal memberikan informasi secara transparan tentang seberapa serius virus tersebut. China telah berusaha untuk menolak kritik ini dan mengklaim bahwa pemerintahan Trump berusaha untuk menghindari kritik terhadap responsnya terhadap krisis Corona.

Pemerintahan Trump saat ini memang tengah dihujani kritik setelah AS tercatat sebagai dengan jumlah kasus infeksi dan kematian akibat virus Corona tertinggi di dunia. Trump tidak menganggap serius wabah Corona hingga Februari lalu. Ia bahkan menyebut virus itu akan menghilang dengan sendirinya.

Namun di mata para pendukungnya, Trump telah bertindak cepat dengan menerapkan pembatasan perjalanan pada orang asing yang telah mengunjungi China.

China jtelah menghadapi kritik internasional yang signifikan terhadap penanganan virusnya, terutama karena fakta bahwa para pejabat China awalnya menutupi wabah tersebut, bahkan menahan dokter yang mengungkapkan kekhawatirannya setelah wabah Corona meningkat di Wuhan.

Newsweek juga melaporkan pada hari Selasa bahwa laporan CIA telah menilai bahwa China mengancam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Januari, mendesaknya untuk tidak mengumumkan darurat kesehatan global.

"Beberapa orang di AS gagal memerangi wabah itu sendiri dan gagal mempercayai rakyat Amerika. Tetapi mereka belum membuat refleksi tentang bagaimana meningkatkan pekerjaan mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijia.

"Kami mendesak AS untuk berhenti memfitnah dan mendiskreditkan China, berhenti mempromosikan tuntutan yang tidak relevan, dan memainkan permainan menyalahkan yang tidak masuk akal ini. Mengenai apakah China memiliki tindakan disipliner, saya tidak memiliki komentar lebih lanjut," tambah Zhao seperti diberitakan media berbasis di Hong Kong, South China Morning Post.
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2207 seconds (0.1#10.140)