Bau Menyengat 1 Km, Bangkai Paus Balin Terdampar di Pesisir Aceh Besar
loading...
A
A
A
ACEH BESAR - Warga Pesisir Lambaro Neujid, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar menemukan bangkai ikan paus balin atau baleen whale dengan kondisi telah membusuk di bibir pantai. Diperkirakan ikan paus tersebut telah terdampar sejak 20 hari lalu dan baru diketahui oleh warga saat menjaring ikan.
(Baca juga: 97 Paus Pilot dan 3 Lumba-lumba Mati Terdampar Massal di Selandia Baru)
Kondisinya telah mengeluarkan bau menyengat dan tercium hingga 1 kilometer lebih. Penemuan bangkai paus berukuran besar tersebut pertama diketahui warga saat sedang mencari ikan. Ukurannya di perkirakan mencapai 7 meter dan lebar 2 meter. Bangkai paus balin tersebut kondisinya hanya tersisa kulit dan tulang belulang.
(Baca juga: Sebelum Tusuk 2 Anggota TNI, Kelompok Pemuda di Rejang Lebong Pesta Miras)
BPSPL Padang dan peneliti dari Unsyiah tersebut tidak bisa lagi melakukan nekropsi atau pembedahan pada bangkai paus balin tersebut karena telah lama membusuk dan hanya menyisakan kulit dan tulang belulang.
Dugaan sementara paus tersebut mati di tengah laut dan terdampar ke pesisir pantai Desa Lambaro Neujid. Lokasi terdamparnya paus balin ini jauh dari pemukiman dan jalan lintasan warga.
Warga Desa Lambaro Neujid, Rahmi Fajri mengatakan, paus tersebut terseret ke bibir pantai sejak 20 hari lalu, saat pasang purnama. “Diduga sudah mati di tengah laut karena berkelahi dengan kawanannya dan terdampar ke bibir pantai. Baunya sangat menyengat saat terik matahari,” katanya, Senin (4/1/2021).
Bangkai tersebut langsung di kuburkan di lokasi secara manual. Rencananya sekitar empat bulan ke depan akan di gali kembali untuk penelitian lanjutan. Warga berharap tulang belulang paus balin tersebut bisa di jadikan meseum sebagai bahan edukasi untuk warga sekitar.
Diketahui paus balin sangat jarang ditemukan dan ditetapkan sebagai spesies yang terancam punah.
(Baca juga: 97 Paus Pilot dan 3 Lumba-lumba Mati Terdampar Massal di Selandia Baru)
Kondisinya telah mengeluarkan bau menyengat dan tercium hingga 1 kilometer lebih. Penemuan bangkai paus berukuran besar tersebut pertama diketahui warga saat sedang mencari ikan. Ukurannya di perkirakan mencapai 7 meter dan lebar 2 meter. Bangkai paus balin tersebut kondisinya hanya tersisa kulit dan tulang belulang.
(Baca juga: Sebelum Tusuk 2 Anggota TNI, Kelompok Pemuda di Rejang Lebong Pesta Miras)
BPSPL Padang dan peneliti dari Unsyiah tersebut tidak bisa lagi melakukan nekropsi atau pembedahan pada bangkai paus balin tersebut karena telah lama membusuk dan hanya menyisakan kulit dan tulang belulang.
Dugaan sementara paus tersebut mati di tengah laut dan terdampar ke pesisir pantai Desa Lambaro Neujid. Lokasi terdamparnya paus balin ini jauh dari pemukiman dan jalan lintasan warga.
Warga Desa Lambaro Neujid, Rahmi Fajri mengatakan, paus tersebut terseret ke bibir pantai sejak 20 hari lalu, saat pasang purnama. “Diduga sudah mati di tengah laut karena berkelahi dengan kawanannya dan terdampar ke bibir pantai. Baunya sangat menyengat saat terik matahari,” katanya, Senin (4/1/2021).
Bangkai tersebut langsung di kuburkan di lokasi secara manual. Rencananya sekitar empat bulan ke depan akan di gali kembali untuk penelitian lanjutan. Warga berharap tulang belulang paus balin tersebut bisa di jadikan meseum sebagai bahan edukasi untuk warga sekitar.
Diketahui paus balin sangat jarang ditemukan dan ditetapkan sebagai spesies yang terancam punah.
(shf)